Alhamdulillah, acara roadshow saya bersama Yana Julio di Amerika Serikat berjalan lancar. Pada acara terakhir di Washington DC saya diwancarai oleh wartawan radio dan televisi Voice of America (VoA).
Kesuksesan acara di setiap tempat membuat saya bangga dan berbesar hati. Perasaan sombong sempat datang mengetuk hati, dan menggoda saya. Apalagi ada peserta yang berkata, “Anda bukan hanya pembicara level Indonesia tapi sudah kelas dunia. Perbaiki bahasa Inggris Anda dan Anda akan menjadi pembicara terbaik di seluruh dunia.”
Usai sholat Ashar di KBRI Wahington DC, saya merenung dan berdiskusi dengan nurani. Sang nurani berkata, “Jamil, inikah yang kamu cari? Puja puji dari banyak orang? Melakukan sesuatu demi popularitasmu? Hidup bukan tentang itu. Percuma bila hal itu kau dapatkan tetapi kau melupakan esensi perbuatanmu.”
Sang nurani kembali berbisik, “Ingatlah esensi perbuatanmu. Kau melakukan perbuatan pada hakikatnya untuk berbagi dan mengumpulkan bekal untuk kehidupan yang kekal. Bila kau berbagi ilmu bukan karena ingin berbagi maka ilmu itu tak akan masuk ke dalam hati pendengarmu. Mungkin kau akan mendapat tepuk tangan karena pesonamu, namun ilmu yang kau bagikan akhirnya terserak dan hilang di perjalanan pulang mereka. Maka luruskan niatmu saat berbagi ilmu.”
Sayapun menarik napas panjang dan terdiam. Namun nurasi terus berkata, “Sungguh lelahmu juga menjadi sia-sia bila apa yang kau lakukan ternyata tak bisa kau jadikan bekal menuju kampung akhiratmu. Lelahmu ibarat butiran tanah diatas batu, segera tersapu saat air hujan datang membasahi batu itu. Maka luruskanlah kembali niatmu.”
Sang nurani berkata lebih keras, “Bila kau melupakan esensi dari perbuatanmu maka aku akan pergi darimu. Dan ketahuilah, bila aku pergi darimu maka kau akan menjadi mayat hidup dan sekumpulan daging yang menjadi budak ego nafsumu.”
Hati nurani merendahkan suaranya, “Kau sering mengajarkan hidup adalah pilihan. Sekarang aku bertanya kepadamu, masihkah kau memilihku? Dan bila kau memilihku, turutilah nasihatku.” Akhirnya, saya tersenyum pada nurani sebagai tanda bahwa saya ingin nurani tetap ada dalam jiwa.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
27 comments On Nuraniku Menegurku
kerON!
Teriris membacanya… bahkan seorang pemula seperti saya pun sering terhinggapi alpa.
Terima kasih atas ‘peringatan’nya Gurunda… Sungkem dari Indonesia
Kau akan jadi trainer hebat sekaligus istri yg hebat
sekali mengabaikan nurani, ia enggan datang kembali. kerON kek!
mantap kek..
sangat bermakna .. dijadikan bahan santapan di pgi hari 🙂
merinding dan basah mataku baca tulisan kek jamil. sesibuk beliau masih bisa dialog dengan nuraninya. Ya Alloh lembutkan hatiku…dan luruskan niatku…. aamiin. terima kasih kek.
Doakan saya selalu ya
Mengingatkan untuk yang selalu lupa….
–Terima kasih–
ini namanya ujian saat berada diatas ya kek.. 🙂 semangat kek dan terus berjuang.. Allah selalu ada bersama orang-orang yang sabar
Saya belum terlalu sabar, doakan ya
Ini menunjukkan bahwa Kek Jamil menggunakan rumus M yang kelima (‘Mengamati’) pada saat menulis. Keunikan yang mencengangkan pun terjadi. Sang nurani mendominasi diskusi tersebut. Alhamdulillaah…
Masih terrus belajar mengasah
Airmata netes bacanya….inspirasi pagi yang MAKJLEB gurunda….
“Sungguh lelahmu juga menjadi sia-sia bila apa yang kau lakukan ternyata tak bisa kau jadikan bekal menuju kampung akhiratmu. Lelahmu ibarat butiran tanah diatas batu, segera tersapu saat air hujan datang membasahi batu itu. Maka luruskanlah kembali niatmu.”
Kalimat ini nampar banget kek, ternyata sy masih jauh banget dari itu..huftt..
Makasih pengingatnya kek 🙂
keren ON
Tambah SuksesMulia Kek. Moga Allah selalu menjaga hati ini dari ujub & riya’.
Netes airmata ini.. Cepat pulang gurunda. Ingin cepat peluk gurunda… Semoga selamat sampai indonesia
Seperti di ingatkan oleh tulisan kakek… sombong bisa datang kpn saja. Syukron kek atas ilmu yg luarbiasa 🙂
Terimakasih dengan tulisan2 yang selalu memberi energi untuk selalu mengejar impian menuju kampung akhirat dengan bekal terbaik di kampung dunia. Nuraniku berkata, “jangan pernah berhenti belajar” belajarlah dari kehidupan. Ilmu Allah berserakan…., terima kasih terus berbagi ilmu tanpa pamrih demi mengejar impian di kampung akhirat nanti, yaitu Syurganya Allah dan memeluk Nabi SAW.
mantaps ON 😉
udah!!! nggak usah bimbang, Kek… LanjutGaN langkahmu… Godaan seperti itu biasa dalam kehidupan dan dialami oleh setiap orang… jadi, tetaplah menjadi Kakeknya banyak anakmuda indonesia yg pengen terwarnai dengan nilai-nilai sukses mulia… tetaplah menjadi Kakek yang punya Kerang Mutiara dalam hidupnya!.. Mari kita melupakan sejenak tepuk tangan banyak orang, kita nikmati hidangan Sate Klatak yang selalu menggairahkan… Salam dari kaki Eiffel, Kek. suhu malam sekitar 6 derajat sekarang! Lumayan menggigiL… tapi tetap semangat menuju hidup SuksesMulia… hehe
Cah edan, kerjaannya keliling dunia, Klathak University jangan lama2 ditinggal
ciapp kanannnnn GraK!
Alhamdulillah…
Subhanallah…
nurani bicara dg tulus buat diri kita tapi kadang kita tetap terlena…. makasi Kek…salam buat OBAMA ya hehe
Obama lagi ke Malaysia, hehehe
I love it kek jamil…
Beneeeer bener, pujian itu pembunuh kita dari dalem kek ya? Astaghfirullah….thanks tadzkirnya kek..
Semoga semakin berkembang lebih baik Kebaikannya Pak Jamil…