Awal Ramadhan tahun ini saya dan keluarga berangkat umroh. Salah satu kebiasaan kami adalah menerima titipan doa secara tertulis. Tahun ini, anak pertama saya, Nadhira, mendapat titipan doa paling banyak, hampir 3.000 (tiga ribu) orang. Titipan doa itu diprint oleh anak saya dan dicetak menjadi 5 buku yang menarik.
Titipan doa itu satu per satu kami baca selama di tanah suci. Ternyata tidak semua doa baik, ada yang kurang tepat dalam mengekspresikan keseriusan doa yang dititipkan.
Contoh 1: “Ya Allah, berilah kami jodoh tahun ini. Gak ganteng gakpapa ya Allah, miskin juga gakpapa ya Allah, yang penting sholeh dan sayang dengan orang tua saya.”
Contoh 2: “Ya Allah, pindahkan penyakit ibu saya kepada saya, biarkan saya yang menanggung rasa sakit itu, jangan ibu saya”
Menurut saya, redaksi doa seperti ini kurang tepat. Ada kalimat negatif di dalam doa itu. Apabila oleh Allah swt doa itu dikabulkan, justeru bisa menimbulkan kekecewaan atau masalah baru. Punya suami yang sholeh dan sayang ibu tapi miskin sekali dan sang istri gak percaya diri bila ngajak suami ke acara yang dihadiri banyak orang. Tersiksa khan?
Untuk contoh kedua, ibunya menjadi sehat tapi yang berdoa punya banyak penyakit. Padahal biaya pengobatan semakin mahal. Belum lagi, bila yang berdoa sakit lantas siapa yang merawat dan membahagiakan sang ibu?
Allah swt sudah memberikan pelajaran melalui Nabi Yusuf. Ketika Malaikat Jibril datang menemui Nabi Yusuf di penjara, Yusuf bertanya “Hai malaikat Jibril, kenapa Allah swt membiarkan saya berlama-lama di penjara?”
Berkata Jibril “Tuhanmu menjawab doamu, bukankah kau pernah meminta “: “Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan diriku dari tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh (QS Yusuf: 33).
So, redaksi doa sebaiknya menggunakan kalimat yang positif.
Untuk Contoh 1, doanya bisa diubah “Ya Allah, berilah aku jodoh, seorang lelaki yang sholeh dan menyayangi orang tua hamba, wajahnya saat dipandang menyenangkan, hartanya berlimpah sehingga bisa membantu banyak orang.
Contoh doa yang kedua bisa diganti “Ya Allah, sehatkan ibunda dan sehatkan pula saya, sehingga saya bisa menjaga ibunda dengan baik. Ganti penyakit ibunda dengan kebaikan, jadikan penyakit ibunda penebus semua dosa yang pernah dilakukannya.
Coba cek susunan doa Anda selama ini. Jangan sampai ada kata negatif atau ada kata yang bila itu dikabulkan justeru membuat Anda sengsara. Atau jangan-jangan berbagai problem, derita, kekecewaan dan ketidakbahagian Anda saat ini adalah buah dari doa-doa Anda yang dikabulkan oleh Sang Maha Kuasa?
Ingat, salah menyusun kata dalam berdoa bisa berbahaya. Waspadalah… waspadalah.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
2 comments On Salah Menyusun Kata Dalam Berdoa itu Berbahaya
MaasyaaAllaah, gurunda…
Inspiring …
Doa itu adalah kalimat positif …
Jazaakallaahu khairan atas reminder yg sangat baik ini.
Sama-sama dok