Silaturahmi itu Menyadarkan

Share this
Keterangan foto: Bersama Prof. Suyanto pendiri Amikom Jogjakarta. Halal bi halal bersama teman kuliah di Pasca Sarjana IPB (bawah).
Keterangan foto: Bersama Prof. Suyanto pendiri Amikom Jogjakarta. Halal bi halal bersama teman kuliah di Pasca Sarjana IPB (bawah).

Tuntas sudah rangkaian silaturahmi dan halal bihalal dengan saudara dan teman dekat di berbagai tempat. Road show silaturahmi dan halal bihalal ke Lampung, Surabaya, Majalengka, Jogjakarta, Bogor dan Jakarta memberikan banyak pelajaran kepada saya. Ternyata benar, “di atas langit masih ada langit”.

Saya belajar dari orang tua saya. Usianya jauh lebih tua dibandingkan saya. Orang tua saya 76 tahun, saya 46 tahun. Tetapi kekuatan dan antusiasme menerima ribuan tamu yang datang silih berganti datang di hari pertama dan kedua lebaran jauh melebihi saya. Ternyata semangat berteman dan bersabahat saya masih perlu ditingkatkan.

Saya juga belajar dengan Prof. Suyanto tentang kesungguhan, kegigihan yang dilandasi visi yang jelas akan membawa lompatan keberhasilan. Ya, kampus Amikom Jogjakarta yang lahirnya dibidani oleh Prof. Suyanto
kini telah menjadi kampus dengan karya-karya berstandar internasional. Padahal 14 tahun yang lalu, saat saya berkunjung ke kampus ini. Bangunannya masih sangat kecil dan belum menjadi pilihan banyak orang,

Saya berkesempatan menonton cuplikan film animasi “Battle Of Surabaya” karya anak-anak Amikom. Saat itu saya merasa sedang menonton film kelas dunia yang diproduksi oleh para insan film ternama. Kualitas gambar, suara dan ceritanya layaknya film animasi keluaran Disney. Wajar, bila di awal Agustus 2014, Direktur eksekutif Disney di kawasan Asia Pasifik rela bertamu dan melihat secara langsung studio film animasi Amikom di Jogjakarta.

Dari seorang Profesor yang bertubuh kecil dan mungil ini saya belajar. Ternyata lembaga pendidikan yang saya dirikan masih perlu banyak sentuhan dan polesan agar menghasilkan insan-insan yang siap bersaing di era yang semakin kompetitif ini.

Di Jogja, saya juga sempat berbagi ilmu dengan kurang lebih 100 anggota BMT Bringharjo. Saya tahu persis berdirinya BMT di tahun 1994. Modalnya hanya satu juta rupiah, namun kini asetnya sudah lebih dari Rp 80 milyar.

Baca Juga  Pit Stop itu Penting

Sebelum terbang ke Jakarta, saya berdiskusi dengan mas Among Kurnia Ebo yang berkenan mendampingi anak kedua saya untuk berkunjung ke beberapa bisnis di Jogja. Darinya saya belajar tentang kreativitas, keunikan dan positioning sebuah bisnis. Ternyata masih banyak “pekerjaan rumah” yang harus saya lakukan berkaitan dengan bisnis-bisnis yang saya jalankan.

Selama silaturahmi dan halal bihalal saya juga belajar dengan teman sekolah, kuliah dan orang-orang yang terlihat biasa namun sebenarnya luar biasa. Saya belajar arti sebuah pertemanan, loyalitas,
kebersamaan dan keberagaman. Saya juga belajar tentang bagaimana mendidik anak agar bisa menjadi leader yang hebat dimasa yang akan datang.

Silaturahmi itu telah menyadarkan saya, betapa saya masih harus terus belajar. Terus berguru, terus berbenah dan terus memperbaiki diri. Perasaan “hebat” yang terkadang muncul tiba-tiba sirna setelah bersilaturahmi ke banyak sahabat dan saudara. Ya, “di atas langit masih ada langit”. Bersilaturahmilah agar kesombongan yang terkadang datang tanpa diundang pergi secara perlahan. Buktikanlah…

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

6 comments On Silaturahmi itu Menyadarkan

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
5 * 3 = ?
Reload

Site Footer