Ngedate

Share this
ngedate
Saya dan Nadhira. Bersama dengan teman-teman Hana di sekolah (foto bawah)

Awal bulan ini, saat saya bertugas ke luar kota, anak pertama saya telepon, “Pak, kapan punya waktu kosong? Saya ingin kita ngedate. Hanya kita berdua tak ada yang lain.” Setelah saya meminta asisten untuk atur jadwal, ketemulah hari Rabu pekan lalu.

Akhirnya, Rabu dan Kamis pekan lalu saya sediakan waktu untuk anak pertama saya. Kami pergi berdua ke Lampung, sekalian nengok orang tua saya. Selama ngedate, saya lebih banyak mendengar dan sekali-kali memperkaya ide dan pendapat anak saya.

Dari obrolan itu saya tahu, ternyata ada moment-moment dalam pertumbuhan anak saya yang saya anggap baik tetapi itu menyiksa anak saya. Membekas dan meninggalkan kenangan yang sebenarnya tidak ia harapkan. Dia ungkapkan hal ini bukan untuk protes atau mengungkapkan kekecewaan, tetapi agar anak saya bisa berdamai dengan masa lalu. Harapannya, ia bisa menjalani kehidupan saat ini dan berikutnya tanpa beban masa lalu yang mengganjal di dalam pikiran dan hatinya.

Saya bersyukur anak saya mengungkapkan kegundahan masa lalunya sehingga saya bisa memetik pelajaran yang penuh makna. Dua hari yang sangat berarti dalam hidup saya. Bukan hanya kami saling berbagi cerita. Kami juga balapan lari naik tangga menuju mushola yang berada di lantai dua untuk sholat dhuha saat kami di Bandara Raden Inten, Lampung. Walau saya kalah tapi saya happy.

Saya merasakan nikmatnya ngedate. Maka pada hari Ahad kemarin, saya ajak dua anak terakhir untuk ngedate bertiga. Pagi-pagi, saya berkata kepada mereka berdua, “Hari ini bapak menjadi pelayan dan pendengar bagi mbak Hana dan bang Fikar (Izul). Bapak siap melayani dan mendengarkan.” Kami pun jalan-jalan bertiga. Saya langkahkan kaki kemana mereka mau. Sekali-kali menjadi “ATM” bagi mereka.

Baca Juga  Work Life Balance

Saya mendengarkan dengan seksama ketika Hana bercerita dengan penuh energi dan ekspresi tingkah polah teman-temannya dan juga gurunya. Saya tahu satu per satu “problema” teman Hana dari sudut pandang Hana. Saya juga tahu apa harapan Hana kepada saya, khususnya bila saya jumpa dengan teman-teman Hana. Sejujurnya saya tidak hafal satu per satu nama dan wajah teman Hana. Maka saya meminta Hana menunjukkan satu per satu foto temannya melalui HP-nya.

Ternyata ngedate banyak manfaatnya dan menambah kebahagiaan di dalam jiwa. Sekarang saya punya hal baru yang ingin saya jadikan kebiasaan, yaitu ngedate. Tetapi tidak sembarang ngedate. Saya hanya ingin ngedate dengan istri, anak, saudara dan sahabat, bukan ngedate dengan yang diharamkan oleh Allah SWT.

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook

ngedate1

23 comments On Ngedate

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
10 + 2 = ?
Reload

Site Footer