Resign dan Visi Hidup

Share this

Mengapa banyak orang resign kemudian menyesal? Setelah resign bingung? Salah satu sebabnya karena ia belum tahu visi hidupnya. Seyogyanya, seseorang itu memutuskan resign apabila dia sudah punya visi hidup yang jelas. Visi hidup inilah yang menjadi pertimbangan utama. Kita perlu mengajukan pertanyaan “apakah tempat kerja saya mampu membantu mewujudkan visi hidup saya?”

Saya pernah resign dua kali. Keduanya karena visi. Saat saya bekerja sebagai CPNS, saya punya visi hidup “ingin membahagiakan orang tua.” Saya tekuni pekerjaan itu karena orang tua saya merasa bangga apabila anaknya bekerja sebagai PNS. Namun, setelah dua tahun saya berkiprah dan terlibat beberapa proyek Inpres Desa Tertinggal (IDT), visi hidupnya mulai berubah “selain membahagiakan orang tua, saya juga ingin ikut mengentaskan kemiskinan di Indonesia.”

Perenungan demi perenungan saya lakukan, akhirnya sampailah saya kepada kesimpulan “saya tidak mungkin mampu mewujudkan visi tersebut bila menjadi PNS.” Akhirnya saya memutuskan diri untuk bergabung dengan Dompet Dhuafa (DD) Republika. Saya aktif dalam program-program pengentasan kemiskinan, dan sering muncul di berbagai media demi untuk membahagiakan orang tua.”

Seiring perjalanan waktu, visi saya pun mengalami metamorfosis, dan ketika saya merasa bahwa DD Republika tidak bisa membantu mewujudkan visi hidup saya, maka saya resign dan menekuni profesi baru yang sejalan dengan visi hidup saya. Hingga saat ini, saya merasa yakin bahwa ini adalah visi hidup saya yang terakhir dan tidak akan mengalami perubahan lagi, tetapi wallahu ‘alam.

Setiap hari saya menjalani kehidupan demi terwujudnya visi yang mampu menyelamatkan kehidupan saya di akherat sekaligus mengangkat derajat saya di bumi. Setiap hari saya pergi bertebaran ke berbagai penjuru demi mewujudkan visi hidup saya tersebut. Visi hidup saya yang terakhir saya yakini lebih powerfull, menggerakan dan penuh energi. Saya ingin menjadi pengungkit keberhasilan bagi 25 juta orang khususnya leader, entrepreneur dan trainer.

Baca Juga  Bagaimana Agar Hidup Tidak Stagnan?

Selama saya masih memiliki visi ini, saya tidak akan resign dari profesi yang saya tekuni sekarang (trainer, pebisnis dan penulis). Karena memang visi hidup saya sudah sangat sejalan dengan profesi yang saya tekuni. Jadi, tidak perlu saya resign. Bagaimana dengan Anda, apakah pekerjaan dan profesi Anda saat ini sejalan dengan visi hidup Anda?

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Inspirator SuksesMulia

Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
9 + 3 = ?
Reload

Site Footer