Ketika menemani anak belajar, hal paling berat bagi saya adalah membantunya memahami pelajaran bahasa daerah, bahasa Sunda. Saya mulai mengenal bahasa Sunda saat kuliah di Bogor tahun 1987. Walaupun sudah sekian lama, namun masih banyak kosa kata bahasa Sunda yang tidak saya pahami. Apalagi bahasa Sunda yang saya dengar dalam percakapan sehari-hari berbeda dengan bahasa Sunda yang diajarkan di sekolah.
Bahasa Sunda merupakan satu dari sekian puluh bahkan mungkin ratus bahasa di Nusantara. Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan etnis ini sangat kaya dengan bahasa daerah. Karenanya, satu kata bisa mengandung makna yang berbeda, tergantung suku mana yang mengucapkannya. Misalnya, “atos” dalam bahasa Sunda bermakna “sudah”, tetapi dalam bahasa Jawa “atos” itu berarti “keras”.
Bahkan, sesama bahasa Jawa saja makna satu kata bisa berbeda. “Mari” dalam bahasa Jawa Tengah itu berarti “sembuh”. “Wis mari” itu artinya “sudah sembuh”. Sementara dalam bahasa Jawa Timur “mari” berarti “selesai”. Bila orang Jawa Timur berucap, “Pekerjaanmu wis mari, ta?” Itu berarti, “Apakah pekerjaanmu sudah selesai?”
Dalam bahasa Jawa, “kenek” itu berarti “kena” [menyentuh, mendapatkan, menyenggol, menabrak]. Sementara orang Batak memahami kata kenek itu sebagai kondektur alias asisten sopir yang membantu mencari penumpang dan mengutip uang ongkos dari penumpang bus.
Alkisah, seorang sopir bus yang berasal dari Batak punya kondektur baru orang Jawa. Suatu ketika, bus ini hendak parkir di terminal Blok M karena sang sopir lapar dan hendak makan siang. Kondektur baru orang Jawa ini memberi instruksi, “Mundur! Terus! Kanan dikit, terus, lurus, terus!”
Tiba-tiba terdengar suara keras. Brak! Rupanya bagian belakang bus menabrak tembok pembatas. Sang sopir langsung memaki, “Dasar, kenek tai!” Dari belakang bus sang kondektur menjawab, “Gak kenek tai kok, tapi kenek tembok.” Hehehe….
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
Ayo! Warga Jabotabek ikuti ย SuksesMulia Entertrainment, bersama saya, Sabtu 6 Juli 2013, dengan SMS ke 0812-8812-0009
Bagi warga Surabaya dan sekitarnya mari bergabung di acara ON for Parent, 7 Juli 2013, dengan menghubungi 0811-344-3800
17 comments On Satu Kata Banyak Makna
hahaha..
bisa aj si kakek ini,,
tpi emng bener kek bahasa sunda pergaulan sama yang di buku itu beda, saya yang orang sunda aj
kadang bingung,,
hehe….
eh event suksesmulia nya mau d adain d mana kek???
pengen ikut dongg…
Hahaha…numpang ketawa ya pak..sense of humor pak Jamil teteup mantepppsss..
Salam untuk keponakanku, salamnya salam SuksesMulia. Hehehe
Hahahaha aya-aya wae…tetap cemungut
Awas lho, aya aya wae artinya dalam bahasa saya, penulisnha kece. Hehehehe
koq iso ya….
he he he… โDasar, kenek tai!โ kalau bhs batak artinya apa pk?
Wah terbawa cerita, baca sambil praktekin ngomong nih beh jadinya. Logat bicara yg berbeda2 sunda, jawa tengah, jawa timur…
Selalu menarik tulisan babeh Jamil. Tulisan yg ga cuma syarat hikmah dan makna, tapi selalu ada humornya yg bisa bikin tersenyum n ketawa..
Salam SuksesMulia
#InspirasiParenting
Waha..ha..ha..ha..
Perbedaan Bahasa emang bisa timbulkan sala faham, sekaligus jadi obat rilex biar ngga tegang. Sip, Muatap kek.Salam Metamorfosa
aya aya wae ieu si abah, tapi sae pisan bah, bujeng-bujeng mah abi tos sarius maca ti luhur eh ujung-ujung na janten ngakak… ๐
salam jumpa di #FSM 13 juli 2013 nya bah..
Atos atos kek…..
Baca: hati hati kek..
Hehehe
Ngakak Abis. Obat pelipur lara. Thanks Mr jamil.
Abdi nuju nyeri gusi, ngiring ngakak…Nuhun Pak Jamil
Kek,
“Kenek” dalam bahasa Jawa juga bisa berarti kondektur juga kok, Kek. Untuk Jawa Tengah-DIY pakainya “Kena tembok” (baca: keno tembok), bukan “Kenek tembok”. Hehehe ^^
Kek,
“Kenek” dalam bahasa Jawa juga bisa berarti kondektur juga kok, Kek. Tambahan aja, Kek, untuk Jawa khususnya Jawa Tengah-DIY pakainya “Kena tembok” (baca: keno tembok), hehehe ^^
Selamat menunaikan ibadah Ramadhan, Kek Jamil ^^
he..he..he.. ono-ono ae pak jamil iki, salam kenal kumaha damang ๐
Haha numpag ketawa