Ada seorang yang berkata kepada saya “Pak Jamil hidupnya bahagia terus sebab sudah sukses. Lha kalau saya, sulit bahagia karena hidupnya belum sukses. Sukses adalah penyebab kebahagian.” Menurut Anda, bagaimana ucapan orang tersebut? apakah Anda sependapat? Atau Anda punya pendapat yang berbeda? Benarkah Sukses penyebab kebahagiaan?
Ucapan tersebut mengingatkan saya dengan pendapat seorang konsultasi bisnis sekaligus dosen mata kuliah Happiness di Harvard University, Shawn Achor. Di dalam bukunya, The Happiness Advantage, Achor mengatakan: “Kebahagianlah penyebab kesuksesan.
Karena kebahagiaan adalah penyebab kesuksesan, para tokoh psikologi positif banyak yang meneliti dan membahas tema kebahagiaan, salah satunya adalah Tal Ben Shahar. Dalam bukunya Happier (2007), dosen Harvard University ini mengenalkan istilah The Hamburger Model. Ada empat model kebahagiaan yang diperkenalkan penulisnya kepada kita.
Pertama, Junk – Food Burger. Burgernya enak, tetapi tidak sehat. Kelompok ini, fokus kepada kebahagiaan hari ini, Ia tidak peduli dengan kebahagiaan masa depan. Ucapan yang sering dilontarkan adalah “yang penting hari ini happy, masa depan urusan nanti.” Tal Ben Shahar menyebut kelompok ini sebagai kaum hedonis. Dosen favorit di Harvard University ini menyarankan kita tidak memilih kelompok yang ini.
Kedua, Vegetarian Burger. Burgernya tidak enak, tetapi sehat. Kelompok ini mengabaikan kebahagiaan hari ini dan fokus kepada kebahagiaan masa depan. Hari ini mereka berjuang dengan mengerahkan tenaga, energi dan sumber daya, bahagianya (panennya) nanti (di masa depan). Mereka berkata “sekarang waktunya berjuang, bahagianya nanti, dikemudian hari.” Tal Ben Shahar menyebut kelompok ini sebagai Rat Race, para pemburu kebahagiaan namun tidak merasakan kebahagiaan.
Di Indonesia, kelompok ini punya slogan: “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Mau jadi kelompok ini? Kalau saya tidak mau.
Ketiga, Worst Burger. Burgernya tidak enak dan tidak sehat. Kelompok ini tidak memperdulikan kebahagiaan saat ini maupun kebahagian di masa depan. Kelompok ini sering menggunakan kata “seandainya..” Saat ia mahasiswa ia berkata “seandainya saya sudah bekerja.” Dan ketika waktu bekerja telah tiba ia pun berkata “seandainya aku jadi pengusaha.”
Begitu ia resign dan membuka usaha, ia akan berkata “seandainya dulu saya tidak keluar kerja, hidupku tidak akan susah seperti sekarang.” Kelompok ini, oleh Tal Ben Shahar disebut Nihilst, selalu menihilkan (meniadakan) apa yang ada alias tidak mensyukuri apa yang sudah ia dapatkan. Semoga Anda tidak termasuk kelompok ini. Sebab ini adalah kelompok yang paling tidak bahagia hingga meninggal dunia.
Keempat, Ideal Burger. Burgernya enak dan sehat. Kelompok ini adalah yang bahagia hidup hari ini dan juga menyiapkan kebahagiaan di masa depan. Apabila kita ingin semakin bahagia, Tal Ben Shahar merekomendasikan kita memilih kelompok yang keempat ini, hari ini kita bahagia dan dikemudian hari kita lebih bahagia.
Bagaimana agar kita termasuk kelompok yang keempat?
Pertama, setiap melakukan pekerjaan selalu sadar penuh dan hadir utuh. Menyadari bahwa pekerjaan yang kita lakukan bukan hanya rutinitas harian, ada makna dibalik pekerjaan kita, ada sesuatu yang sedang kita persembahkan kepada dunia. Ada kontribusi berarti dari semua hal yang kita geluti. Selain itu, kita berfokus kepada proses terbaik yang dilakukan secara totalitas tanpa memaksakan hasil yang bisa kita dapat.
Biarkan hasil dari apa yang kita lakukan, dipilihkan oleh Sang Maha Mengetahui. Dia tahu hasil terbaik yang pas untuk kita, yang bisa mengangkat derajat kita di dunia dan menyelamatkan kita di kehidupan setelah dunia. Perpaduan antara usaha terbaik yang bisa kita lakukan dengan kepasrahan kita kepada Allah swt akan menghasilkan sesuatu yang dipenuhi kebahagiaan, kebermanfaatan dan keberkahan.
Kedua, time in. Kebahagiaan itu ada di dalam diri, maka pastikan bahwa kita sering berdialog dengan diri sendiri. Diawali dari mensyukuri apapun kebaikan yang sudah kita dapatkan, menyapa diri sendiri, melakukan self talk yang memberdayakan hingga memahami apa “misi” di bumi yang perlu dituntaskan oleh diri ini. Sediakan waktu khusus untuk melakukan ini maka kebahagian, kejernihan pikiran dan kebersihan hati selalu akan menemani kehidupan kita, hari ini dan dikemudian hari. Selamat mencoba dan teruslah bahagia.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia