Duhai Sang Maha Kekasih,
Menjelang bulan suci Ramadhan 1442 H, izinkan aku menuliskan surat ini kepada-Mu sebagai bentuk rindu dan cintaku yang membuncah kepada-Mu. Izinkan aku memanggil-Mu Kekasih, karena aku memang benar-benar sangat mencintai-Mu. Meski mungkin perlakuanku kepada-Mu masih belum mencerminkan bahwa aku benar-benar jatuh cinta kepada-Mu. Maafkan aku, ampuni aku.
Sejujurnya, terkadang aku masih “berselingkuh” dengan yang lain. Aku masih sering tergoda untuk lebih memprioritaskan yang lain, baik itu pekerjaanku, bisnisku, dan urusan duniaku. Namun demikian, kau tetap memberiku berbagai nikmat tanpa batas. Engkau masih izinkan aku menghirup udara dari-Mu, Engkau kirimkan rezeki setiap kuminta. Engkau tanamkan perasaan bahagia yang semakin menggelora dalam jiwa. Kebaikan-Mu tak bisa ku eja, tak bisa kuhitung.
Bahkan Engkau sering memberi hadiah tak terduga kepadaku, hadiah yang sangat sesuai dengan kebutuhanku. Untuk itu, maafkan atas keegoisanku. Ampuni aku, karena aku telah berani menghianati cinta-Mu kepadaku.
Duhai Yang Maha Tahu
Selingkuhku bukan hanya itu. Tatkala aku mencapai sesuatu, aku pernah merasa bahwa itu bukan karena-Mu tetapi semua karena ilmuku, kehebatanku, keahlianku, kemampuanku. Persis seperti sikap Qorun yang angkuh. Karena keangkuhannya, Qorun akhirnya Engkau tenggelamkan ke dalam bumi. Ampuni aku dan tetap bimbinglah aku, agar aku tidak Engkau benamkan ke bumi. Namun sebaliknya, Engkau menolong aku agar aku termasuk orang yang memakmurkan dan mensejahterakan bumi.
Aku juga pernah punya sikap yang Engkau benci, yaitu sombong. Merasa lebih sukses dan merasa lebih hebat dibandingkan yang lain. Aku pernah menolak nasehat karena merasa lebih mulia dibandingkan orang yang memberi nasehat. Ini berarti aku pernah punya sifat seperti “iblis”, sombong. Sehingga Engkau mengusir iblis dari surga. Dengan kerendahan hati, aku mohon jangan Engkau “usir” aku dari hadapan-Mu. Aku tidak mau menjadi iblis dalam wujud manusia.
Duhai Kekasihku,
Ramadhan 1442 telah tiba. Aku mohon kepada-Mu, izinkan Ramadhan kali ini, aku lebih banyak “ngobrol” dengan-Mu. Aku ingin bersama-Mu, bermanja dengan-Mu di berbagai moment yang Engkau cintai. Aku tidak ingin lagi Engkau berkata: “Aku hadir, tetapi engkau lupa untuk datang.”
Di bulan suci ini, bantu aku menjaga pikiran, hati, ucapan dan tindak lakuku. Agar semua yang Aku lakukan semata hanya untukmu sehingga menambah cinta-Mu. Dengan cara ini, aku berharap pikiran-pikiranku bisa memberi solusi di bumi. Hatiku dipenuhi kebaikan, cinta dan syukur yang menularkan kedamaian kepada sesama. Ucapanku menjadi inspirasi kebaikan. Tindakanku memberi manfaat berlipat.
Duhai Kekasihku,
Ramadhan kali ini, aku benar-benar ingin menjadi kekasih-Mu. Temani aku, bantu aku dan dampingi aku sehingga kelak aku benar-benar bisa melihat wajah-Mu, wajah kekasihku.
Yang Sangat Mencintai-Mu
Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia