Menyuburkan Cinta

Share this

Hidup yang paling nikmat itu bila dipenuhi dengan cinta. Mencintai Sang Pencipta, mencintai sahabat, mencintai sauadara, mencintai rekan kerja, mencintai alam semesta dan mencintai sekitar kita.  Semakin banyak cinta yang kita tebar dengan benar, maka berbagai kenikmatan hidup akan mendekat tanpa perlu kita undang.

Saat saya sedang mencari berbagai literatur dan kajian ilmiah tentang bagaimana menyuburkan cinta, saya menemukan nasehat Luqman Alhakim yang menurut saya sangat layak kita renungkan dan aplikasikan dalam kehidupan. Untuk menyuburkan cinta sesama manusia, menurut Luqman Alhakim setidaknya ada dua hal yang perlu kita lupakan dan dua hal yang perlu kita ingat.

Apa saja dua hal yang perlu kita lupakan?

Pertama, kebaikan yang pernah kita lakukan. Berbuat kebaikan itu ibarat melepas anak panah dari busurnya, kita tidak pernah berharap anak panah itu kembali mengarah menuju kita. Ngeri khan bila anak panah yang kita lepas justeru berbalik arah mengenai kita. Melupakan kebaikan yang pernah kita lakukan juga mengasah keikhlasan hati dan mengikis kesombongan yang bisa merusak hidup kita.

Kedua, lupakan keburukan yang pernah dilakukan orang lain kepada kita. Melupakan keburukan yang pernah dilakukan oleh orang lain memang sangat berat, maka banyak psikolog menggunakan istilah berdamai dengan ketidaknyamanan yang pernah kita terima untuk mengganti kata “lupakan”.  Kita bisa menggunakan ragam cara untuk bisa berdamai dengan ketidaknyamanan, untuk hal ini, Anda bisa belajar ke Kampoong Hening.

Selain itu, mengambil hikmah positif dari setiap kejadian yang menyakiti hati juga merupakan cara lain agar kita bisa berdamai dengan ketidaknyamanan. Perpaduan antara kesungguhan seseorang dalam “melepas” masa lalu yang buruk dengan terus mencari hikmah di balik peristiwa tersebut akan membuat orang tersebut akhirnya bisa melupakan keburukan yang pernah menimpa dirinya.

Baca Juga  Bapak Rela Kau Lebih Mencintai Mama

Lantas, apa saja dua hal yang perlu diingat?

Pertama, kebaikan yang pernah dilakukan orang lain kepada kita. Kebaikan ini melatih rasa syukur kita sekaligus melesatkan rasa cinta kita kepada orang yang pernah berbuat baik kepada. Coba duduk sejenak, siapa saja orang yang pernah berbuat baik kepada Anda. Coba tuliskan kebaikan apa saja yang sudah mereka lakukan kepada Anda. Bagaimana perasaan Anda ketika menerima kebaikan tersebut?

Kedua, keburukan yang pernah kita lakukan kepada orang lain. Mengingat keburukan bukan untuk terus menerus kita punya perasaan bersalah namun sekedar menjadi isyarat agar kita tidak melakukannya lagi dan menjadi pemicu agar kita banyak berbuat kebaikan kepada orang tersebut.

Siapakah orang yang pernah Anda sakiti? Dalam bentuk apa keburukan yang Anda berikan kepada orang tersebut? Kebaikan-kebaikan apa yang akan segera Anda berikan kepada orang tersebut?

Mari menyuburkan cinta kepada orang-orang di sekitar kita dengan melupakan 2 hal dan mengingat 2 hal. Mau?

Salam SuksesMulia
Jakarta, 19 Maret 2021

Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
10 * 3 = ?
Reload

Site Footer