Miras Membuat Miris

Kemarin, saya menemani anak saya nonton film di jaringan TV Kabel yang dibintangi oleh Denzel Washington (Whip Whitaker). Film berjudul Flight (2012) mengisahkan kehidupan seorang pilot bernama Whip Whitaker. Whip adalah seorang pilot yang berhasil melakukan pendaratan darurat setelah terjadi kesalahan mekanis pada pesawat.

Awalnya, Whip mendapat pujian dari banyak orang. Namun, kondisi berubah setelah kasus kecelakaan tersebut diusut National Transportation Safety Board (NTSB). Di akhir film,  Whip mendekam  dipenjara karena akhirnya ia mengaku mengkonsumsi miras saat sedang menerbangkan pesawat.

Usai nonton film tersebut, saya teringat beberapa kejadian di masa lalu. Dulu, saya pernah berpindah-pindah rumah, pindah dari satu kampung ke kampung lain. Setiap berada di suatu kampung, pasti saya bertemu dengan “penjahat” kampung. Dan salah satu kebiasaan mereka adalah menenggak miras.

Saat saya beranjak dewasa, saya berinteraksi dengan banyak kalangan. Dan saya selalu disuguhkan fakta bahwa mereka yang menjadi trouble maker di dalam lingkungan pergaulan saya, selalu memiliki ciri khas yang sama. Mereka mempunyai kebiasaan mengkonsumsi minuman keras (miras).

Ketika saya belajar agama, guru saya pernah bercerita tentang orang alim yang akhirnya tergoda berbuat maksiat. Ternyata, pintu pembuka perilaku negatif (dosa) adalah miras. 

Guru saya pernah bercerita “ada orang yang sangat alim, rajin ibadah sehingga setan sangat sulit mengganggunya. Setelah sulit digoda dengan berbagai cara, akhirnya setan menggoda dalam wujud manusia yang tampaknya sangat rajin beribadah. Ia tampak khusyu saat sholat, bahkan menangis saat berdoa.” Guru saya terdiam mengambil nafas.

Setelah jeda beberapa detik, guru saya melanjutkan “sang ahli ibadah kemudian mendatangi setan yang menjelma menjadi manusia tersebut. Ia bertanya “bagaimana caranya saya bisa beribadah khusyu seperti Anda? Saya bisa menangis saat berdoa seperti Anda.” Setan menjawab pelan “saya bisa melakukan semua itu karena saya teringat akan maksiat (perbuatan negatif) yang pernah saya lakukan.

Baca Juga  Kapasitas = Rezeki

Orang alim ini kemudian bertanya “apakah saya harus membunuh, mencuri, merampok, berzina?” Setan tersenyum sambil menjawab “tentu tidak, Anda orang alim, Anda cukup melakukan yang ringan saja yaitu minum minuman keras. Setelah itu, saat Anda ibadah ingat kejadian itu, maka Anda akan khusyu dan mudah menangis menyesali perbuatan tersebut.”

Singkat cerita, orang alim ini mengikuti saran setan. Ia minum minuman keras (miras) di sebuah kedai yang dijaga oleh wanita yang sangat cantik. Saat ia mabuk, ia tergoda dengan wanita penunggu kedai itu sehingga mereka berdua melakukan hubungan intim. Saat hubungan intim terjadi, suami dari wanita penjaga kedai datang memergoki hubungan mereka. Khawatir perbuatan buruknya terungkap, orang yang sebelumnya alim itu pun kemudian membunuh suami wanita yang ia selingkuhi. Berawal dari minuman keras, mantan orang alim itu kemudian berzina dan akhirnya tega membunuh.” Guru saya kemudian mengingatkan “miras adalah pembuka pintu berbagai keburukan.”  

Kini, setelah saya terjun dalam dunia pengembangan diri. Saya berguru kepada banyak tokoh dunia, membaca buku dan jurnal yang dikeluarkan perguruan tinggi ternama tentang personal development, leadership, bisnis, dan kesehatan jiwa. Semua pakar di bidang masing-masing sepakat bahwa kita perlu menghindari miras. Dengan kata lain “orang waras menjauhi miras.”

Berdasarkan berbagai pengalaman tersebut di atas, saat ada orang Indonesia kecanduan miras, hati saya selalu miris. Budaya nenek moyang kita bukanlah berakar dari miras. Miras tidak layak dilegalkan, disebarluaskan apalagi dibudayakan. Saya sangat meyakini bahwa miras adalah pembuka berbagai kejahatan. So, jauhi miras agar kita terhindar dari berbagai perilaku jahat yang bisa merusak banyak hal.

Salam SuksesMulia
Bogor, 02 Maret 2021

Baca Juga  Virus Corona Bukan Virus Dengue

Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Site Footer