Alkisah, ada seorang perempuan yang bekerja di Jakarta dan bertempat tinggal di Telaga Kahuripan Bogor. Setiap hari perempuan ini pergi-pulang bekerja menggunakan angkutan umum, angkot dan kereta api. Menjelang akhir tahun seperti ini, ia harus berangkat pagi-pagi dan pulang larut malam demi mengejar target tahunan. Lumayan, bila target tercapai bonus besar menanti.
Malam itu, dia pulang menggunakan kereta terakhir Jakarta-Bogor. Di dalam kereta dia mengobrol dengan penumpang lain tentang pemerkosaan di angkutan umum yang baru-baru ini terjadi di Jakarta. Perasaan takut mulai menyelimuti perempuan ini.
Bagaimana kalau naik ojek? Berisiko juga, karena baru-baru ini ada heboh ojek setan. Ciri-cirinya, helmnya tak dibuka, tak mau diajak bicara dan menggunakan jaket berwarna putih, baunya menyengat —Anda yang takut hantu jangan sekali-kali naik ojek setan ini. Mengerikan!
Belum usai pembicaraan itu, kereta sudah sampai Bojong Gede, dia harus turun. Sejenak dia bingung, naik angkot atau ojek? Naik angkot takut diperkosa, naik ojek ada setan. Akhirnya perempuan ini memutuskan naik ojek saja, “Daripada diperkosa lebih baik takut-takut dikit?” gumamnya.
Saat tukang ojek menghampirinya dia langsung naik sambil berkata, “Telaga Kahuripan, ya bang..” tukang ojek itu mengangguk.
Awalnya perempuan itu merasa biasa-biasa saja. Namun beberapa menit kemudian dia merinding karena setiap diajak ngobrol tukang ojeknya tidak menjawab. Apalagi setelah dia menyadari jaketnya tukang ojek berwarna putih, bau badannya tak sedap. Dia mulai ketakutan, apalagi saat itu mati lampu, jalanan gelap gulita. Bulu kuduknya mulai berdiri, merinding..
Karena ketakutan, akhirnya perempuan itu meminta ojek berhenti. Kemudian dia bertanya, “Berapa bang?” Tanpa menjawab, tukang ojek menunjukkan sepuluh jarinya yang berarti sepuluh ribu. Perempuan ini mengeluarkan uang seratus ribu rupiah dan diberikan kepada tukang ojek. “Kembali sembilan puluh ribu, ya bang,” katanya sambil menahan rasa takut.
Ternyata tukang ojek itu tidak memberikan kembalian bahkan langsung ngacir meninggalkan wanita itu sendiri. Maka sekonyong-konyong wanita itu berteriak, “Ojek setan! Ojek setan! Kembalian saya jangan dibawa kabur! Ojek setan berhenti!” Itulah asal usul istilah ojek setan…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
17 comments On Ojek Setan
Yang tidak mandi jadi bau ‘ setan’
Yang tdk mau diajak komunikasi’setan
Ambil hak orang(kembalian) ‘setan’ karena kebetulan seperti itu tukang ojek, ya jadi ‘ojek setan’ alias setan tuch ojek… Maka mari berbuat baik agar kita tidak disebut S….N. Salam SukesMulia pa’ Jamil
Hahaha..
Mau doong jd “0jek Setan” 😀
Ketakutannya malah mrugikan dirinya sendiri, ..̮♡hϱϱ♡hϱϱ♡hϱϱ♡̮
hehe pak jamil bisa ajaa…
pagi2 dah tersenyum…
Setannya Sukses tdk Mulia 🙂
Tukang Ojek Setan__Demikianlah Cerita Asal-Usul Ojek Setan.
Bagi Para pembaca semoga terhibur dan mendapatkan inspirasi.
Terimakasih dan Salam SuksesMulia.
Hilang smua stress stlah bc artikel ini,,,
ya betul, kita harus lebih hati hati krn kita juga kapanpun, bisa jadi ojek setan dlm bentuk lain, kalau tujuan hidup kita,BUKAN untuk SUKSES MULIA.
hahaha..
Bikin ngakak..
Rute kereta yg selalu saya taikin kalau kerumah paman, Jakarta-Bojong gede
Kan yg di naiki dah Ojek setan, wah P jamil ceritane kliru sithik ki
hahaha
setan doyan duid 😀
haha,,
“ojek setan”
kocak abis mas 😀
heehe..sense of humor pak Zamil memang mantappp 🙂
Ahahaha, itu Setan bener2 Setan Ojegnya 😛
hahaaha ..
Dasar ojek setan ojek setan ….
jiakakakakakaa…..!!! setan, diseset isinya ketan 🙂