Minggu tanggal 17 November 2013 jam 07.00 WIB, di stasiun Depok lama saya sedang menunggu KRL jurusan Jakarta Bogor yang akan membawa saya untuk mengikuti training WBT di Bogor, saya duduk di peron dan tiba-tiba datang seorang ibu dengan membawa 2 tas tentengan besar duduk di sebelah saya, lalu perbincangan dimulai dengan saya menyapanya, “ Assalamualaikum Bu’ tujuannya mau ke stasiun mana ?”
“Saya mau ke stasiun Cilebut,Nak,” jawab si ibu.
Saat itu beliau mengenakan busana muslim putih-putih, saya piker akan mengikuti majelista’lim.
“Ada kegiatan pengajian, Bu ?”
“Oh. Ndak, Nak, saya barusan pulang dari Yogya naik kereta turun di Jatinegara lalu naik KRL maunya langsung ke Bogor. Ehh, ternyata KRLnya Cuma sampai stasiun Depok terus mesti nyambungl agi ke Cilebut.
“ Ibu tadi pindah peron dengan membawa dua tas jinjingan yang berat ini ?”
“ Bener, nak. Nggak apa-apa ibu kuat kok”
“Ke Yogya berkunjung ke anak Bu?”
“Benar, nak”
“Kalau boleh tahu. Putra putri jumlahnya berapa. Bu ?”
“Yang putra 4 dan putrinya ada 5.”
“Maaf Bu nama saya Rain, nama Ibu ?” tanya saya.
“Nama saya Tuti atau saya juga bisa di panggil Ibu Darm. Tanpa disadari Bu Darmo langsung menceritakan tetang keluarganya, “Mas Rain putra saya yang no 2 namanya Agus seorang Guru, sudah menikah dan punya dua anak, di sebuah sekolah internasional di Parung, sebelumnyadia wakil kepala sekolah di Sekolah International di Cikarang.”
“Karena jaraknya cukup jauh untuk mengunjungi saya di Cilebut, Agus lalu mencari sekolah di daerah yang lebih dekat ke Cilebut, ternyata Agus dapat di Parung. Namun dengan konsekuensi jabatannya turun hanya menjadi Guru biasa yang mengajar Matematika,” lanjut Ibu Darmo.
“Namun saat itu Agus niat kan perkerjaan itu dia ambil agar lebih dekat dengan saya. Nggak bisa bohong Mas Rain kalau kebutuhan hidup juga mendesak setelah dua bulan mengajar di Parung butuh tambahan penghasilan lalu yang Agus lakukan adalah mengajar sebaik-baiknya lalu puasa Senin, Kamis danTahajud.”
“ Saya sebagai Ibu tidak lupa selalu mendo’akan setiap anak saya dalam tahajud saya Mas. Tapi ndak tahu yaa begitu mendengar Agus cerita saya terharu dengan apa yang ternyata, dia korbankan agar lebih dekat dengan saya, saya akan semakin lebih sering mendo’akan anak-anak saya.”
“Walahhhh. Mas Rain. Kemarin si Agus langsung telpon saya dan saya langsung sujud syukur”
“Memang wis (sudah) rejekinya si Agus kok besoknya dia dipanggil oleh ketua yayasan dan dia ditawarkan posisi sebagai Kepala Sekolah Internasional di Parung lalu diberikan fasilitas rumah dinas yang akan di bagun di lingkungan sekolah.”
Mendengar cerita Ibu Darmo yang antusias, membuat saya langsung termenung. Masih terngiang dengan jelas di telinga saya. Apa yang Kek Jamil sampaikan dalam 2 hari training WBT dan materi, “SuksesMulia, kita hidup harus memberikan manfaat, pengaruh orang lain dalam proses hidup, Vision, Action, Passion dan Colaboration.”
Wuih. Semuanya langsung muncul bersamaan dalam pikiran. Dan Cerita Ibu Darmo ini memberikan suatu perenungan bagi saya, bagaimana proses memaknai hidup, menjadi sesuatu yang penting. Selama kita selalu bersyukur, optimis dan berpikir positif.
Tulisan dikirim oleh Rainliyus Cahyanegara
20 comments On Sesuatu Yang Penting
Bagus mas tulisannya, asik utk di baca
Terima kasih mas, semoga semakin semangat untuk menulis
Subahanallah..the miracle atas cinta dan Doa utk orang tua kita…
Allahu Akbar do’a orang tua In Sya’a Allah akan selalu di ijabah
Subhanalloh..
Indahnya berbakti pd ibu..
Allahu Akbar, surga dibawah telapak kaki Ibu
tulisannya ringan tp daleeeem banget makna…very inspiring..luv it…
bahagianya ibu darmo memiliki anak seperti mas agus…semoga qt semua menjadi anak2 yg senantiasa berbakti kepada org tua dan bermanfaat buat banyaaaaaaaaaaak orang di dunia ini…
seperti salah satu impian sy yaitu tinggalkan jejak2 kasih sayang sebanyaaaak mungkin di dunia ini…krn kasih sayang itu abadi di hati setiap insan yg merasakannya…
salam suksesmulia
Salam sukses mulia Mbak Manda
Kita kan selalu di ingat dengan nilai nilai yang kita tanamkan terutama pada anak anak kita dan tindakan positif pada lingkungan, sukses selalu Mbak Manda
Ayo pak Rain, teruskan menulisnya dan jangan lula talenta trainingnya terus diasah
Terima kasih untuk bimbingannya Kek, semoga bisa bertemu dengan Kakek dalam program selanjutnya yang bisa membuat diri saya menjadi lebih baik dan semakin dapat mengeluarkan potensi diri agar jadi insan bermanfaat
Subhanallah…smua klu niatnya krn اللّهِ pasti dapat …niat berbakti kpd Ibu itu khan krn mengikutu perintah اللّهِ…salam sukses mulia…smg hidup bpk n klrg makin berkah n manfaat utk semua aamiin
Aminnnn Mbak, orang tua adalah ladang pahala buat kita, selama mereka masih ada maka kebahagiaan mereka menjadi kebahagiaan kita, semoga Mbak sekeluarga dapak lebih sukses dan bahagia
subuhanallah… sukses bang rain… aku doakan bukunya cepat terbit. hidup adalah pilihan,. dalam hidup ada banyak pilihan yang membuat kita bingung. tapi dengan senjata pamungkas yaitu bersyukur, optimis dan berpikir positif. kita dapat memilih yang terbaik,, tinggal menetukan Vision, melakukan Action yang terbaik, Passion yang membara dan Colaboration yang sehat.
Salam SuksesMulia
@nurarifinms
Bangkit Dan Bahagia
Aminnnn terima kasih do’anya bro, Daeng Arifin juga semoga semakin termotivasi untuk terus melakukan Action semakin tumbuh dan berkembang dengan terus meningkatkan colaboration dengan Bang Adhit (salam buat Adhit Wong Bangko)
Rain..,
Dari nama dan fotonya, yakin banget ini temen sekelas SMU ….. Apa kabar….? Congrats ya bro, tulisannya ngena…! jadi kangen ibuku… :).
moga makin suksesmulia… !! 🙂
Alhamdulillahirobbilalamin, sehat Sari ternyata tulisan ini bisa jadi tempat silaturrahim, semoga tulisan ini bisa mewarnai Jum’at pagi Sari untuk lebih semangat dan mendo’akan orang tua, salam buat keluarga
doa + restu + ikhlash >ibu: Insya Allah TOP
Mas Rain kok ceritanya agak mirip dengan kisah hidupku walau agak beda dikit. Mantap bro. Salam sukses mulia.
mantap mas bro, doakan saya agar tulisan saya bisa di muat segera
Wiww!! Superb ka rain 😀 jadi pengen ikutan menuliss hihi