Proses Lebih Penting Daripada Hasil

Proses Lebih Penting Daripada Hasil

Share this

Terkejut, sedih dan bingung saat ada seorang wanita muda yang pernah diundang ke istana berkometar di halaman facebooknya. Ia berkomentar tentang bisnis prostitusi online yang dilakukan oleh seorang artis berinisial VA. Ia menuliskan komentarnya begini: “Saya justru penasaran bagaimana VA membangun value/nilai dirinya, sehingga orang-orang mau membayar tinggi di atas harga pasar reguler. Padahal, seorang istri saja diberi uang bulanan 10 juta sudah merangkap jadi koki, tukang bersih-bersih, babysitter, dll. Lalu, yang sebenarnya murahan itu siapa?”

Dalam dunia bisnis, mindset seperti ini adalah mindset yang merusak. Karena orang hanya fokus kepada hasil tetapi mengabaikan proses. Yang penting target tercapai, caranya terserah, atau yang penting untung, caranya bisa menghalalkan segala cara. Akhirnya, bisnisnya merusak lingkungan, merusak kesehatan, merusak apapun tidak mengapa yang penting untung. Sebagai praktisi yang sudah menekuni bisnis sejak kuliah, saya sangat paham tentang bahaya dan merusaknya mindset “yang penting hasilnya.”

Bagi orang yang beriman, “proses” itu penting, kita wajib fokus kepada proses yang terbaik, hasil bisa kita rencanakan tetapi berhasil atau tidak itu terserah yang Maha Kuasa. Ada nabi yang berdakwah ratusan tahun namun tidak membuahkan hasil, tidak memiliki pengikut. Akan tetapi ia tetap dicintai oleh Allah swt. Kelak di akherat, kita hanya dimintai pertanggungjawaban tentang proses yang kita jalani, bukan tentang hasil yang bisa kita raih.

Bahkan dalam urusan harta, kelak kita akan diajukan dua pertanyaan: “Kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sampai dia ditanya 4 hal: (diantaranya), tentang hartanya: dari mana harta itu diperoleh dan untuk apa harta itu dibelanjakan…” (HR. Turmudzi, Ad-Darimi, At-Thabranni dalam Al-Ausath, Al-Bazzar dsb).

Baca Juga  NeuroLeadership: Otak Sehat itu Membuat Hidup Tenang

Kita akan mendapat dua pertanyaan berkaitan dengan harta “darimana harta diperoleh dan kemana harta itu dibelanjakan.” Nilai 80 juta rupiah yang diperoleh dari prostitusi online dan dianggap bernilai besar justeru itulah yang akan menjerumuskan dalam kehidupan yang abadi. Mengapa? Karena cara memperolehnya dilakukan dengan cara yang dilarang keras oleh Allah swt. Harta panas itu akan benar-benar membuat sang pelaku “terbakar” di kehidupan nanti, tentu bila sang pelaku belum bertaubat. Semoga sang penulis dan pelaku sempat bertaubat sebelum mereka wafat.

Selain itu, kita tidak diperkenankan memcampuradukkan hal yang halal dan haram, hal yang baik dan buruk. Diri kita bernilai tinggi adalah sesuatu yang halal (baik) tetapi digunakan untuk prostitusi itu adalah hal yang haram (buruk). Menolong orang adalah baik, tetapi tidak boleh menolong orang dengan menggunakan uang hasil korupsi (buruk). Baik dan buruk dalah ibarat air dan minyak yang tidak bisa disatukan. Menyatukan keduanya akan menimbulkan kehidupan yang merusak, tanpa adab dan tanpa standar etika yang jelas.

Mari kita terus memperbaiki semua “proses” kehidupan yang kita jalani dengan kualitas dan kuantitas terbaik sembari terus berharap mendapat hasil yang terbaik.

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini

10 comments On Proses Lebih Penting Daripada Hasil

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Site Footer