Berbagai buku yang saya kaji dan training yang saya ikuti tentang kehidupan, hampir semuanya menekankan pentingnya seseorang mempunyai visi, mimpi atau bintang terang kehidupan: Sesuatu yang besar yang ingin dicapai selama hidup di muka bumi. Dengan cara ini hidup bisa menjadi lebih fokus dan terarah.
Tetapi apakah semua orang merumuskan visi hidupnya? Ternyata tidak. Ada yang beralasan tanpa menulis visi hidup mereka merasa hidupnya sudah oke-oke saja. Ketika saya tanya oke menurut siapa? Bagaimana bila dibandingkan dengan orang-orang yang profesinya sama dengan Anda? Mereka menjawab dengan jawaban yang tidak jelas dan melakukan banyak pembenaran diri.
Ada juga yang tidak merumuskan visi hidupnya karena memang mengalami kesulitan menyusunnya. Sebab memang faktanya, tidak semua orang bisa berpikir jangka panjang. Mereka berpikir, kerjakan yang terbaik sekarang tidak perlu memikirkan masa depan, karena masa depan itu masih misteri.
Pikiran ini terdengar pas, tapi waspadalah karena pikiran ini bisa membuat Anda galau dan bingung. Waktu terus berlalu, pekerjaan terbaik sering Anda lakukan. Sayangnya dikemudian hari Anda tidak memiliki keahlian apapun. Menjadi orang yang serba bisa sekaligus serba tanggung.
Oleh karena itu saya sangat menyarankan agar Anda punya visi hidup. Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk menyusunnya dengan cara Anda membayangkan mendengarkan pidato kematian.
Polanya begini, cobalah pilih siapa orang yang sangat Anda cintai. Kemudian bayangkan orang tersebut diminta memberi pidato saat kematian Anda. Apa harapan Anda yang disampaikan orang tersebut? Apa ucapan yang paling ingin Anda dengar? Segeralah tuliskan sekarang.. Ya, tulis sekarang.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook
7 comments On Pidato Kematian
Terima kasih mas Jamil sdh mengingatkan.
Selain apa yang diucapkan, juga siapa saja yang di-inginkan datang bertakziah dan mensholatkan pada saat kematian kita?
Salam,
Andi
Yes mas Andy…
Subhanallah, bagus sekali sekalian mengajari yg pidatonya
Hehehe….apa kabar pak?
Lha kok nancep jleb. Matur suwun Kek, ini pukulan yang ke sekian kali saya terima. Siap berbenah #SpeakToChange
Jangan ditangkis….hehehe
Subhanalloh, teguran sekali untuk saya. Terima kasih Kek Jamil Azzaini.. Barokalloh…