Anda bisa saja memiliki segalanya, tapi tetap saja merasa gelisah dan tidak bahagia.
Siapa yang tidak kepingin punya kehidupan seperti pasutri ini? Di saat banyak orang sedang susah karena korona, mereka serasa memiliki segala yg diimpikan banyak orang.
Wajah cakep impian banyak wanita, tubuh” body goal” nya ibu-ibu. Harta ndak habis dipakai 7 turunan, teman banyak, suami kaya-raya, atletis, dan setia. Anak lucu-lucu sehat-sehat, rumah mewah selapangan bola, ART nya aja 16 orang. Keluarga besarnya sangat berkuasa dan berpengaruh, tapi kenapa kok masih nekat pakai narkoba? Apa yang kurang di alam riil kehidupan mereka sehingga mereka masih ingin melupakan segalanya, terbang ke alam maya, “fly” berkendaraan sabu?
Dan mereka bukanlah satu-satunya, sudah sangat banyak selebritis yang punya kehidupan yang diimpikan semua orang, nyatanya merasa menderita batin-nya.
Elizabeth Macavoy menyebut fenomena ini: The Marilyn Sindrom. Merujuk pada artis top tahun 1950-an, Marilyn Monroe, model pertama majalah Playboy, konon “teman dekat” Presiden John F. Kennedy kala itu. Punya segalanya, tapi merasa tidak tenang hatinya, kesepian jiwanya. “Before Marilyn died physically, she’d already died of emptiness and solitude”, begitu kata Psikolog kelahiran Polandia ini.
Psikiater bapak pendiri logotherapy, Victor E. Frankl sudah mengigatkan puluhan tahun yang lalu, bahwa kita sedang di landa wabah “Neurosis Noogenic“, yaitu penyakit zaman ini (the pathology of zeitgeist) yang disebabkan kehampaan spiritual: “Anda bisa punya segalanya, tapi kalau hati Anda tidak tenang, jiwa Anda kesepian, semua yang Anda miliki jadi tidak ada artinya, begitu Frankl mengingatkan.
Lebih parah lagi, sudah ndak punya apa-apa, banyak masalahnya, tidak tenang pula hatinya. Nah yang terakhir ini lebih banyak lagi jamaahnya, khususnya di masa wabah korona ini.
Untuk itu, kita perlu bereskan masalah banyak orang ini (Boleh juga kita bantu bereskan masalah beliau berdua biar ndak pakai narkoba lagi, jika diperkenankan membantu). Atau ndak usah jauh-jauh, jangan-jangan itu adalah jeritan hati (silent cry) Anda juga?
Salah satu teknik ampuh dan teruji baik secara ilmiah maupun ilahiah, untuk membereskan masalah kehampaan jiwa dan menenangkan hati, adalah: MINDFULNESS
Bukan hanya untuk ketenangan hati, MINDFULNESS juga bisa menjadi pembuka pintu gerbang KEAJAIBAN, seperti yang terjadi pada para Nabi, orang suci bahkan bisa juga pada Anda. Maka Anda boleh semangat mempelajari dan mempraktikkannya. Tapi juga harus hati-hati, kalau salah bisa fatal akibatnya.
Sebagaimana semua senjata ampuh, bisa sangat membantu kita, tapi juga bisa membahayakan diri sendiri jika digunakan dengan salah.
Mindfulness ini bisa lebih memabokkan dan bikin Anda fly melebihi sabu dan ecstasy. Begitu kata Dr. Richard Alpert, pelopor penelitian obat-obatan Psychedelic dari Harvard, yang berhenti pakai LSD setelah merasakan sendiri “The Power of Mindfulness”. Akhirnya Dr. Alpert mengubah namanya menjadi Ram Das, ganti profesi dari peneliti dan dosen di Harvard, menjadi Trainer Mindfulness hingga akhir hayatnya.
Tapi hati-hati, Anda juga bisa berakhir kayak Osho, yang saking banyaknya keajaiban yang terjadi padanya gara-gara praktik MINDFULNESS, sampai punya 93 Rolls Royce, mendirikan “kota” sendiri di Amerika seluas 25.993 Hektar, dan mengaku jadi Nabi, bahkan akhirnya Tuhan, setelah keblinger dipuja-puja oleh para pengikutnya.
Atau Anda bisa meniru Nabi, yang setelah sesi MINDFULNESS beberapa bulan di gua Hiro’ beliau mendapatkan jawaban atas kegelisahan hatinya, dengan diturunkannya Al-Qur’an. Tentunya kalau kita tidak boleh berharap dapat wahyu. Sudah cukup ajaib bagi kita jika mendapatkan inspirasi-inspirasi Ilahiah yang mencerahkan jiwa dan menenangkan hati, serta hadir solusi-solusi tak terduga atas berbagai masalah hidup kita.
MINDFULNESS bisa sangat poweful untuk bikin Anda keblinger serta merusak diri dan orang-orang sekitar Anda, atau menghadirkan keajaiban penuh berkah dalam hidup anda. Tergantung dari mana Anda belajar, siapa guru Anda, metode apa yang Anda pakai.
Salam Cinta,
Ahmad Faiz Zainuddin