Sebagian besar Anda mungkin masih ingat pernyataan “kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda”. Saya pun pernah mendapat nasehat dari seorang tokoh “perbaiki penampilanmu karena orang menilaimu dari kesan pertama”. Namun saya tidak mengikuti nasehat sang tokoh karena bagi saya “lebih baik kesan pertama biasa saja, setelah mengenal lebih jauh semakin terpesona”. Anda termasuk yang mana?
Membicarakan hal ini mengingatkan saya kepada sejarah kelam Amerika dalam memilih presiden. Warren G Harding adalah presiden Amerika Serikat ke 29, berkuasa pada tahun 1921-1923. Ada yang menduga ia meninggal karena diracun, ada pula karena stroke dan jatung.
Harding adalah pemuda asal Ohio, ia memulai pencitraannya melalui The Marion Star, koran yang ia beli. Pada 1899, ia terpilih menjadi Senat Negara Bagian Ohio dan kemudian terpilih menjadi anggota Senat Amerika Serikat pada tahun 1914. Karir politiknya terus berlanjut hingga ia terpilih menjadi Presiden Amerikan Serikat ke 29, pada tahun 1921.
Apa yang membuatnya terpilih? Menurut Malcolm Gladwell dalam bukunya Blink, Harding terpilih karena ia sangat tampan, berbadan bidang, rambut kecoklatan dan alis tebal. Sehingga mengesankan bahwa dia tampak pintar, sehingga orang mengabaikan pertimbangan yang lebih dalam seperti latar belakang pendidikan, jiwa kepemimpinan, dan kemampuan yang ia punya. Selain itu, penampilan Harding yang selalu menarik membuat warga Amerika tergoda memilihnya.
Atas peristiwa ini, apabila ada orang tertipu atas penampilan pertama seseorang sering disebut sebagai Warren Harding error. Berlaku bukan hanya dalam bidang politik tetapi juga bisnis dan kehidupan sehari-hari. Bisnis bisa hancur bila kita hanya mementingkan kesan pertama. Anda menjadi orang yang sulit dipercaya bila hanya fokus pada kesan pertama.
Jangan tertipu dengan penampilan dan pencitraan. Jangan juga menjadi pelaku pencitraan atau yang penting penampilan pertama. Warren Harding adalah tokoh yang telah memberi pelajaran agar kita tidak terbuai dengan kesan pertama dan pencitraan.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer