Punya perasaan itu penting karena membuat hati kita tetap lembut dan halus. Tetapi kalau punya penyakit “merasa” itu berbahaya. Contohnya “merasa” hebat, padahal faktanya tidak hebat.
Di twiterland saya mengamati banyak orang yang “merasa” beriman padahal itu hanya perasaan saja. Faktanya kata-katanya sering menyakiti hati orang. Bahkan masih punya waktu menyelidiki kehidupan pribadi orang lain, khususnya kelemahan dan aib orang lain kemudian disebarluaskan lewat dunia maya.
Ada juga yang “merasa” kaya raya padahal hidup dari hutang dan kartu kredit. Kemana-mana menggunakan busana bermerk, parfum berharga mahal, gadget canggih, padahal hutangnya berlimpah. Penyakit “merasa” kaya raya bisa berakibat miskin papa.
Bagaimana agar terhindar dari penyakit merasa? Pertama, banyaklah bergaul dengan orang yang lebih hebat dan ambilah pelajaran dari mereka.
Saya pernah punya penyakit merasa hebat karena punya Pesantren Wirausaha sejak tahun 2000. Banyak lulusannya yang sudah menjadi pengusaha, dari anak keluarga miskin sekarang menjadi keluarga yang berlebih secara finansial. Namun usai saya bertemu mas Jaya Setiabudi, pak Ciputra dan teman-teman EU (Entrepreneur University), penyakit merasa saya luntur. Ternyata masih banyak orang yang lebih hebat dibandingkan saya. Kesadaran itu menghasilkan banyak pembenahan di Pesantren Wirausaha yang saya pimpin.
Kedua, perbanyak ilmu dan pengalaman. Saat ada orang merasa hebat dan besar kepala boleh jadi karena miskin ilmu dan kurang pengalaman.
Banyak trainer yang pada awalnya merasa hebat, namun setelah ikut Trainer Bootcamp & Contest mereka menyadari bahwa dirinya belumlah seberapa. Setelah training usai, mereka banyak melakukan pembenahan, maka hasilnya melejit luar biasa. Order semakin ramai, muncul di berbagai media, semakin rajin menulis buku dan semakin percaya diri bahwa profesi trainer memang sangat menjanjikan.
Cobalah duduk sejenak. Lalu, periksa kesehatan “mental” Anda. Apakah ada penyakit “merasa” di dalam diri Anda? Apabila ada, segeralah sembuhkan dengan dua cara tersebut di atas. Selamat mencoba…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
30 comments On Penyakit Merasa
Sangat inspiratif kek. Kadang saya juga merasa paling heabat dan pintar. Intinya kita harus melihat ke atas untuk memotivasi dan melihat ke bawah untuk bersyukur
iya yah,kek. nice artikel…
Mohon bimbingan dan pencerahannya di TBnC ya Pak Jamil….
Siap pak Tony, ditunggu
ya saya akui saya mempunyai penyakit merasa. merasa inilah itulah. obatnya masih belum ketmu krna disini sangatlah susah mencarinya.
Allahu Akbar!
SyukrON babeh nasehatnya pagi ini..
Harus banyak istigfar saya..pasti tanpa disadari penyakit seperti itu hadir tanpa diundang.
InsyaAllah saran babeh dilaksanakan.
trimakasih kek,semoga terus sadar akan bahaya penyakit “merasa”
Astagfirullah… “merasa” tertampar dengan tulisan ini. bener banget, kita harus perluas pergauan agar semakin sadar kalau kita bukan siapa-siapa ๐
makasih Kek!
Buka mata liat Dunia ๐
Kalau seseorang sudah punya tanggung jawab dgn apa yg diamanahkan, lebih baik punya penyakit ‘Merasa belum’.
Misalkan;….
seorang security yg tugasnya mengamankan harus punya punya perasaan merasa belum aman.
seorang manager yg tugasnya mengatur harus punya perasaan belum teratur.
seorang Trainer yg tugasnya melatih harus punya perasaan merasa belum terlatih.
Mohon maaf bila ada kata” yg tidak berkenan, salam Sukses Mulia Pak.
Keren, saya dapat sudut pandang baru. Tengkyu ya. Salam SuksesMulia
Astagfirulloh, kena banget ni kek.. malu..
Jgn merasa ganteng trus jg ya kek (ยดโฝ๏ฝ)
Hehehehe, itu bawaan bayi.
Itu yang dulu sering saya rasakan, “merasa” tidak mampu menjadi orang baik. Akibatnya tidak mudah untuk berubah menjadi orang baik. “merasa” menjadi penghalang saya untuk hijrah. Alhamdulillah insya allah sekarang saya sudah berubah. Dan saya ingin menjadi SATU dari 10 ribu Inspirator Sukses Mulia.
Jazakallah nasehatnya.
Ayo mas, gabung di Akdemi Trainer. Hubungi 0812-1632-0707 ya
Insya Allah, saya sedang menabung untuk ikut Akademi Trainer ini. Smoga Allah mempermudah jalan saya untuk menjadi Inspirator Sukses Mulia. aamiin
sukses selalu bt kek jamik,kek boleh tau emang Pesantren wirausaha yg kakek pimpin berada dimana kek kl blh tau??
Di dusun Tlangu Wetan, desa Bulan, Wonosari -Delanggu Klaten Jawa Tengah
Maasyaallah :’) izin share di blog ane ya kek! ^^
saya merasa masjamil mesti pulkam dulu
Insya Allah pertengahan September mas
semakin “merasa” bersyukur bisa belajar banyak dari tulisan tulisannya kek..
Nanceppppp cep cep… sampe netes ni air mata… berasa banget masih di bumi….
pernah kek, ketika penyakit itu datang saya berusaha menimalisir dgan istighfar kek, krena sadar, kehebatan, kekayaan hanya punya allah saja… gmna kek mnurut anda??
Astagfirullahaladzim…
Makasih Pak sudah di ingatkan melalui artikel ini…
Kena pake BANGET ni.
kalo merasa ganteng gimana kek? ๐
Kalau saya merasa kurang Mas Jamil,kurang ini itu,yg jelas bukan merasa kurang beruntung yaa,,
Apa saya termasuk orang yg kuper / minder !!??
Nur Fadillah, menurut saya itu jatuhnya ke kurang bersyukur. Hehehe. Maaf sebelumnya ya… ๐ Salam kenal ๐
Saya sependapat dengan kek Jamil. Saya juga pernah “merasa pintar”, tapi “tidak pintar merasa”.
Mksdnya kurang peka pada prasaan orang lain.
Makasih tulisannya ya kek ๐