Seorang psikolog asal Inggris, Mark Levin, pernah melakukan studi terhadap suporter fanatik Manchester United (MU). Di dalam studi itu, mereka dipertemukan dengan seseorang yang berperan sebagai pelari dan terjatuh saat berlari. Sebelum bertemu dengan pelari, mereka diminta menulis apa yang mereka sukai dari timnya, yaitu MU.
Disisi lain, sang pelari yang telah dipersiapkan Levin diminta berganti kaus sebanyak tiga kali. Saat pertama berlari, ia menggunakan kaus polos. Beberapa saat kemudian, ia berganti menggunakan kaus MU dan terakhir menggunakan kaus Liverpool sebagai rival utama MU. Saat menggunakan kaus tersebut sang pelari melakukan tugas yang sama dan berpura-pura jatuh.
Saat studi tersebut dilakukan, apa yang terjadi? Sepertiga suporter MU menolong pelari, saat pelari yang menggunakan kaus polos pura-pura jatuh. Mayoritas bahkan hampir semua suporter MU menolong pelari tersebut, saat pelari menggunakan kaus MU pura-pura jatuh. Dan sangat sedikit pendukung MU yang menolong pelari berkaus Liverpool saat pelari tersebut pura-pura jatuh. Salah satu kesimpulan studi Mark Levin ini “kaus yang Anda kenakan dapat berpengaruh penting terhadap pertolongan yang Anda terima. Kecenderungan orang dalam menolong lebih kuat kepada sesama anggota kelompok.”
Menariknya, sedikit perubahan keadaan bisa membuat orang lebih terbuka untuk menolong orang lain. Apa perubahan sederhana yang dilakukan dalam studi tersebut? Bila sebelumnya mereka diminta menulis apa yang mereka sukai dari timnya sebelum bertemu dengan pelari. Kini mereka diminta menulis apa yang mereka sukai dengan menjadi suporter sepak bola. Sungguh perubahan yang sangat sederhana bukan?
Dengan perubahan kecil tersebut ternyata Hasil studinya membuktikan bahwa mereka dua kali lebih ingin membantu seseorang yang menggunakan kaus rival (musuh bebuyutan). Mereka fokus kepada sesama suporter bukan rivaliltas, mereka adalah sama-sama penggemar sepakbola asal Inggris.
Saat kita hidup bersama, kita perlu mencari banyak persamaan agar merasa sesama kelompok. Dan menurut Adam Grant dalam bukunya Give and Take, solidaritas tim akan sangat menguat apabila ada persamaan atau kemiripan yang tidak biasa. Artinya, kita perlu fokus kepada kesamaan ciri dengan rekan kerja, dimana kesamaan tersebut sangat sulit dicari di kelompok lain. Ada kemiripan langka yang khas. Begitu kita menemukan hal kecil ini maka perubahan besar dalam kelompok kerja akan datang silih berganti.
Cobalah cari apa kemiripan dan kesamaan yang bisa Anda temukan bersama kolega Anda hingga Anda bisa menemukan kemiripan yang benar-benar khas milik Anda dan koleha Anda. Menemukan yang kecil atau sederhana ini, bisa meningkatkan kolaborasi dan kerjasama tim yang semakin dahsyat, begitulah menurut Adam Grant. Mari kita coba.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini