Hidup di dunia ini singkat dan hanya sementara. Kehidupan yang sejati adanya justru setelah kita mati. Kita harus selamat dan bahagia di dua kehidupan itu. Namun, orang-orang yang memahami hakikat kehidupan, ia akan lebih memprioritaskan kehidupan yang abadi.
Dan ternyata, diantara kehidupan di dunia dan kehidupan yang abadi itu, ada tempat persinggahan (kuburan) sebelum kelak kita dibangkitkan. Saat kita di kuburan, kita sudah tidak bisa mengumpulkan bekal. Namun demikian kita masih bisa berharap mendapat kiriman bekal.
Dari mana kiriman bekal itu? Dari tiga hal yang kita lakukan saat kita masih hidup, yakni: ilmu yang kita amalkan dan kita ajarkan. Kedua, amal jariah yang kita tebarkan. Dan ketiga, anak sholeh yang kita didik dan besarkan.
Orang-orang yang cerdas, saat hidup di dunia pasti akan memprioritaskan tiga hal tersebut. Mereka akan sibuk belajar kemudian mengajarkan. Mereka tidak malu menjadi murid, dan kemudian bersemangat menyebarkannya saat ilmu sudah didapat. Mereka tidak mudah lelah dalam urusan belajar dan mengajarkan ilmu.
Selain itu, mereka akan lebih senang mengamalkan hartanya untuk kepentingan banyak orang dibandingkan untuk kepentingan pribadi, gengsi dan pencitraan. Mereka sadar bahwa harta yang menyelamatkan bukanlah yang disimpan tapi justru yang dibagikan. Mereka rela tak disebut konglomerat karena baginya yang terpenting adalah bisa menebar manfaat.
Merekapun akan mendidik anak dengan sungguh-sungguh dan tidak di “outsourching” alias dipasrahkan kepada orang lain. Mereka tidak akan melupakan dan menomorduakan anak hanya demi karir dan mengumpulkan harta. Mereka sadar bahwa tugas mereka bukan hanya melahirkan anak tetapi juga membekali, mendidik, mendampingi dan menyiapkan masa depan anak dengan tepat.
Mereka yang cerdas pasti akan memprioritaskan ketiga hal itu. Mereka sadar, ada satu masa yang mereka sudah tidak bisa sibuk mengumpulkan bekal dan hanya bisa berharap mendapat kiriman bekal. Maka, jadilah orang cerdas, siapa tahu dengan pertolongan tiga amalan itu kita pantas menikmati kehidupan bermartabat di tempat yang abadi.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
21 comments On Penyelamatmu
terimakasih kek atas pencerahan sekaligus mengingatkan akan pentingnya persiapan untuk bekal di kehidupan yang abadi nantinya.
Salam SuksesMulia
Sama-sama saling mendoakan ya
Amiinn YRA . Waw SuksesMulia banget,SyukrON Pak Jamil atas pencerahannya pagi ini.assalamu’alaikum,selamat pagi hv a nice day dan salam SuksesMulia.heheh 😀 🙂
syukron jazakallah khoir pencerahannya pagi ini Pak… semakin membuat bersemangat untuk melakukan tiga hal tersebut secara kontinyu… Semangat menjadi Sukses Mulia
barakalah, mas ilmunya
Ustaaaad 😀
Maaf saya belum layak dipanggil ustadz, salam SuksesMulia
Jadi semangat tuk BERSABAR, BERSABAR dan BERSABAR terus… dalam mengajari anak tuk hafalan bacaan sholatnya…. hehehe. Makasih Pak Jamil… reminder tuk para orang tua…
Selalu mengingatkan n menginspirasi
Semoga SuksesMulia slalu kek 🙂
subhanallah…alhamdulillah…
trimakasih wejangannya Pak…mohon doanya…
Saling mendoakan ya
subhanallah ya om Jamil harus menjadi maslahat trs ya amin
Amin Ya Rabbal Alamin….ma ksh kek pencerahannya
Dan the inspiring story adalah saat di sekolah international ada seorang anak yg menampilkan hafalan al-quran’nya dengan dorongan ingin memberikan mahkota kpd kedua ibu bapaknya,sungguh itu bakti hakiki anak pada orang tua. Salam AHli manfaat PeNeBar Kebaikan…
Seperti pengalaman hidup seseorang saja kek
tiga amal yang mesti kita pupuk supaya kelak dapat kiriman bekal di dalam kuburan… 🙂
salam untuk teman2 di KSM Medan ya gurunda…selamat menginspirasi medan bung hehehe
terima kasih…inspiratif dan mengingatkan sekali akan persiapan bekal di akhirat.
saling mendoakan utk kebaikan bersam…
@cerdaskanaku@
Semoga ALLAH membimbing kita semua selalu bisa Optimal menjadikan keluarga kita dalam kebaikan yg Qur’ani
bermanfaat sekali.. terima kasih.. 🙂