Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan dan menambah wawasan baru adalah melakukan studi banding. Sepulang dari studi banding biasanya banyak hal baru yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kinerja. Saat menjadi salah satu pimpinan di Dompet Dhuafa Republika, saya dan beberapa teman melakukan studi banding di Malaysia selama 2 pekan. Hasilnya? Banyak program-program segar yang kemudian kami gulirkan.
Jadi, masalah studi banding ke luar negeri seperti sering diributkan di koran itu sebenarnya tidak harus dikecam selama hasilnya jauh lebih besar dari energi yang dikeluarkan. Studi banding juga tidak harus dicela bila usai itu hasilnya bisa direalisasikan atau diterapkan dengan penuh semangat dan gairah. Setuju?
Tidak ada salahnya juga bila saat studi banding peserta menyempatkan diri plesiran ke tempat-tempat yang menawan di negara yang dituju. Dengan demikian, selainΓΒ manfaat ilmu peserta juga punya pengalaman mengunjungi tempat-tempat yang indah dan memiliki nilai sejarah. Wawasan bertambah dan pikiranpun menjadi segar.
Mengingat manfaatnya yang begitu besar, dapat dimaklumi bila pejabat pemerintah kita seperti berlomba-lomba mengajukan atau menerima tawaran studi banding ke luar negeri. Tapi, konon kabarnya, para pejabat tersebut enggan melakukan studi banding ke Jepang. Padahal negeri Matahari Terbit tersebut terkenal dengan budayanya yang luhur dan pemandangan alamnya yang elok.
Tapi mengapa para pejabat menolak studi banding ke Jepang, ya? Selidik punya selidik, rupanya mereka khawatir bila sepulang dari Jepang masyarakat menuntut mereka untuk mempraktikkan budaya pejabat di Jepang sana: Mundur bila gagal atau harakiri (bunuh diri) bila melakukan sesuatu yang memalukan…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya?ΓΒ Follow saya di twitter: @jamilazzaini
14 comments On Studi Banding
wkakaka….
mantap..
ayo k jepang kek
@dr_want
Masyuuuuuuukkk… *djempol*
Salam,,,
hehehe… semua pejabat Indonesia kita kirim ke Jepang yuuuu,,,
biar pada maluu tuh,,,wkwkwkwk
ga apa-apa sich studi banding,, malah bagus,, tapi jangan di korup juga donk dana nya,,,heheheh
Salam SuksesMulia
Nova
JayaBerkah
Hehe..
Pada ga punya nyali π
ke China juga ga mau Kek..
korupsi dihukum mati π
Studi banding apabila dilakukan dengan cara, waktu dan tujuan yang salah seringkali tidak menghasilkan apa2…ibarat mencari emas dalam lumpur, yg didapat hanya lumpurnya aja…jadi studi banding yang seharusnya bermanfaat untuk kepentingan rakyat, malah sebaliknya membebani rakyat…harus dengan cara apa lagi yang efektif untuk mengetuk hati “mereka” ?? wajarkah kalau rakyat “marah” karena “mereka” sendiri “tidak peduli” rakyat…
Hihihihi..
Iya ya.. Ternyata seperti itu toh..
Guyonan yang cerdas, Kek. π
Huahahahaha…jleb..jleb..jleb..
Studi banding ke Korea yang para koruptor di gantung mati π gak berani kali yah Ki?
He he heeee… Nusuke Puolll…
semoga banyak pejabat yang mbaca tulisan ini,biar sadar semua π *mungkin gak yaaa?*
Salam SuksesMulia
sent via : http://brainmindtohappiness.wordpress.com/2012/04/13/istri-yang-sempurna/
Studi banding jika menggunakan uang sendiri tak apalah, setelah itu jalan-jalan ke tempat-tempat indah dan eksotis. tapi jika uang yang digunakan adalah uang rakyat, hasil parahan dari jerih perih rakyat melalui beragam macam pajak dan kebijakan tak bijak, maka sudah sepantasnya ditimbang ulang aksi studi banding yang tak sebanding dengan pengeluaran dan pengorbanan rakyat itu. Rakyat sejatinya membutuhkan teladan nyata-real, teladan yang tak hanya berhenti pada janji manis para pemimpinnya hari ini, tetap semangat, salut untuk guruku Ust. Jamil Azzaini…wallaahu a’lam.
iya asal jalan2 nya setelah studi banding pakai uang ndiri ya jangan pake uang rakyat
Salam kek,
Ceritanya cerdas π keep inspiring yap!
Makasih udah sharing kang , ceritanya inpirasi banget dan sesuatu banget. ijin nyimak yak.