Usai Presiden RI, Bapak Joko Widodo, melantik Kabinet Kerja, sosok menteri yang paling ramai dibicarakan di social media adalah Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan. Dari perilaku cueknya, tato, rokok, gayanya saat sesi foto bersama hingga keluarganya menjadi pembicaraan yang ramai di social media.
Saya termasuk orang yang tidak setuju bila pejabat negara bertato dan merokok di ruang publik yang disaksikan banyak orang. Namun saya tidak akan ikut-ikutan mencela apalagi sibuk mencari sisi negatif dari kehidupan wanita pengusaha ini. Apalagi meremehkan pendidikannya yang hanya SMP.
Seharusnya para pencela yang pendidikannya lebih tinggi dan merasa lebih baik dibandingkan ibu Susi Pudjiastuti malu dan tahu diri. Seharusnya para pencela bertanya pada diri sendiri, “Saya sarjana kok kalah prestasinya dengan anak lulusan SMP.” Atau, “Saya merasa lebih baik kok kalah kepeduliannya dengan wanita ini, ya. Dia turun mengerahkan pesawatnya untuk membantu korban tsunami Aceh, sementara apa yang saya lakukan?”
Saya tidak meminta atau mendorong Anda mengidolakan wanita asal Pangandaran ini. Namun, berhentilah mencela. Ambilah pelajaran yang bisa kita ambil dari wanita kelahiran 15 Januari 1965 ini. Bagaimana kiat wanita asal Pangandaran ini berbisnis hingga bisa merambah ke berbagai negara? Apa rahasianya sehingga ia berhasil meraih berbagai penghargaan? Pelajaran hidup apa yang bisa kita ambil dari wanita bersuamikan orang Jerman ini?
Mari kita sibuk belajar bukan sibuk mencela. Sisi baik kita ambil, bila ada kekurangan pada orang tersebut nasehati. Saya pun sudah berkirim SMS kepada ibu menteri ini agar ia bisa menjadi tauladan bagi rakyatnya. Bila setelah diberikan nasehat tak didengar, doakanlah. Tugas kita menyampaikan bukan mengubah hati orang.
Rajin mengambil pelajaran hidup dari orang lain membuat kita kaya wawasan, pandangan dan ilmu kehidupan. Sementara sibuk mencela membuat kita semakin tertinggal sementara yang dicela justru maju dan berlari meninggalkan kita. Maka perhatikanlah, orang-orang yang hobinya mencela biasanya kehidupannya tertinggal dibandingkan yang lainnya.
So, pelajarilah hidup orang lain dan jangan sibuk mencela. Akur?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di FB
11 comments On Pelajarilah Bukan Celalah
“Tugas kita menyampaikan bukan mengubah hati orang” akuuurr kek! 😀
Setuju sekali kek_!!!
Tak patut kita unt mencela org lain yg punya sisi negatif, tp kita hanya berpuas diri dgn kondisi diri yg stagnan…
Setuju sekali!
ibu mentri yg satu ini memang nyentrik semoga bisa menjalankan amanah dgn baik 🙂
Amiin setuju sekali Kek,
suatu saat kementrianya mengadakan Training pengisinya Kek Jamil, semoga Eposnya menular
salam sukses Mulia
AKur kek..
Ambil pelajaran dari kesalahan dan juga dari kesuksesan orang lain.
Setuju kek jamil…
Tapi menurut saya wajar juga sih kalau ternyata banyak yang mencela.
karena orang pun sebelum memakan buahnya, pasti melihat kulitnya dan mengupasnya terlebih dahulu.
jadi, sebuah pelajaran juga, bahwa orang lain akan melihat dan menilai baik buruknya kita dari apa yg terlihat terlebih dahulu, sebelum melihat apa yg ada didalamnya….:-)
Saya salah satu orang yang sering dihina. Kadang terganggu dengan penghinaan itu. Tapi setelah baca tulisan ini, saya akan lebih cepat meninggalkan org yg menghina saya dengan kesuksesan saya.. Aamiin. Makasih om jamil..
Setuju sekali kek guru
alhamdulillah…..semoga bisa lebih baik…amiinn
mantap kek…mencela malah menunjukkuan siapa kita sebenarnya