Tidak terasa, sudah satu bulan anak pertama saya Nadhira (21 tahun) berada di Indonesia. Tadi malam ia kembali lagi ke Jerman untuk memperkaya ilmunya demi mewujudkan impiannya menjadi seorang expert dibidang anak-anak berkebutuhan khusus. Selama satu bulan bersama di Indonesia, saya banyak belajar dari anak yang dulu terlahir prematur ini.
Seminggu pertama di Indonesia, waktunya ia habiskan untuk bersilaturahmi ke saudara-saudaranya di Lampung, Jogjakarta, dan Surabaya. Istirahat sejenak di rumah bukannya digunakan untuk tidur dan berleha-leha tetapi digunakan untuk memperdalam ilmu mesin kecerdasan (STIFIn). Ia mengundang salah satu ahli mesin kecerdasan untuk memberikan privat selama dua hari di rumah.
Ketika saya tanya, “Mengapa kamu ingin memperdalam mesin kecerdasan STIFIn?” Jawabnya melegakan saya, karena jawabannya sejalan dengan keahlian yang ingin ia kuasai. Ia menjawab, “Agar saya bisa menangani anak-anak berkebutuhan khusus dengan berbagai pendekatan sehingga hasilnya maksimal.”
Nadhira juga sangat senang bersahabat. Ia menghadiri semua undangan pernikahan dari teman SD dan SMP-nya. Ia datangi teman-teman SMA-nya yang perempuan dan kemudian mengajaknya berkunjung ke rumah guru-guru mereka. Iapun menyempatkan 3 hari berkunjung ke teman-teman kuliahnya di Unisba Bandung. Nadhira memang pernah kuliah di universitas ini selama 2 tahun.
Di rumah, ia bisa mempengaruhi adik-adiknya dengan sangat baik. Anak saya yang semula enggan belajar, berkat sentuhannya kini belajar dengan penuh semangat dan keceriaan. Adik perempuannya, Hana (13 tahun), juga semakin bersemangat bersedakah dan sholat subuh berjamaah di rumah. Berkat pendekatannya, sikap dan perilaku adik-adiknya semakin positif dan menentramkan saya sebagai orang tua.
Kemarin, dalam perjalanan menuju bandara untuk mengantarnya, saya juga mendapat pelajaran berharga dari Nadhira. Saat pikiran saya sedang sibuk berkelana “berapa uang yang perlu saya berikan kepadanya agar nyaman di perjalanan dan cukup untuknya di Jerman” tiba-tiba, ia menyerahkan amplop berisi uang jutaan rupiah dan mata uang 50 euro. “Pak, tolong sedekahkan ke Sedekah Rombongan dan anak-anak binaanya mbak Damayanti (@IdeAnakHebat),” pesannya. Oh, ternyata kekhawatiran dan kegelisahan saya lebih besar dibandingkan anak saya.
Selamat berburu ilmu anakku, ingatlah Allah selalu di setiap waktu. Dialah pelindungmu. Dialah penolongmu. Dialah tempatmu mengadu. Mendekatlah selalu kepada-Nya dengan berlari dan sepenuh hati. Berharaplah selalu agar cahaya ilmunya menyinari pikiran dan hatimu sehingga kamu mampu mewujudkan impianmu. Nadhira, I’m proud of you…
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini
Keterangan foto:
Nadhira menemani saya di Pekanbaru (atas). Nadhira liburan di Malang (tengah). Bercengkrama dengan Nadhira (bawah).
33 comments On Nadhira, I’m Proud of You…
Kekkkkk terharu sekali saya kek… :’)
Saya malah nangis karena berpisah lama, hehehe
KEREN :)Pengen banyak sharing sama Dhira. kebetulan saya juga bergelut d pendidikan anak usia dini.
Speechless..selalu terharu dan ikut bangga dengan cerita2 mas Jamil sekeluarga..salam sayang utk mb Dhira..
Mbak Enny, doakan kami selalu dalam lindungan Allah
kagum berat..
semoga saya bisa bangga juga jika kelak sempat bertemu di jerman, dan mendengarkan langsung proposal-proposal charitynya utk anak-anak berkebutuhan khusus… hmmm, kesimpulannya: bapak yg hebat, selalu melahirkan anak-anak yg hebat… anak alay bilang, sebelas duabelaslah… hemmm, jadi bangga punya gurubesar seperti kakek… selamat mengawal training BnC slm 3 hari ke depabn Kek, semoga sehat dan fit terus… amiin
Siip, anakku yg cowok yg mau jadi pebisnis saya titipkan kepadamu. Insya Allah mulai Minnggu sore hingga Selasa pagi dia akan berguru kepadamu
pengen bisa kaya kak Dhira aku kek T.T
Udah ada yg daftar jadi calon mantu belum Kek? 🙂
Hehehehe, belum
Subhanallah… Terharu dan speechless… Semoga barakah Allah senantiasa tercurah dan terlimpah pada keluarga bapak… Aamiin…
Doakan ya mbak
terinspirasi baca postingan ini, pengen jadi ayah seperti kakek dan istiqomah,dan semoga punya anak-anak soleh dan solehah jg :),
pgn tetap semangat terus kayak kakek 🙂
tetap menginspirasi dan bermanfaat buat yang laen ya kakek jamil
Aamiin YRA, saling mendoakan ya
kek maaf lho.. alangkah indahnya jika asma Alloh tidak disingkat, biar lebih terasa.. barakallahu fiykum..
Subhanallah smg sy bs mendidik ank spt bpk, n smg nanti sy bs bertemu mba nadhira krn kebetulan sy juga mengajar unk ank2 berkebutuhan khusus
Mengharukan
Memang… sesibuk apapun untuk bekerja atau mencari ilmu tetap harus ada waktu untuk bersama keluarga, liburan ataupun silaturrahim…
Nice Post!
Salam SuksesMulia
subhanallah alangkah bahagianya punya anak sholehah dan cerdas
keluarga yang inspiratif..
subhanallah 🙂 semoga kelak saya juga bisa membanggakan orangtua saya.
Subhannallah.. Terharu Kek.. Pasti bangga jd bapaknya ya Kek 🙂
anaknya ada yang ingin bercita-cita jd hafidz atau hafidzoh kek, biar nti di Syurga Alloh lgsung memberikan mahkota penghargaan kepada kek jamil. after that can embraced baginda nabiulloh Muhammad SAW… Amiin.
subhanallah…alhamdulillah…
semoga anak2 bisa mencontoh Mbak nadhira….salam SuksesMulia…
terharu mba dhira, makin dewasa makin membanggakan keluarga, balik ke indonesia lagi nanti sharing langsung ke adik adik binaan AHa ya…love youuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu
Bangga punya Ayah seperti pa Jam.. dan Bangga punya putri luar biasa seperti teh Dhira.. Bangga bisa menyaksikan keluarga teladan.. 🙂 Barakallah
bahagianya…ketika pulang nanti pastinya banyak yang sudah menunggu Nadhira nih kek hehehe, semoga semakin mulia kehidupannya…
She is not perfect, but she is tottaly awesome kek. Saya ngefans berat ama Mba Dhira. Pliss kek, semangatin Dhira supaya rajin nulis di blognya. I really miss her story, coz it was come from her deepest heart. Kiss for Nadhira from Bogor
mudah2an sukses anaknya ya kek dalam menimba ilmu..amien
sangat meng-inspirasi sekali anaknya kakek.
kebetulan rumah saya di Riau dan skrg lagi menempuh S1 di Malang.
saya berdoa agar saya bisa seperti anak kakek yg menempuh studi di Jerman
luar biasa mbk dhira,, saya jadi pengen ngobro, kebetulan saya juga ingin mendalami dunia pendidikan luar biasa
Sangat bagus kisahnya…