Dalam berinteraksi dengan sesama manusia, ada yang sesuai harapan dan ada yang tidak sesuai bahkan ada yang menyakitkan kita. Yang sesuai, syukuri. Yang tidak sesuai jadikan itu sebagai ujian kesabaran.
Firman Allah swt dalam Al Quran Surat Al Baqarah 214:
Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk syurga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?
Salah satu cobaan dalam berinteraksi dengan rekan kerja, mitra kerja, client adalah KESABARAN.
Ajukan 3 pertanyaan saat menghadapi ujian kesabaran:
Pertama, apa yang perlu saya syukuri dari atau karena kejadian ini? Semakin banyak yang bisa disyukuri akan semakin melapangkan hati kita. Pertanyaan ini akan membuat kita semakin baik secara perasaan. Lanjutkan ke pertanyaan kedua agar kita semakin baik akhlak dan kepribadian kita.
Kedua, apa yang harus saya pelajari dari kejadian ini agar menjadi lebih berkualitas? lebih sukses? lebih mulia? lebih sehat? lebih beriman? Pertanyaan ini akan membuat kita bertumbuh lebih baik meskipun kejadiannya tidak baik menurut kita. Lanjutkan dengan pertanyaan ketiga agar kita menjadi orang yang semakin SuksesMulia.
Ketiga, apa yang harus saya lakukan yang membuat saya: merasa lebih baik? menjadi lebih baik? Orang banyak menjadi lebih baik? saya semakin mendapat cinta-Nya?
Latihlah menjawab ketiga pertanyaan tersebut di atas saat kita menghadapi ujian KESABARAN. Semoga kita semua lulus ujian ini.
Saat saya dan tim gagal meluncurkan produk DNA SuksesMulia Entertainment dan kami mengalami kerugian milyaran rupiah, saya ajukan tiga pertanyaan tersebut.
Pertama, Apa yang perlu saya syukuri dari kejadian ini? Awalnya susah ditemukan, namanya juga rugi, he…he…he…Namun akhirnya saya menemukan banyak hal yang perlu saya syukuri.
Beberapa diantaranya: saya jadi belajar teater, dapat ilmu baru dalam menginspirasi orang, punya lagu baru ciptaan tim sendiri untuk kegiatan training, terlatih bicara tanpa slide, punya dua jas baru rancangan tailor ternama, terbiasa dengan disiplin waktu saat berbagi inspirasi, dan masih banyak lagi yang bisa syukuri saat itu.
Saya pun mengajukan pertanyaan kedua, apa yang saya pelajari dari kejadian ini agar agar menjadi lebih berkualitas? lebih sukses? lebih mulia? lebih sehat? lebih beriman?
Jawaban yang saya dapatkan dari pertanyaan ini: saya lebih cocok fokus menjadi bisnis-man bukan seniman, saya berkomitmen menjual produk pengembangan diri yang memberi solusi bukan hanya menghibur, efisiensi itu penting dalam bisnis.
Dan jawaban pertanyaan ketigalah yang membuat saya dan tim melakukan banyak pembenahan. Kami tidak lagi jualan modul tetapi solusi bagi client kami. Setiap produk pengembangan SDM yang kami keluarkan mempertimbangkan biaya-biaya yang muncul dan memberatkan client, kami lebih fokus pada DAMPAK yang bisa kami berikan kepada client. Dan masih banyak hal positif yang mempengaruhi perilaku dan tindakan kami.
Apabila setiap ujian kesabaran kita sikapi dengan tiga pertayaan tersebut. Kita berpeluang besar semakin SuksesMulia di dunia dan surga pun menanti kehadiran kita. Ya, surga untuk mereka yang beriman dan tahan uji. Mau menjadi penghuninya?
SuksesMulia
Jamil Azzaini