Monday Knowledge: Anda Penumbuh atau Pembunuh Signature?

Share this

Kubik Leadeship / Lead for Impact

Ketika mendengar kata signature, apa yang muncul di dalam benak Anda?

Untuk Anda yang hobi makan di restoran, kata signature bisa jadi sangat lekat dengan istilah signature menu. Signature menu adalah menu khas yang menjadi unggulan untuk disajikan di setiap restoran. Maka tak salah jika banyak pelanggan yang akan mencari tahu dan bertanya apa signature menu di restoran yang dimasukinya, sebelum akhirnya memutuskan untuk memesan sesuatu untuk disantap.

Nah untuk Anda yang tidak hobi makan ke restoran, ketika mendengar kata signature, boleh jadi yang muncul di dalam benak Anda adalah bahwa signature itu ya tanda tangan. Tanda tangan, ia merupakan sebuah representasi dari diri kita dalam bentuk coretan tinta. Bentuknya memiliki ciri khas, dan tidak ada satu tanda tangan pun yang sama dengan tanda tangan yang lain.

Hmm… lantas apa pentingnya kita sebagai leader membahas lebih dalam terkait dengan yang namanya signature?

You Are Your Signature

Disadari atau tidak, apa yang kita tampilkan di keseharian kita menunjukkan apa yang menjadi signature kita. Pada hal-hal apa saja yang kita sangat unggul dalam melakukannya, dan apa ciri khas yang membedakan kita dengan orang lain yang memiliki kualitas yang sama.

Signature juga inilah yang menjadi salah satu dasar kita menjalani apa yang kita jalani sekarang. Peran dan tanggungjwab apa yang kita emban, seberapa besar kepercayaan dan respek yang kita dapatkan, serta termasuk ekspektasi-ekspektasi apa saja (plus seberapa besar) yang diletakkan oleh mereka yang kita pimpin di pundak kita.

Bagi Anda yang aware dengan apa yang menjadi signature Anda, bersyukurlah. Karena dengan menyadari, barulah Anda berpeluang untuk bisa menggunakannya seoptimal mungkin. Ibaratnya, signature itu adalah harta karun yang baru bisa memiliki nilai ketika ia sudah ditemukan dan digunakan. Tapi ketika ia masih tersembunyi, maka tak ada manfaat yang bisa dihasilkannya.

Baca Juga  Tukang Tuduh Tidak Layak Menjadi Pemimpin

Hal penting lain yang bisa Anda dapatkan dengan menyadari signature Anda adalah, Anda dapat mengembangkan signature Anda tersebut secara tepat. Apa hal-hal yang perlu Anda perkaya, apa yang perlu Anda perdalam, apa yang perlu Anda ciptakan (di-ada-kan),apa yang perlu Anda kurangi, dan apa yang bahkan perlu Anda stop sama sekali. Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan lebih bisa terjawab dengan terang benderang, dengan Anda menyadari apa yang menjadi signature Anda saat ini. Singkatnya Anda lebih berpeluang untuk menjadi penumbuh signature Anda, dan bukan justru pembunuhnya.

Terlebih sebagai leader, jika bicara masalah signature, maka peran peran penumbuh atau pembunuh ini bisa merembet kepada anggota tim yang Anda pimpin. Perlu Anda sadari bahwa sebagai leader, Anda adalah sosok yang memiliki peran penting dalam menumbuhsuburkan atau justru ‘membunuh’ signature orang-orang yang berada dalam naungan kepemimpinan Anda. Wuihhh… ngeri juga ya?

Lantas apa kira-kira yang perlu Anda lakukan untuk bisa konsisten menjadi leader penumbuh, alih-alih leader pembunuh signature anak buah Anda?

Leader’s highest legacy

Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, dan leader ‘mati’ meninggalkan leaderleader baru yang jauh lebih hebat dari dirinya. Ya, sesungguhnya itulah warisan terbaik yang bisa kita tinggalkan sebagai leader.

Untuk bisa meninggalkan warisan tersebut, maka salah satu hal yang penting kita lakukan adalah dengan memberikan ruang dan kesempatan untuk anggota tim kita mengenali dan menumbuhkan signaturenya. Hingga pada akhirnya nanti, mereka akan menjadi sosok-sosok yang kuat dan otentik dengan keunggulannya masing-masing. Bukan versi salinan dari diri Anda yang berada pada sosok orang lain.

Untuk bisa melakukannya, salah satu hal yang ternyata penting untuk kita sebagai leader miliki adalah agile leadership mindset. Agile leadership mindset ternyata merupakan pola pikir yang sangat mengakomodir kita untuk menumbuhsuburkan signature anggota tim yang kita pimpin. Salah satu contohnya adalah mindset team plan their own work atau tim-lah yang menyusun rencana kerja mereka sendiri, ketimbang mindset planning work for the team atau leader-lah yang membuatkan perencanaan untuk anggota timnya.

Baca Juga  Simpanlah Aibmu

Dalam mindset team plan their own work seorang leader sesungguhnya tengah mendorong anak buahnya untuk dapat secara mandiri melakukan analisa, mempertimbangkan, memutuskan dan pada akhirnya bertanggungjawab atas keputusan (berupa perencanaan) yang diambilnya. Proses ini memang lebih beresiko untuk menimbulkan kesalahan. Namun di sisi lain, proses ini pun memberikan ruang belajar, berlatih dan bertumbuh yang besar. Seperti yang kerap disampaikan oleh Pak Jamil Azzaini kepada para leader di Kubik, “Lebih baik minta maaf daripada minta izin”. Spirit yang dimaksud oleh beliau adalah spirit memberdayakan para leader. Spirit untuk terus belajar, spirit berani mengambil keputusan, dan spirit untuk siap menanggung konsekuensi yang menyertainya. Spirit yang pada akhirnya nanti akan melahirkan para leader yang kuat dan otentik, dengan signature-nya masing-masing.

So, Andakah sosok leader yang siap belajar, berlatih dan mendapatkan feedback langsung untuk menjadi sosok leader penumbuh signature anak buah? Jika jawabannya adala YA, maka jangan lewatkan kesempatan mengikuti kelas Practical Agile Coaching dengan menghubungi Kubik Leadership 021-29400100 / 082111999022

Sampai bertemu di kelas Practical Agile Coaching 21-22 Februari 2020 di Hotel Harris, Tebet Jakarta Selatan, salam bertumbuh, salam SuksesMulia!

Keep Sharing & Inspire Your Lovable Friends

Penulis: Tim Kubik Leadership

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
8 - 3 = ?
Reload

Site Footer