Ada banyak orang setelah ikut seminar atau training wirausaha akhirnya memutuskan resign (keluar) dari kantornya. Alasannya beragam, “Saya mau jadi pengusaha. Saya ingin bebas mengatur waktu. Saya ingin punya penghasilan yang lebih besar. Saya ingin bisa lebih dekat dengan keluarga.”
Setelah mereka menjalankan bisnis, apakah keinginannya itu terwujud? Tentu ada yang terwujud, ada pula yang tidak. Bahkan tidak sedikit yang kualitas kehidupannya semakin menurun setelah “berbisnis”. Banyak pula yang terjebak pada kesibukan operasional bisnisnya, hutang bertumpuk dan keharmonisan keluargapun terganggu.
Mengapa itu terjadi? Menurut saya karena ada yang salah memahami makna bisnis atau berwirausaha. Ada yang beranggapan bila mau bisnis harus memiliki keterampilan atau keahlian dalam bidang tertentu. Bisnis diartikan sempit sebagai “keahlian atau keterampilan”. Akhirnya, mereka yang merasa ahli masak kemudian mendirikan restoran. Ia yang memasak, ia pula kokinya. Bila ini terjadi Anda bukan pengusaha, Anda hanya pekerja yang bekerja di usaha Anda sendiri.
Pebisnis itu yang utama adalah mindset dan mental, bukan keterampilan. Memang akan lebih baik bila Anda menguasai keterampilan. Tetapi, tidak baik bila Anda terjebak dalam pekerjaan-pekerjaan teknis yang rutin. Waktu dan energi Anda harusnya digunakan lebih banyak untuk mengembangkan bisnis, bukan urusan teknis.
Seorang pebisnis visioner akan menyiapkan SDM (sumber daya manusia) dan juga sistemnya. Seorang pebisnis punya target “kapan bisnis Anda tetap jalan ketika Anda tinggal jalan-jalan”. Bila Anda tidak begitu, berarti Anda sebenarnya bukan pebisnis walau Anda punya usaha.
Saya punya sahabat bernama Mursida Rambe yang mendirikan Baitul Maal wat Tamwil (BMT), sejenis koperasi simpan pinjam yang beroperasi secara syariah. Saat awal mendirikan BMT memang ia ikut terjun ke pasar-pasar tradisional dan melakukan hal-hal yang sifatnya operasional. Namun itu tidak berlangsung lama. Energi dan waktunya lebih banyak dicurahkan untuk membina SDM dan membangun sistem.
Hasilnya? Usaha yang pada tahun 1994 hanya bermodal satu juta rupiah, kini beraset lebih dari Rp 60 milyar. Saya yakin BMT Beringharjo Yogyakarta yang dipimpin Mursida Rambe tidak akan berkembang seperti saat ini bila perempuan ini hanya sibuk mengurusi teknis operasional. Mursida Rambe di mata saya adalah seorang pebisnis sejati.
Apakah Anda sudah menjadi pebisnis? Atau hanya merasa menjadi pebisnis?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
30 comments On Punya Usaha Belum Tentu Pebisnis
pertamax #halahanakkaskus , kapannya mursida rambe di ajak seminar kek?
pertamax diamankan.hmm Maret 2012 saya akan jadi pebisnis!thanks pak Jamil;-)
Inspirasi di pagi hari. doakan ya kek semoga saya cepat melepaskan status karyawan saya. 🙂
Benar sekali mas, persis diskusi saya dg owner Rumah Madani, utk awal bolehlah kita ambil semua pekerjaan, namun lambat laun dan pasti harus mencari karyawan yg bisa menghandle pekerjaan2 rutin itu
Bikin acara di Jogja sama Mursida Rambe yuuk om ^.^
ijin share bos..:)))
Ini wajib dibaca biar gak asal Bisnis.. 😀
begitu ya,,, 😉
nice post…
Mantabs,, Inspirasi hari ini, Thanks Pak
Pak Jamil, nanyao dong.. Klo Ibu Mursida Rambe meninggalkan usaha BMT nya selama setahun dr skrg,ga pernah nyentuh BMT scr operasional dan manajerial, ga pernah nyentuh karyawannya,kira2 bisnisnya bakal lebih tumbuh,tetap atau turun?? Sukron..
Berasa ketampar sangat keras, selama ini berarti saya hanya jadi pekerja utk usaha saya sendiri krn sistem yang tidak berjalan, mohon doa dari teman semua dan kek Jamil, semoga ditahun 2012, sistem diusaha saya dpt berjalan, sehingga saya bisa mengembangkan usaha lain.
inspiratif… terima kasih
Tetap belajar setelah buka usaha….
Doakan ya kek smoga dtahun 2012 target sya akan buka usaha tercapai n moga jadi pebisnis,,:)
benar-benar meng-inspirasi pak 🙂
membaca tulisan Bapak saya jadi teringat Cashflow Quadrant, terima kasih sudah mengingatkan kembali akan jebakan ini
gmn crnya cari modal utk usaha yg sesuai syariah tadz?
Pak Jamil.. trimakasih atas inspirasinya….
agar bisnis sukses memang harus ada motivator dan inspiratos seperti pak jamil..
salam sukses mulia
Yg namanya bisnis itu tetep bisa jalan meski ditinggal jalan”, 🙂 (JA)
Wah ternyata ibu mursida rambe sahabatnya kek jamil azzaini juga ya selalu terpaku melihat sosok ibu mursida yang visioner ketika sama-sama menghadiri seminar tentang kemiskinan
terima kasih pencerahannya pak… Like This!
inspiratif…
Saya jg punya usaha nih, walau blm punya staff, tp usaha saya byk berjalan secara otomatis. Cuma memang utk support systemnya butuh staff jg akhirnya
great kek..thx inspirasi pagi2 ny mntap,ni lg proses mmbuat sistem brjln kek..smg Alloh mjd kn kt smw yg baca tulisan ini mjd mns pnuh mnfaat bwt sbnyk2ny org,amiin go go
inspiratif pak, ditahun 2011 masih merasa sebagai pebisnis semoga ditahun baru nanti sudah bisa jadi bisnisman betulan pak..hehe 🙂
subhanallah mantabbbbzzz… tulisannya…
sudah mengerti dan semakin mengerti, pak jamil selalu menginspirasi..
lanjutkan,,,
Assalamu’alaikum Pak Zaini, saya saat ini sebagai karyawan di perusahaan swasta, saya juga membuka warung yang memnuhi kebutuhan sehari-hari. pakah itu termasuk bagian dari berwirausaha atau bukan? Hehehe
Sudah punya Bisnis dan belajar menjadi pebisnis.
Terima kasih pak atas wawasannya, sangat membantu untuk saya, karena selama ini berpikir bisnis harus sesuai dengan keterampilan yang saya miliki.
achmad
ternyata selama ini sy masih merasa sebagai pebisnis tapi bukan pebisnis… Thx pak ust.