Sejak hari Sabtu, saya berkeliling dari Semarang, Klaten dan Jogja serta diskusi online dengan banyak leader dari beberapa perusahaan ternama.
Dari pertemuan para pebisnis dan diskusi dengan para pimpinan tersebut ada beberapa pergeseran yang sekarang terjadi yang membuat mereka bertahan di suasana perubahan yang tidak menentu seperti sekarang. Bukan hanya bertahan tetapi bisa memenangkan persaingan.
Pertama, pergeseran dari working ke learning. Anak-anak milenial yang lebih tahan banting dan adaptif dalam bekerja adalah mereka yang menganggap bekerja bukan hanya sekedar memperoleh gaji tetapi sebagai proses learning (pembelajaran). Dengan paradigma ini mereka terdorong menciptakan hal yang baru. Bila dalam prosesnya ada hal yang keliru, mereka tidak mudah putus asa. Mereka tetap rilex dan segera move on, mereka berkata “namanya juga pembelajaran.”
Kedua, pergeseran dari selling ke empowering. Fokus para pebisnis yang ingin terus bertumbuh adalah mereka yang serius “memberdayakan” pelanggan. Selalu berusaha agar pelanggan mendapat layanan yang lebih cepat, lebih murah dan lebih nyaman. Kata kuncinya: mengantarkan kebahagiaan kepada pelanggan.
Ketiga, pergeseran dari kompetisi ke sinergi. Daripada energi dihabiskan untuk berkompetisi lebih baik dicurahkan untuk saling menguatkan dan bersinergi. Kompetisi berangkat dari kebencian dan semangat mengalahkan. Sementara sinergi didasari rasa cinta dan saling menumbuhkan.
Menurut seorang psikiater David R Hawkins di bukunya Power vs Force (1995), segala sesuatu yang didasari cinta dan saling menumbuhkan akan menghasilkan energi lompatan yang sangat besar.
Dunia sudah bergeser, bila kita tidak melakukan pergeseran maka kita akan tergeser dari perlombaan kehidupan. Mau? Jawabnya, tentu tidak.
Salam SuksesMulia
Jogjakarta, 29 Maret 2021
Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia