Tak semua orang sombong karena kelebihannya. Betapa banyak orang yang sombong demi menutupi kelemahannya. Ada orang yang “sok kuasa” dan sering menumpahkan amarah kepada orang lain. Dia merasa berhak marah dan merendahkan orang lain. Orang yang punya rasa sombong seperti ini, boleh jadi saat di rumah ia sangat takut kepada istrinya. Keangkuhannya untuk menutupi ketidakberdayaannya saat bersama istrinya.
Ada pula orang yang sering pamer kekayaan dan bisnisnya. Terkadang dibumbui dengan memamerkan berbagai fasilitas spesial yang dimilikinya. Hal ini dilakukan boleh jadi untuk menutupi ketidakmampuan mengelola bisnisnya. Bisnisnya banyak yang amburadul. “Omong besarnya” untuk menutupi keuntungan bisnisnya yang kecil. Pada hakikatnya, orang ini sombong karena minder.
Pada akhir tahun 90-an, saya pernah menjadi moderator dalam sebuah seminar. Sang pembicara menegur saya dengan keras karena saya tidak menyebutkan gelar akademiknya. Saat saya mendengarkan seminarnya, tenyata paparannya tak bermutu dan jauh dari bobot ilmiah. Gelar “magister” yang disandangnya telah membuatnya sombong. Padahal gelar akademiknya tidak mencerminkan buah pikirannya. Sombong tapi “isi kepalanya” kosong.
Ada juga orang yang menggebu-gebu bercerita tentang masa lalunya. Ia sangat bangga dengan berbagai prestasi yang diraihnya. Kesombongan yang dibungkus dengan cerita ini pada hakikatnya untuk menutupi ketiadaan prestasinya di masa kini. Ia boleh jadi hebat di masa lalu tetapi tak punya prestasi di masa kini. Sombong karena minder.
Seringkali ada orang yang berkata, “Nah, dulu gak ikut pendapat saya sih. Coba kalau ikut, hidup kamu gak akan kacau seperti sekarang.” Ucapan seperti ini atau senada juga mencerminkan orang yang sombong. Ia merasa pendapatnya sempurna dan jauh lebih baik dibandingkan yang lain. Padahal hakikatnya, ia ingin menutupi kelemahannya karena ketidaksanggupannya meyakinkan orang lain di masa lalu.
Orang yang punya kelebihan saja tidak boleh sombong apalagi orang yang punya banyak kelemahan. Tak baik sombong walau Anda punya banyak kelebihan apalagi sombong karena pada hakikatnya Anda minder.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
32 comments On Sombong Karena Minder
Mantap pak!
Salam dari Banda Aceh
Salam kenal bung
Betul skali nih kek, in shaa Allah kita dijauhkan dari orang ‘sombong karena minder’.. Bukan hanya kita, akan tetapi juga orang2 terdekat kita. Aamiin.. Selamat shaum bagi yang menjalankan.
Mohon maaf @juragancake, bukan bermaksud sombong tapi hanya mengamati, bahwa anda tidak konsisten dalam menulis transliterasi, in shaa Allah anda tulus pakai lambang “sh”, shaum juga anda tulis pakai lambang “sh”. Padahal kedua huruf asalnya berbeda. Lambang “sh” pada in shaa Allah berasal dari huruf “syin” ( dalam kaidah bahasa Indonesia) sementara pada shaum berasal dari huruf “shad” (juga dalam kaidah bahasa Indonesia). Tentulah lambang pengganti kedua huruf tersebut juga seharusnya berbeda. Semoga saya tidak salah.
Dari cara bicara dan sikap Orang-orang yg sombong terlihat jelas.. auranya tidak menyamankan… kuta berlindung dari sifat sombong… Terimakasih Kek
Salam Dari Dompet Dhuafa Jabar
Salam buat teman-teman DD jabar ya
Orang-orang sombong biasanya dari gaya bicara dan bersikap terlihat jelas dan tidak menyamankan. Selalu inhin dihargai di terima kasih i di balas budi i
Kita berlindung dari sifat sombong ini.
Terima kasih kek
Salam dari dompet dhuafa jabar
subhannalooh..bisa buat intropeksi .
Huaaaa jauh jauh si sombong………..
semoga menjadi manusia yang selalu memperbaiki diri, terhindar dari sifat sombong, sum’ah dan ujub, Allah Al Mutakabbir
Betul sekali, Kek. Tidak pantas manusia mengambil selendang Allah, sebagaimana hadits Abu Hurairah dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ” Allah berfirman (hadits Qudsi), ‘Kesombongan adalah selendang-Ku, Keagungan adalah pakaian-Ku. Siapa yang mencabut salah satunya dari-Ku maka dia akan Aku lemparkan ke neraka.” (Shahih Sunan Abu Dawud No. 4090, Syaikh Al-Albani Rahimahullah)
Terima kasih info tambahannya
Sama-sama, Kek. Dengan izin Allah, sempurnalah segala bentuk kebaikan yang diharapkan.
Kadang mungkin tak terasa Pak Jamil atau mungkin karena melihat motivator lain yg mengajarkan Branding hingga menyebabkan Narsis Berlebihan.
Semoga kita dihindarkan dan dijauhkan dari sikap Sombong…
Semangat SUKSESMULIA!
😀
Amin YRA, apa kabar mas?
Alhamdulillah… SuksesMulia Pak Jamil!
😀
Makasih kek sarapan paginya
sukrON kek bacaannya…
makin hari makin kerON kakek Ganteng kita ini ^_^
Hore….aku ganteng
mONtap… 2 jONpol..
Sombong karena minder. Seperti orang miskin yang sombong. Na’uudzubillahi min dzaalik. SyukrON atas pencerahan Pak Jamil
Terima Kasih pak Jamil sudah mengingatkan ak utk tidak sombong mesti man city juara 🙂
#ManchesterIsBlue
Gpp. Ngasih kesempatan kepada tetangga 🙂
Memang banyak kek orang yg spt itu..dalam bisnis ingim terlihat sukses hanya karena minder dan malu, meski pum bisnis nya terus merugi….minder, gengsi dan malu memang mahal ongkos nya ya kek??
Ngopi dulu ah….hehehe
Sombong itu tidak baik, dari tk sudah mendengar kalimat itu. Dari pnjelasan pak Jamil ada Berbagai latar belakang kenapa orang terlihat sombong. Sbenarnya Apakah orang trsebut dgn sadar brmaksud sombong? Trgantung fokus kita kmana…klo fokusnya bahwa orang trsebut sombong dah pasti energi yg kita pancarkan ke org trsebut negatip..
Hmmm…introspeksi diri lagi neh
Luar biasa , , benar2 menyadarkan saya bahwa tidak ada alasan sedikitpun untuk menyombongkan diri, , di balik kesombongan yg terlihat wah terdapat ketidak mampuan.
Salam..Suksesmulia pak Jamil
wah mantap sekali, sangat inspiratif kek.
salam suksesmulia pak Jamil,,
tulisannya pas bgt,saya juga kena problem dg seorang ibu muda calon Doktor yg angkuh krn pernah kuliah master DoubleDegree diLN,sikap dan perilakunya amat tak pantas.Seorang lulusan magister LN bisa2nya diperdaya orglain utk menfitnah kami.Ia hanya mengandalkan logika tnp mw mendengar klarifikasi dan kroscek.Amat disayangkan perilakunya,terlebih lagi,org tsbt meneror via fb dan hp jg memata2i kami.
Semoga sadar sebelum terlambat
Astaghfirullah… Serasa ketampar kek… Ayo bikin prestasi supaya tidak frustasi he he he…