Menentukan pilihan yang baik itu dengan mengaktifkan Pre Frontal Cortex di dalam otak kita. Penuh pertimbangan matang, kesadaran penuh, ada banyak manfaat di dalamnya dan sedikit keburukan yang muncul serta berdimensi jangka panjang. Keputusan kita detik ini, bukan hanya menentukan kehidupan kita dimasa yang akan datang tetapi juga generasi setelah kita. Begitulah salah satu pelajaran dari ilmu Neuroleadership yang saya dalami.
Berdasarkan ilmu itu, saya memutuskan bahwa pada tanggal 17 April di TPS, saya Tusuk Prabowo Sandi. Ya, bagi saya, kepanjangan TPS di pilpres kali ini adalah Tusuk Prabowo Sandi. Banyak pertimbangan yang mendasarinya, beberapa diantaranya.
Pertama, pilihan orang beriman yang ikhlas. Sejak tahun lalu, saya keliling ke berbagai kota di Indonesia. Dalam kesempatan itu, biasanya saya mampir atau kontak ke orang-orang spiritualis di kota itu. Mereka yang saya kontak itu adalah orang yang tulus dan sebagian besar tidak mengenal social media, tidak gila popularitas apalagi jabatan. Dari mereka, saya mendapat keyakinan untuk TPS, Tusuk Prabowo Sandi. Dan tentu, keyakinan untuk TPS dan mengajak orang lain untuk juga TPS semakin membuncah setelah para guru yang saya kagumi juga menentukan pilihan yang sama.
Kedua, perpaduan militer – sipil. Sebagai seorang yang pernah aktif di pasukan elit hingga berpangkat perwira, Bapak Prabowo memiliki pengalaman tempur, kemampuan strategis dan wawasan kenegaraan serta pergaulan internasional yang dibutuhkan Indonesia saat ini. Ditopang oleh Mas Sandi yang energik dan memiliki wawasan dan pengalaman bisnis luas yang mengantarkannya masuk dalam jajaran 100 orang terkaya di Indonesia. Perpaduan dua lelaki ini saya yakini bisa melesatkan harga diri bangsa Indonesia dimata internasional dan menjadi pemicu kebangkitan ekonomi di negeri yang kaya sumberdaya ini.
Ketiga, mampu memberdayakan generasi millennial. Data BPS 2018 menunjukkan bahwa jumlah generasi millennial berusia 20-35 tahun mencapai 24 persen, setara dengan 63,4 juta dari 179,1 juta jiwa yang merupakan usia produktif (14-64 tahun). Jumlah ini akan terus meningkat apalagi di Indonesia terjadi bonus demografi hingga tahun 2036.
Hanya pemimpin yang berjiwa paling muda, paling gesit dan paling sehat fisiknya yang siap memberdayakan kaum millennial dan memanfaatkan bonus demografi. Itu semua ada di mas Sandi, sang pembantu pak Prabowo.
Perpaduan generasi tua yang berpengalaman dan generasi muda yang cerdas serta berjiwa entrepreneur bisa saling mengisi dan menggantikan. Energi, semangat dan kesehatan mas Sandi bisa sangat mendongkrak kinerja pak Prabowo. Hanya dalam kurun waktu 7 bulan, mas Sandi bisa mendatangi 1600 titik dan masih terlihat sehat, fresh dan berenergi. Saya pun iri dengan kebugaran pebisnis yang sholeh ini.
Itulah tiga pertimbangan utama diantara puluhan pertimbangan lainnya yang menjadi alasan saya ke TPS: Tusuk Prabowo Sandi.
Mari tanggal 17 April kita ajak banyak orang untuk ke TPS: Tusuk Prabowo Sandi. Siap? Berapa orang yang Anda ajak?
Ingat TPS, ingat: Tusuk Prabowo Sandi
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia
8 comments On Ramaikan TPS: Tusuk Prabowo Sandi
Cocok
Salim
Akhirnya Babeh turun gunung… Siaap ratakan menangkaan TPS
Saya gak naik gunung koq…he2x
Sangat sepakat 🙂
Terima kasih
SEPAKAT Kakek
ohsyiaaaaap… TPS