Biasanya setiap Jumat, saya membuat tulisan untuk rubrik Just Relax. Sesuatu yang ringan dan lucu tetapi tetap ada pembelajaran di dalamnya. Namun, karena ini kemungkinan Jumat terakhir di Ramadhan tahun ini, izinkan saya membuat surat imajiner dari Bulan Ramadhan untuk kita atau setidaknya untuk saya.
Kepada (yang mengaku) Penggemarku,
Tidak terasa beberapa hari lagi aku akan meninggalkanmu. Setelah kita berpisah 11 bulan, saya tak tahu apakah 11 bulan kedepan kita masih bisa jumpa. Kematian adalah misteri yang kedatangannya sulit kita terka. Namun, saya berharap kita masih bisa berjumpa. Walau saya tahu, setelah berjumpa terkadang kau begitu tega menyia-nyiakanku.
Seperti tahun ini, saya datang begitu semangat menemuimu karena saya yakin kau begitu rindu padaku. Namun faktanya, kau menyambutnya biasa saja. Semangatmu hanya saat saya datang. Setelah beberapa hari berlalu, kau mengabaikanku. Seolah saya datang hanya agar kau tak makan dan minum. Padahal rasa rindu tak cukup hanya ditunjukkan dengan lapar dan dahaga.
Sebenarnya, saya datang untuk banyak bercengkerama denganmu. Kau banyak meminta ampun bersamaku. Kau banyak berdoa bersamaku. Kau banyak mengkaji kitab suci yang bisa membimbingmu agar kau semakin mencintai Tuhan kita bersama. Tetapi rasanya, kedatanganku tidak terlalu berpengaruh padamu. Rindumu semu, semangatmu tidak menunjukkan kau sangat mencintaiku.
Bahkan kehadiranku terkadang kau jadikan kambing hitam. Kau merasa lebih mudah ngantuk, merasa lebih cepat lelah, menurunkan produktivitas, dan tuduhan-tuduhan negatif lainnya. Padahal sebenarnya saya datang untuk lebih menyemangatimu dengan memberikan jaminan pahala berlipat, berkah yang melimpah, kenikmatan yang berserakan, bahkan ada malam yang setara dengan 1000 bulan.
Sungguh sayang, kau tak berusaha mencari tahu dan berburu malam 1000 bulan itu, dimana saya ditemani banyak malaikat mengaminkan doamu, menemanimu, melipatgandakan ganjaran untukmu. Kau lebih memilih melakukan kegiatan lain yang nilainya jauh lebih kecil bahkan diantaranya sia-sia dan tiada guna.
Kini, beberapa hari lagi saya akan pergi. Bersediakah engkau menemaniku dengan khusyu dan penuh cinta? Buktikanlah bahwa dirimu memang benar-benar penggemarku, merindukan kehadiranku, sangat khawatir dan sedih saat hendak berpisah denganku. Merasa sangat rugi bila kehadiranku ternyata tidak menambah kebaikan sedikitpun dalam hidupmu.
Aku mohon, peluk aku, temani aku, bercengkeramalah denganku sebelum aku benar-benar pergi meninggalkanmu. Please, penuhilah permintaanku, bila kau memang benar-benar penggemarku.
Yang Ingin Selalu Kau Dakap
Bulan Ramadhan 1436 H
12 comments On Penggemarku, Mengapa Kau Abaikan Aku?
Mrebes mili membacanya Kek … mengapa kau aduk-aduk hatiku ini???????????
Sodorin tisuu…
cep! mak pyoh…
sesek Kek T.T
hancur hatiku kek…telak bgt ke saya ngenanya…insya allah ingin menjadi lebih baik dan lebih baik lagi…mks wejangannya kek…
Doakan saya juga ya….
Posting terbaik yg pernah sy baca di situs ini.
Jgn lupa doain smua pembaca dsini dn para followermu ya pak di tiap itikaf walau tdk pernah berinteraksi lgsg.
In sya Allah…
Ini Juga yang saya alami…Belum bisa istiqomah seperti saat awal Ramadhan…semoga di akhir Ramadhan ini bisa memanfaatkan sehingga tiada detik yang tersia ..Aamiin.
Terima kasih P Jamil atas surat imaginernya, tapi ini realitas banget…
Sama-sama
love u mas jamil…yg sudah mengingatkn daku.