Saat saya sedang memikirkan tentang orang-orang yang menyakiti saya, tiba-tiba saya dapat kiriman quote dari guru saya: “Jangan hitung berapa kali orang menyakitimu, tapi hitunglah berapa kali kamu menyakiti Allah swt, dan Dia tidak meninggalkanmu.”
Dari quote itu akhirnya saya cari makna menyakiti Allah swt itu bentuknya seperti apa. Ternyata memang kata menyakiti Allah swt itu ada dalam Al Quran surat Al-Ahzab 57. Berbuat maksiat, melanggar perintahnya, mengerjakan larangannya adalah hal utama yang menyakiti Allah swt. Untuk hal ini, saya yakin sebagian besar Anda sudah tahu.
Namun, ternyata ada perbuatan perbuatan yang tanpa kita sadari telah menyakiti Allah swt. Beberapa diantaranya adalah:
Pertama, pernyataan saya ini lemah tidak punya kelebihan apa-apa. Ucapan ini terkesan baik dan yang mengucapkan tampak rendah hati padahal pada hakekatnya ia sedang menghina dan menyakiti Allah swt. Lho koq bisa?
Ya, Allah swt telah menciptakan kita dengan sempurna dan setiap orang pasti diberi kelebihan. Jadi tidak mungkin ada orang yang “tidak punya kelebihan apa-apa.” Cari dan temukan kelebihan itu lalu asahlah hingga kita expert di bidang tertentu. Itulah tanda kita cinta kepada-Nya.
Kedua, melakukan perbuatan yang malu diketahui banyak orang. Contoh sederhana kita melakukan obrolan via socmed kemudian clear chat karena khawatir dan malu bila ada orang lain yang membaca, ini juga bentuk menyakiti Allah swt. Karena pada hakekatnya kita melakukan sesuatu yang sebenarnya Allah swt tidak meridhoinya sehingga kita menjadi khawatir dan malu bila banyak orang tahu perilaku yang kita lakukan.
Ketiga, penyakit hati yang tidak diobati. Kita perlu membersihkan wajah kita agar indah dipandang orang, begitu pula kita perlu membersihkan hati kita agar indah dipandang oleh Allah swt.
Bila kita menyadari bahwa kita punya penyakit hati namun tidak berupaya kita obati sesungguhnya kita juga sedang menyakiti Allah Sang Pemilik Hati. Segera bersihkan bila kita memang mencintai-Nya dan tidak mau menuakiti-Nya.
Walau Allah swt itu maha pengampun tetapi alangkah baiknya bila kita tidak terlalu sering menyakiti-Nya. Setuju?
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer