Pujian dan Cacian Adalah Ujian

Share this

Andy Sukma Lubis“Pujian dan cacian hanya berbeda dalam getaran nada yang diucapkan. Namun keduanya sama-sama berupa ujian.”

Pujian adalah ujian. Dengan menghilangkan satu huruf awal di depannya, seharusnya itu sudah bisa untuk mengingatkan.

Sungguh tak pantas rasanya kita bergelar sesuatu yang bernama pujian. Seringkali pujian berakhir dengan kebanggaan. Pembeda antara seseorang yang dikatakan baik, dengan orang lainnya yang dicap buruk adalah karena terbukanya aib. Terkuaknya kesalahan yang pernah dilakukan.

Orang yang satu dibuka aibnya oleh Allah, sementara satu yang lainnya ditutup dengan rapat oleh-Nya. Tidaklah pantas jika seseorang merasa lebih tinggi derajat dan kedudukannya lantaran merasa tak punya aib atau kesalahan. Semua hanya karena Allah yang tak membuka aibnya. Hanya perkenan-Nya yang tak menjadikan orang lain mengetahui kesalahan yang pernah diperbuat dalam menjalani kehidupan.

Jikalau aib menimbulkan bau, siapalah kiranya yang sudi untuk duduk di sebelah kita?

Pujian memang bisa menghanyutkan. Memujilah sewajarnya dan terimalah pujian ala kadarnya. Karena sungguh hanyalah Allah yang pantas untuk mendapatkan pujian. Sementara kita? Cukuplah pujian menjadi kata manis yang terucap dari mulut dan tulisan seseorang. Tapi tak lantas memunculkan kebanggaan di jiwa.

Lalu, cacian juga sama seperti pujian. Sama-sama sebagai ujian yang diberikan oleh Allah. Kalau pujian tak pantas untuk dibanggakan, maka cacian mungkin memang layak untuk disematkan. Bagian dari rencana Allah yang mungkin saja didatangkan bukan ditujukan untuk menghinakan. Akan tetapi menjadi salah satu cara yang Allah berikan untuk menggugurkan dosa dan kesalahan.

Jika bisa berbangga diri saat menerima pujian, lalu kenapa saat cacian yang diucapkan, tak dinampakkan sebuah keikhlasan. Pujian dan cacian adalah ujian.

Baca Juga  Tiga Penjual Sisir

Pujian dan cacian hanya berbeda dalam getaran nada yang dihasilkan.

Suara ember pecah ataupun lantunan suara merdu dalam nada-nada cinta, kesemuanya adalah bunyi yang getarannya diciptakan oleh Allah.

Apapun yang didengar adalah sebuah ujian. Kala pujian yang disampaikan, sejauh mana kita bisa tetap merendahkan diri. Ketika cacian yang diutarakan, sedalam apa kita bisa melakukan introspeksi.

Salam suksesmulia,

@AndySukmaLubis | www.AndySukma.com | 0813-82385808

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
9 + 2 = ?
Reload

Site Footer