Banyak orang mengira bahwa bekerja atau berbisnis adalah salah satu sumber datangnya rezeki. Pemahaman yang tepat adalah bekerja atau berbisnis merupakan salah satu JALAN untuk datangnya rezeki bukan SUMBER datangnya rezeki. Sebab, bila bekerja atau berbisnis merupakan sumber datangnya rezeki maka gaji dan keuntungan selalu didapatkan oleh karyawan dan pebisnis.
Padahal faktanya, ada orang yang bekerja tetapi tidak mendapat bayaran. Ada pula orang yang rajin berbisnis tetapi rugi melulu. Sekali lagi, bekerja atau berbisnis hanya salah satu jalan datangnya rezeki. Sumber datangnya rezeki atau sang pemilik rezeki adalah Allah SWT. Dia lah Yang Maha Kaya, Maha Pemberi Rezeki.
Jalan datangnya rezeki banyak tetapi sumbernya satu. Rezeki bisa datang melalui jalan bekerja, warisan, pemberian, hadiah, berbisnis dan lain sebagainya. Dan, kuatkanlah keyakinan bahwa seumbernya adalah Allah SWT. Tugas kita menciptakan banyak jalan, dan biarlah Allah SWT Sang Pemilik Rezeki yang mengatur dan menentukan jumlahnya.
Rezeki datang terkadang tidak pakai logika, terserah Allah SWT Sang Pemiliknya. Menurut logika manusia memberi itu mengurangi rezeki padahal itu pengundang rezeki yang lebih besar. Rezeki terkadang juga datang tanpa diundang. Ia datang secara tiba-tiba. Sejak tahun 2004, hampir setiap tahun saya umroh dan semuanya itu cuma-cuma. Ada yang karena hadiah, ada pula karena diminta membimbing atau mendampingi jamaah.
Saat ini saya sedang umroh bersama Anta Umroh. Biro umroh milik pengusaha kawakan bapak Chairul Tanjung. Saya diminta untuk menjadi pendamping jamaah. Saya bukanlah seorang ustadz sehingga sangat tidak layak menjadi pembimbing, ada orang lain yang berperan sebagai pembimbing jamaah. Saya berperan seperti coach untuk membantu para jamaah lebih move ON usai pulang dari umroh.
Saya memahami bahwa banyak cara agar rezeki datang tak terduga, tak sesuai logika dan cara-cara lain di luar nalar manusia. Maka kemarin, sebelum saya berangkat umroh, sebagai CEO di Kubik Group saya kumpulkan semua karyawan untuk membuat komitmen. Salah satu komitmennya adalah melakukan amal sholeh rutin harian yang menjadi jalan datangnya rezeki.
Bukan hanya datangnya yang tidak pakai logika, rezeki hilang, berkurang bahkan tiba-tiba ludes juga tidak pakai logika. Beberapa perusahaan yang dulu menjadi primadona, ada yang gulung tikar di awal tahun ini. Ada pula yang melakukan penghematan ekstrim dan mem-PHK ribuan karyawannya.
Saatnya menguatkan keyakinan bahwa sumber rezeki adalah Sang Maha Kaya. Kita hanya perlu mengikuti apa yang Dia mau agar rezeki datang bertubi-tubi tiada henti. Taatlah kepada-Nya. Percayalah, rezeki yang datang tak terduga jumlahnya jauh lebih besar dibandingkan yang pakai logika. Mau? Mendekatlah dan berbaik-baiklah kepada Sang Pemilik Rezeki, Allah SWT.
Muscat, Oman, 28 Januari 2016.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook
4 comments On Rezeki dan Logika
Setuju kek
Tahun 2012, sekitar bulan september waktu itu kami sedang membutuhkan uang yg lumayan jumlahnya. Sedangkan kami sudah tidak punya uang lagi.
Pinjam teman, sodara pun nihil hasilnya.
Lalu kami putuskan untuk berdoa, shalat hajat, sedekah dan minta doa orang tua.
Alhamdulillah tanpa disangka2 kami mendapat order pembuatan kaos gathering sebuah perusahaan yg jumlahnya lumayan banyak. Anehnya keuntungan kaos itu sama persis dengan uang yg kami butuhkan.
Sarapan pagi ini 🙂
izin share/ retweeted Kek..
@amunaris
setuju kek,, semoga sampai tanah air tambah ilmunya
Semoga Allah selalu memberikan saya rejeki yang halal lagi berkah. Pak.jamil nitip doa. Semoga saya bisa ikut akademi trainer bulan februari atau april.