Satu Menit Lagi

Share this

Andi BadrenSeringkali saya membatin dalam hati, “Bener ga sih, semua orang sukses mengalami hal seperti ini?” Atau bahkan protes kepada Tuhan, “Ya Allah, sampai kapan proses ini berhasil sehingga aku bisa menikmatinya?”

 
Atau pernah juga mulai muncul keraguan “Bisa jadi ini memang bukan passion saya”. Dengan begitu, kita pun lemes, tidak memiliki gairah lagi, bahkan tidak sedikit putus asa “mejeh lah kumaha takdir wae, mereun abdi mah jalmi ipis” Menurut saya hal itu wajar saja, mari kita menelisik lebih mendalam.

 
Hasil adalah hadiah dari Allah swt. Sedangkan usaha adalah syarat proses yang harus dijalani untuk meraih hasil terbaik. Apa pun yang Anda impikan, lalu Anda terus menerus berusaha meraihnya, saya yakin itu. Meskipun Anda menjual air putih saja misalnya, suatu saat pasti akan berhasil menjadi produsen air mineral. Asalkan, tidak putus asa dan penuhi semua proses yang benarnya. Urusan lama atau sebentar, itu urusan lain.

 
Seringkali membuat orang gagal meraih impian adalah seperti yang dikatakan Thomas Alfa Edison “karena mereka tidak menyadari sebenarnya sudah mendekati kesuksesan”.

 
Mungkin kita masih teringat dengan kisah seorang yang menggali tanah di area rumahnya karena diduga ada harta karun di bawahnya. Setelah digali bermeter-meter, ternyata tidak ditemukan. Karena putus asa, ia pun menjualnya. Kaget bukan kepalang, baru saja pembeli tanah tersebut menggali satu meter, ternyata memang betul ditemukan harta karun. Bagaimana perasaan penjualnya? Seneb ka hate!

 
Bila Anda pernah nonton film Thailand berjudul Top Secret : The Billionaire, kisah Top Ittipat tak pernah menyerah hingga menuai kesuksesan. Andai ia menyerah, tentu tidak akan sukses. Bukan masalah enak atau tidaknya rasa kripik tersebut, tetapi wasilah usahanya yang maksimal membuat para malaikat tergeleng-geleng sehingga memohon kepada Tuhan agar disukseskan. Begitu juga dengan kesuksesan Pocari Sweat dari PT.Otsuka, Jepang. Andai mereka menyerah, tentu kita tidak mengenalnya sekarang.

Baca Juga  Jadilah Pembeli Buku Yang Cerdas

 
Lalu, jika Anda memang bener-bener belum sukses-sukses, jalin silaturahim. Seperti maksud tulisan ini, saya juga dalam rangka mencari ‘harta karun’ terbesar dalam diri saya. Karena beberapa usaha yang saya lakukan menuai kebangkrutan, bahkan utang dimana-mana. Mulai dari usaha Laundry yang berjalan tiga bulan, Sweet Corn yang berjalan tiga hari. Hari pertama diusir FBR, hari kedua kehujanan, hari ketiga kompor dicuri orang, hari keempapt bangkrut. Gorengan, mie rebus, kofi, es kelapa, semuanya bangkrut. Lalu saya beralih menggeluti usaha sosial media, tidak mulus juga. Akun twitter saya diancam ke pengadilan oleh salah satu perusahaan gara-gara nama dan gambarnya sama.

 
Melelahkan memang, tetapi mungkin dengan berbagai rintangan yang mencekik sekaligus mengelimaks, justru itulah tanda sebentar lagi kita meraih kesuksesan. Bukankah semakin gelap malam semakin cepat pula mentari terbit?

 
Mungkin, proses kita meraih kesuksesan hanya Satu Menit Lagi dan terus menerus kesuksesan itu dilakukan lebih berenergi hingga Satu Menit Lagi. Saya yakin, Sang Maha Pengasih tak pernah enggan memberikan kado terindahNya.

 
Cobalah berpikir, cobalah dengan cara baru disetiap usaha yang kita lakukan, “Satu menit lagi sukses, satu menit lagi sukses, satu menit lagi sukses, satu menit lagi sukses”. Jika belum juga, tidak ada kata lain selain satu “menit lagi sukses”.

 
Jika satu menit ini belum juga, masih banyak satu menit lagi yang akan datang. Selalu satu menit lagi hingga PANTANG UNTUK MENYERAH!
 
 
Tulisan dikirim oleh Andi Badren

33 comments On Satu Menit Lagi

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
6 * 1 = ?
Reload

Site Footer