Panggilan Setelah Meninggal

Share this

Orang yang berpengaruh semasa hidupnya, baik positif maupun negatif, biasanya tetap dikenang walau sudah meninggal. Orang yang berpengaruh buruk semasa hidupnya akan terus menjadi contoh keburukan dan diceritakan turun temurun. Begitu pula orang yang berpengaruh baik akan diceritakan terus menerus kebaikannya bahkan menjadi nama bayi-bayi yang baru lahir.

Bukan hanya itu, mereka yang memberikan pengaruh baik bahkan akan diberi gelar tertentu. Ada yang mendapat gelar syuhada, radhiallahu anhu dan lain sebagainya. Sementara bagi orang Indonesia, penghormatan yang biasa diberikan secara umum adalah almarhum bagi laki-laki dan almarhumah bagi perempuan.

Kira-kira kita mendapat gelar apa kelak, ya? Apakah sekadar almarhum atau almarhumah? Semuanya bergantung kepada sepak terjang dan kiprah kita selama hidup di muka bumi.

Alkisah, usai pemakaman di suatu kampung, seorang banci mendatangi ustadz. Dia kemudian bertanya, “Ustadz kalau laki-laki meninggal mendapat gelar almarhum, sementara kalau perempuan meninggal mendapat gelar almarhumah. Nah, kalau suatu saat nanti saya meninggal, saya mendapat gelar apa, ya?”

Sang ustadz terdiam beberapa saat dan kemudian menjawab, “Nanti kalau kamu meninggal gelarnya bukan almarhum, bukan pula almarhumah. Gelar buatmu adalah almunium.” Dengan nada genit dan centil si banci itu berkata, “Iiihh ustadz! Akyu ini banci bukan panci tahu….”

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Baca Juga  Aku Malu...

9 comments On Panggilan Setelah Meninggal

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
6 + 2 = ?
Reload

Site Footer