Di sebuah propinsi kecil di dataran China. Lahir seorang putri yang lucu dan di beri nama oleh sang Ibunya Xio Fang, ibunyalah yang memberi nama, karena ayahnya sudah meninggal saat Xio Fang belum lahir.
Xio Fang kecil semakin tumbuh, ia tinggal dan dibesarkan oleh neneknya. Di usia nya yang ke 5 tahun ia sudah pandai bicara.. kalimat yang sering Xio Fang ungkapkan kepada neneknya adalah, “Nek. Ibu mana?”
Terkadang sambil menangis dia berteriak, “aku ingin ibuuuuuu.” Tapi sang nenek tidak bosan selalu menjawabnya “ ibumu harus merantau ke negri orang untk mencari nafkah”
Tepat di ulang tahun Xio Fang yang ke 5, datang surat dari ibu Xio Fang , saat itu neneknya dengan senang memberi tahunya, “Xio Fang ini ada surat dari ibumu naak”
Xio Fang yang sedang sibuk bermain langsung berlari menghampiri neneknya. Xio Fang sangat senang sekali dibacanya surat yang nampak sudah terlihat lusuh itu.
Berikut isi suratnya, “Xio Fang yang cantiiik. Kini usiamu sudah 5 tahun, selamat ulang tahun ya naak. Maafkan ibumu tidak bisa hadir merayakan ulang tahunmu.”
Itulah isi surat tersebut hanya singkat. Tapi Xio Fang sangat senang, dia sangat berharap dia bisa bertemu ibunya kelak.
Seperti yang sudah menjadi kebiasaan. Di saat hari ulang tahunnya Xio Fang hanya sepucuk surat yang ia terima dengan isi yang hampir sama, tapi Xio Fang tidak pernah berputus asa, surat demi surat ia baca dengan penuh harap. Kini usia Xio Fang sudah 10 tahun. Seperti yang sudah diduga tepat di hari ulang tahunnya dia akan menerima surat dari ibunya.
Neneknya yang seperti telah mengetahui sesuatu. Saat Xio Fang membaca suratnya, neneknya mengikuti dari belakangnya. Mata neneknya memerah, airmatanya mengalir sambil melihat Xio Fang membaca surat yang terlihat tempak lebih lusuh tersebut.
Xio Fang tertegun terlepas surat yang dia baca, dan tangisannya pecah. Dia berteriak, “iibuuuuuuuu.”
Apa yang terjadi, kenapa Xio Fang menangis dan menjatuhkan suratnya?
Ternyata itu adalah surat terakhir yang dikirimkan untuk Xio Fang, tidak akan ada surat lagi. Bahkan tidak akan ada pertemuan dengan ibunya lagi, untuk selamanya. Ini isi surat terakhir dari ibu Xio Fang
“Xio fang kini usiamu sudah 10 tahun.. maafkan ibumu nak.. ibu harus memberitahukan yang sesungguhnya. Disaat kau masih dalam kandungan.. ayahmu meninggal karena sakit jantung dan stroke. Dan saat kau lahir dan usia 6 bulan, dokter memfonisku kanker rahim dan kanker payudara stadium 4, dan umur ibu tidak akan bertahan lebih dari satu tahun. Di saat itulah aku menulis ke Lima surat ini, Maafkan ibumu nak.”
Sahabat, apa yang bisa kita tangkap dari cerita diatas? Betapa orang-orang tercinta di sekeliling kita mendambakan kehadiran kita. Dan tentunya kesehatan yang kita miliki betapa berarti untuk kita jaga dan kita miliki.
Salam Sehat Mulia
Agustin Adi
5 comments On Surat Ulang Tahun untuk Xio Fang
hhhmmh so touchy kisah xio fang….kerON dan mnginspirasi untuk memnfaatkan hidup dan kesehatan sebaik mungkin krn begitu banyak org yg menanti dan memerlukan diri kita….
salam SuksesMulia
KerON tulisan mas Agustin Adi (Inspirator Sehat Mulia).
Moga kita selalu Sehat Mulia hingga selalu menemani orang-orang yang kita cintai.
Trimakasi Mas telah mengingatkan….Salammm
Jadi ingat dengan orang tua nun jauh di kampung halaman sana… Terimakasih sudah mengingatkan untuk lebih intens berkomunikasi dengan keluarga.
Sehat saja tidak cukup.. Harus sehat mulia… Salam SehatMulia 😀