Tahun 1994 saya diminta oleh pimpinan Dompet Dhuafa Republika, Erie Sudewo, untuk mengembangkan Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Sesuai dengan namanya, BMT memiliki dua aktivitas yaitu Baitut Tamwil (bisnis) dan Baitul Maal (sosial pemberdayaan). Yang saya lakukan ketika itu bersama tim adalah melakukan road show training ke berbagai kota dengan tema “Membangun 1001 BMT”.
BMT merupakan sebuah institusi baru. Hal tersebut menyulitkan saya untuk melakukan studi banding. Dengan berbekal ilmu seadanya saya menginisiasi lahirnya 70 lebih BMT. Untuk melakukan kontrol dan penguatan terhadap BMT, kami mendirikan Forum Ekonomi Syariah (FES) di setiap karesidenan. Berbagai kendala yang dihadapi di lapangan, didiskusikan dan diselesaikan di FES.
BMT yang semula diremehkan dan dianggap sepele itu kini telah tumbuh semakin matang. Aspek Baitut Tamwilnya (bisnis) begitu kokoh, bahkan total aset seluruh BMT di Indonesia sudah lebih dari 10 trilyun rupiah. Namun aspek Baitul Maalnya (sosial pemberdayaan) masih sangat lemah.
Saya sangat senang karena para pengurus BMT khususnya mitra Dompet Dhuafa menyadari hal tersebut. Untuk itu, selama 2 hari (18 hingga 19 Juni 2013) mereka mengadakan Silaturahmi Nasional di Jogya. Mereka saling belajar dan berbagi untuk menemukan formula yang tepat mengembangkan Baitul Maal. Melihat antusiasme 300 lebih peserta yang hadir saya sangat yakin bahwa Baitul Maal akan segera tumbuh berkembang mengimbangi Baitut Tamwilnya.
Dari sejarah pertumbuhan BMT saya mengambil banyak pelajaran. Apa itu? Dibutuhkan nyali untuk mengembangkan sesuatu yang baru. Tidak perlu menunggu ilmu yang lengkap baru bertindak, tetapi bertindaklah maka ilmu-ilmu baru akan kita dapatkan. Saya tahu neraca, fundraising dana, analisa pembiayaan, pengelolaan kredit macet dan lain-lain setelah membidani lahirnya BMT.
Saat problema BMT semakin komplek, saya “terpaksa” harus belajar ilmu-ilmu baru agar bisa mengimbangi dinamika perkembangan BMT ketika itu. Berbagai kursus saya ikuti. Selesai kursus para pengelola BMT saya kumpulkan, ilmu yang saya peroleh saya bagikan kepada mereka. Sayapun magang di Amanah Ikhtiar Malaysia, sebuah institusi yang lebih mirip dengan Grameen Bank di Bangladesh.
Para penggagas generasi awal lahirnya BMT “nyalinya” sangatlah tinggi. Namun, mereka yang hanya bermodalkan nyali berujung kepada tutupnya BMT. Sementara mereka yang terus “ngelmu” alias terus belajar dan berbenah membuat BMT-nya semakin besar dan berkibar.
Nyali dan ngelmu adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Keduanya harus dimiliki oleh orang-orang yang hendak meninggalkan jejak di semesta. Kita perlu nyali untuk melakukan sesuatu yang baru dan kita perlu ngelmu untuk mengembangkan ide dan gagasan itu. Seberapa tinggi nyalimu dan seberapa semangat Anda mau ngelmu?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
Keterangan foto:
Berpose dengan panitia (atas) dan peserta (bawah) Silaturahmi Nasional BMT Indonesia di Jogya.
13 comments On Nyali dan Ngelmu
Baitul Maal Hidayatullah juga ya Pak?
Saya gak absen satu per satu mas. Tetapi kayaknya tidak dech, yg hadir adalah anggota Perhimpunan BMT
#InspirasiParenting
Setuju Kek…. Memang mengandalkan nyali semata boleh jadi hanya menimbulan gerakan yang miskin pertumbuhan. Jadi keingat, Anthony Robbins pernah berkata “Orang yang paling rajin, seringkali mereka yang paling malas.”
Mereka sibuk dengan aktivitas rutinitas (Nyali) dan lupa namba Ilmu (ngelmu). Jadi Nyali dan Ngelmu emang bener kek, harus paralel. Trims Inspirasinya kek. Salam SuksesMulia, dari Makassar
Peluk dari Bogor
Nyali dan Ngelmu dua kata yang sangat hebat artinya, nyali bikin orang punya keberanian untuk melakukan sesuatu yang baru,sementara ngelmu menjadi sangat penting untuk mengantarkan kesukseskan seseorang dalam berbuat sesuatu, aksi tanpa ilmu ibarat orang berbuat sesuatu tapi asal grubak grubuk enggak tahu tujuannya ,enggak punya cara cerdas untuk bisa mencapai yang ia inginkan, kekuatan otot dapat dikalahkan dengan keuatan otak dan hati yang jernih alias dengan ngelmu. Saya akur banget dengan pak Jamil sekali gitu lho… hehe salam sukses mulia ..dari Melbourne..
Mohon maaf sebelumnya..saya bukan akan mengomentari isi postingan ini , tapi sekedar mengomentari
Background di gambar yang tertulis SILATURAHMI NASIONAL…dst
setau saya dari beberapa literatur islam lebih mendekati benar dengan menggunakan istilah SILATURAHIM…
saya ambilkan nash hadits tentangnya, diantaranya
Dari Abu Ayyub Al Anshari radliallahu ‘anhu bahwa seorang laki-laki berkata; “Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkanku ke surga.” Orang-orang pun berkata; “Ada apa dengan orang ini, ada apa dengan orang ini.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Biarkanlah urusan orang ini.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melanjutkan sabdanya: “Kamu beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya, menegakkan shalat, dan membayar zakat serta menjalin tali silaturrahim.” Abu Ayyub berkata; “Ketika itu beliau berada di atas kendaraannya.” (HR. Bukhari)
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Belajarlah dari nasab kalian yang dapat membantu untuk silaturrahim karena silaturrahim itu dapat membawa kecintaan dalam keluarga dan memperbanyak harta, serta dapat memperpanjang umur.” Abu Isa berkata: Ini merupakan hadits gharib melalui jalur ini
Berkaitan dengan hal ini, para ulama hadits memberikan judul pada salah satu babnya didalam kitab-kitab haditsnya dengan silaturahim, seperti : Imam Bukhori didalam Shahihnya memberikan judul “Bab Silaturahim”, Muslim didalam Shahihnya dengan judul “Bab Silaturhim wa Tahrimi Qothiatiha”, Abu Daud didalam Sunannya dengan “Bab Silaturahim” dan Tirmidzi didalam Sunannya dengan “Bab Maa Ja’a Fii Silaturahim”
Pada dasarnya arti silaturahmi berasal dari dua kata, “silah” dan “rahmi”. Silah artinya menyambungkan. Sedang rahmi artinya rasa nyeri yang diderita para ibu ketika melahirkan. Jadi arti silaturahmi adalah menyambungkan rasa nyeri ketika melahirkan.
Hal ini tentu sangat berbeda dengan arti Silaturahim yang memiliki arti menyambungkan rasa kasih sayang. So antara rasa nyeri rahim dengan “ rahim “( baca rohim ) yang berarti rasa kasih sayang dan pengertian sangatlah tidak nyambung.
Salah kaprah yang terlanjur diterima masyarakat luas sebagai sebuah kebenaran, memang susah untuk diluruskan. Karena bahasa dan dialek serta artikulasi sangat erat kaitannya dengan budaya setempat. Contohnya Orang Indonesia terbiasa mengucapkan Ramadhan daripada Romadhon. Sedangkan ” asosiasi kata rahim dalam bahasa kita berarti kandungan. Kata Rohim justru jarang di ucapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bersilaturahim itu termasuk amalan mulia yang berpahala besar. Ruang lingkupnya tidak hanya terbatas pada sesama manusia, tetapi juga pada dunia fauna dan flora serta mahluk jin. Hanya dengan syaitan kita tidak boleh bersilaturahim
Tapi bila hal ini bukan suatu “masalah” ya sudah, hanya sekedar masukan…jika benar silahkan dipakai, jika dianggap sama saja atau bahkan salah silahkan hiraukan saja…
Wallohu A’lamu Bish-showab….
Mohon Maaf sekali lagi
Terima kasih ilmu dan masukannya, saya akan informasikan lepada panitia. Salam SuksesMulia
Tidak perlu menunggu ilmu yang lengkap baru bertindak, tapi bertindaklah maka ilmu-ilmu baru akan kita dapat.
Seperti ceritanya pendiri perlengkapan olah raga NIKE “Just do it” yg lambangnya kata anak saya waktu umur 4 tahun lambang Chek List…. hehehehe.
Motivasi yg sangat bagus Pak Jamil, salam Sukses Mulia.
Yes mas, salam buat anaknya ya mas. Salam SuksesMulia
BETUL kek,sya sudh mengalami..
Dgn Nyali yg besar, sya melakukan hal yg “terpuji”, eeh..ternyata Nyali saja blm cukup,skg sya tambah Ngelmunya lgi kek..Salam SuksesMulia
Siip, ayo ngelmu terus
Mantaabb… Nyali dan nGelmu.. Saya belum pernah bekerja sama dengan BMT dalam hal modal kerja, tetapi sekilas yang terjadi di lapangan prakteknya koq tidak berbeda dengan jasa keuangan konvensional ya..
nyali dan ngilmu….semangat