Sahabat itu sangat berarti. Setahu saya, semua orang hebat punya sahabat dekat. Namun terkadang persahabatan bisa retak bahkan kemudian saling bermusuhan. Untuk itu, pegang eratlah sahabatmu. Ingat pesan Imam Syafei: “Apabila kalian memiliki sahabat (yang membantumu dalam kebaikan dan ketaatan) maka genggam eratlah tangannya. Karena mendapatkan sahabat itu sulit, sedang berpisah dengannya itu mudah”.
Sahabat bukanlah teman biasa, teman perjalanan, teman sekolah, teman kuliah atau teman bekerja semata. Ia lebih dari sekedar teman, dalam bahasa gaulnya sahabat itu soulmate, belahan jiwa satu dengan yang lainnya. Saya bukan hanya berteman tetapi bersahabat dengan founder Kubik Leadership, Farid Poniman dan Indrawan Nugroho. Kami saling support satu dengan yang lainnya, bukan hanya urusan bisnis tetapi juga pribadi dan rumah tangga. Bahkan kami saling besanan. Itulah sahabat.
Di tahun, 2018 ini saya punya beberapa komitmen, salah satunya meningkatkan kualitas persahabatan dan persaudaraan saya dengan banyak sahabat. Agar keinginan saya tersebut terwujud, saya pelajari berbagai hal yang berhubungan dengan persahabatan. Salah satunya hal-hal yang bisa merusak persahabatan. Mau tahu? Berikut penjelasannya.
Pertama, prasangka. Ketahuilah, sebagian besar buruk sangka itu merusak saling percaya satu dengan yang lainnya. Biasakan bicara menggunakan data, fakta dan apa yang terucap. Bukan dari analisa, mengira-ngira, dan berprasangka. Kita manusia biasa yang tidak bisa membaca isi kepala dan isi hati manusia dengan sempurna.
Jangan “sok tahu” dengan mengatakan ini dan itu tentang isi hati dan pikiran orang lain, apalagi dia sahabat Anda. Komunikasikan apabila ada yang kurang berkenan dengan sahabat Anda, bukan dengan sangkaan. Saya jadi mengerti mengapa di dalam kitab suci agama saya (Islam) ada pengingat dari Allah swt “sebagian dari buruk sangka itu adalah dosa”.
Kedua, lemahnya etika dan integritas. Segala sesuatu terjaga karena ada etika, sayangnya tidak semua etika itu tertulis dan setiap orang punya kepekaan yang sama. Etika itu ada dan terasa, maka kita perlu belajar tentang cita rasa etika agar tidak mudah melanggarnya.
Begitu pula kita semua perlu menjaga integritas apabila persahabatan ingin bertahan lama. Jangan biasa melanggar janji dan komitmen. Jangan terbiasa berbeda antara yang terucap dengan apa yang ada di dalam pikiran dan hati Anda.
Ketiga, bersaing di “medan” yang sama. Ada beberapa orang yang bersahabat karena punya bisnis yang sama. Di perjalanan, salah satunya mengundurkan diri dan kemudian melakukan bisnis yang relatif sama, baik dari segi produk, proses, dan target pasarnya. Kejadian seperti ini bisa mencederai persahabatan.
Apakah tidak boleh bisnis yang sama? Tentu boleh, tetapi carilah pembedanya yang tidak membuat “tabrakan” dengan sahabat Anda. Khususnya berbeda dalam produk atau target market yang Anda bidik.
Saya sangat takut kehilangan sahabat dan terus mengasah diri melapangkan hati agar kualitas persahabatan semakin meninggi. Saya berharap para sahabat saya nyaman dan senang punya sahabat seperti saya. Dan kelak di akherat saya berharap kepada sahabat saya “Jika esok tak kau temukan aku di surga, carilah aku di neraka dan mohonlah kepada Allah swt untuk memindahkan aku ke Surga.”
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
1 comments On Perusak Persahabatan
Dear Pak Jamil.
Saya sering baca inspiration nya di web ini.
Apakah boleh saya sharing via FB saya dengan tetap menampilkan nama Pak Jamil?