Pada suatu masa, terdapat sebuah kerajaan dimana penduduknya mengalami pandemic penyakit virus yang mematikan. Hingga sampai kepada istana, setelah dites, ternyata keluarga rajapun sebagian tertular penyakit tersebut. Sang Raja dengan rasa was-was, memanggil 2 orang peramal tenar dikerajaan untuk memberikan ramalannya tentang bagaimana nasib anggota keluarganya yang menjadi pewaris tahta kerajaan juga kelangsungan hidup dirinya.
Peramal pertama, maju ke hadapan Raja, kemudian ditanya, “Wahai peramal, coba kau ramalkan berdasarkan hasil tes, cek laboratorium dan juga intuisimu, bagaimana nasibku dan keluargaku?”
“Ee… anu Raja.. mohon ampun.. sepertinya permaisuri dan seluruh putra mahkota sebentar lagi akan meninggal karena wabah ini. Kemudian disusul oleh Baginda.”
Dengan wajah lesu dan emosi, Raja segera memanggil para pengawal,”Pengawal.. tangkap peramal ini..” Tanpa penjelasan apa-apa, sang peramalpun dijebloskan ke penjara ditemani oleh seekor singa yang kelaparan.
Kemudian, Rajapun memanggil peramal kedua. Dengan ekspresi kegelisahan yang sama dan bertanya hal yang sama. Suasana dalam ruangan cukup mencekam. Detik-detik berlalu, semua orang menunggu sang peramal kedua menjawab pertanyaan Raja dan merasa under estimate terhadapnya.
Peramal kedua ini, dengan penuh percaya diri, sambil tersenyum memandangi wajah Raja dengan seksama, begitu tenang berwibawa, ia berkata,”Baginda Raja Yang Terhormat, setiap orang pasti akan mengalami kematian. Kita tak pernah bisa tahu kapan itu terjadi pada diri kita. Yang terpenting adalah bukan kapan kita meninggal, namun saat meninggal, apa yang sudah kita perjuangkan selama hidup. Dan… hmm.. berdasarkan dari hasil prediksi saya untuk Baginda, saya rasa Anda akan berumur lebih panjang untuk memimpin kerajaan dibandingkan anggota keluarga kerajaan lainnya.”
Mendengar apa yang disampaikan peramal kedua, sang Rajapun tertegun. Dia sadar, bahwa kenyataannya pernyataan sang peramal kedua memiliki makna yang sama dengan peramal pertama. Namun kalimat yang disampaikan peramal kedua, sungguh tidak membuatnya emosi lagi. Rajapun akhirnya berpikir keras bagaimana bisa mengerahkan segala kekuatan melawan virus ini disisa waktunya, dengan mendatangkan para ahli dari berbagai belahan dunia. Berkolaborasi, hingga tercipta formula penangkal virus yang menyelamatkan negerinya.
Woww..
Demikian dahsyat sebuah kalimat mampu menembus hati dan kesadaran untuk berbuat. Kebijaksanaan dalam menyampaikannya, tidak hanya menyusun kalimat-kalimat powerful, tetapi juga kekuatan aura charisma yang dipancarkan dari kejernihan hati sang peramal mampu menggerakkan hati Raja, mengubah nasib jutaan orang.
Saya ingin, bisa menjadi orang seperti sang peramal kedua, punya ketenangan dan kejernihan hati, tidak ikutan panik saat menghadapi Raja yang gelisah. Kata-katanya bermakna sama, namun menyadarkan. Itu insight yang saya peroleh. Apa insight Anda dari cerita diatas? Sharing yukk
Salam Cinta Dari Hati,
Sofie Beatrix
Founder Akademi Trainer dan Kampoong Hening