Dunia terus berubah, bila kita tidak rajin berbenah maka kita akan musnah. Oleh karena itu, kita harus memiliki tiga sikap mental yang paling mendasar di era persaingan global saat ini. Apakah ketiga sikap mental itu?
Pertama, jangan takut gagal atau rugi. Gagal menjalankan kebaikan yang sudah kita pilih bukanlah aib dan malapetaka. Gagal adalah salah satu proses kehidupan yang harus kita lalui. Oleh karena itu, apabila saya gagal menjalankan kebaikan saya selalu mengatakan, ini “pembelajaran” bukan kegagalan.
Apakah tidak boleh malu bila kita gagal? Sangat boleh. Khususnya bila Anda gagal karena kemalasan, kelalaian, kecurangan dan hal buruk lainnya. Mental malu ini harus sangat kuat dimiliki khususnya oleh pejabat publik. Bila anaknya sudah terbukti korupsi saat “ngembat” proyek di kementerian yang ia pimpin, seharusnya ia malu dan segera mengundurkan diri.
Namun, bila semua hal sudah kita lakukan dengan sangat baik dan ternyata kita gagal atau rugi maka tak perlu malu dan rendah diri. Saya juga pernah “gagal” memberikan training untuk para petinggi salah satu perusahaan ternama di Indonesia. Saya juga pernah bangkrut saat menjalankan bisnis. Semua itu menjadi pelajaran berharga bagi saya yang mungkin sangat sulit saya dapatkan dari perguruan tinggi terbaik sekalipun.
Kedua, selalu tambahkan value added dalam diri kita. Setiap orang pasti punya kelebihan. Selalu tambahkan atau tingkatkan kelebihan itu agar nilai kita selalu naik. Ibarat produk, harga ubi tentu jauh lebih murah dibandingkan keripik singkong. Jangan jadi ubi, tapi jadilah ubi yang sudah diolah.
Dengan kata lain, jangan jadi manusia biasa, selalu tingkatkan dan tambahkan “nilai” dalam diri kita agar layak dipasarkan dengan harga tinggi. Tambahkan senyuman, kepedulian, pelayanan, dan perilaku positif lainnya. Tambahkan juga kemampuan lain yang wajib dimiliki orang yang ingin bertumbuh yaitu kemampuan bicara di depan audience. Silakan ikut Wanna Be Trainer (WBT), kontak ke 0812-1632-0707.
Ketiga, senang membangun jejaring. Sangat tidak mungkin Anda yang ingin bertumbuh semakin melesat maju di atas rata-rata bila tidak dibantu dan didukung orang lain. Pastikan Anda punya jejaring dimana Anda bisa memberikan sesuatu di jejaring itu.
Apabila Anda selalu berpikir “memberikan” sesuatu maka Anda akan mendapatkan sesuatu. Sebaliknya, bila Anda selalu berpikir selalu ingin “mendapatkan” sesuatu maka secara perlahan Anda akan ditinggalkan orang lain. Mental “memberi” inilah yang membuat Anda akan bertemu dengan jejaring yang positif, produktif dan kontributif.
Ketiga sikap mental tersebut di atas adalah yang paling mendasar dan harus Anda miliki. Apabila Anda tidak memilikinya, bersiaplah Anda tertinggal atau terkubur dilindas zaman. Andapun tidak akan ikut merasakan nikmatnya berkompetisi di era yang semakin global ini. Sangat merugikan.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
21 comments On Sikap Mental di Era Global
benar jejaring itu untuk Memberi bukan hanya meminta… he…
Semoga semakin Menanjak Lebih baik selalu Pak Jamil…
Semangat SuksesMulia!
😀
Terima kasih mas, saling doa dan dukung
Bener kek, sprtinya saya butuh network untuk bisa memgembangkan diri ini kek,
Ingin ikut wbt sich kek, tpi perlu nabung untuk bisa ikut kek,
Salam sukses mulia kek
Good, ditunggu di WBT
Semoga kita berjumpa di surga kek,
Kek, kalau karya saya sudah fix, saya akan ‘buru’ kakek bwt ngasih testimoni..
Amin YRA. Dikejar, lari ah…hehehe
saya bantu mengaamiini bang Andi “s” Badren…
Aamiin Aamiin Yaa Robbal Alamin…
Sarapan pagi yang zuper kek 🙂 Sama halnya saat bekerja, jangan cari uangnya saja. Tapi cari ilmu, pengalaman, dan network 🙂
Yea. Akur
thank a lots grandpa for the inspiration
Sama-sama mas
kurang satu Kek: Jangan Lupa Hiduplah di Dunia Maya! Agar Lebih Mudah Dikenal dan Menjadi Kerang Mutiara…. Tooosss!!!!
Aku maunya Maya Rumantir, hehehe
Maya Rumantir sudah sepuh, mas… tapi memang lesung pipitnya masih menawah sih #eaaa
kalo begitu Maiya Duwo juga boleh Kek.. direstui deh!
3 hal!
The power of three..
Senang bisa belajar terus dengan kek Jamil.
*salim*
Hehehehe, gak boleh banyak2 mas
Istilah “memberikan” dalam tulisan pak jamil sesuai pemhaman Saya itu berarti pasrah, dan itu sangat berbandingterbalik dengan gaya orang yang dalam hidupnya selalu memiliki target-target. Apakah dlm segala jam kita selalu acuh dh hasil yang didapat tanpa memikirkan target yg ingin kita capai? Mohon opininya pak jamil.. terimakasih
Kerja harus pakai target mas, tak baik kerja tak pakai target.
alhamdulillah…
Tiga hal yg perlu…. trimakasi Keke….
Wah mantap ‘tausiahnya’ mas Jamil. Betul ketiga sikap mental itu wajib kita miliki agar kita menjadi the winner dan bukan the looser. Siap laksanakan.