Sakit fisik mudah dikenali oleh si penderita, bisa dalam bentuk mules, pusing, bersin-bersin, batuk, suhu badan naik, menggigil dan lain sebagainya. Sementara sakit hati sangat sulit dikenali oleh penderita. Bahkan terkadang si penderita tidak menyadari bahwa hatinya sedang sakit. Penyakit fisik bisa mengurangi dosa. Sebaliknya, penyakit hati bisa menambah dosa apabila kita tidak bisa mengatasinya.
Farid Poniman dkk, dalam buku Kubik Leadership (Gramedia) menyatakan ada 12 penyakit hati. Ahli lain, yakni Hasan Muhammad as-Syarqawi dalam kitab Nahw Ilmiah Nafsi membagi penyakit hati dalam sembilan bagian. Beberapa penyakit yang sering saya jumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah membanggakan diri, iri hati, dengki, sombong, putus asa, malas, kikir, berburuk sangka, enggan menerima nasehat, merasa paling benar dan paling suci.
Hati yang sakit membuat kita tidak bisa menikmati kehidupan, sering gelisah, sulit tidur, sering was-was, mudah cemberut, moody dan memunculkan hal-hal negatif lainnya. Untuk itu, jangan biarkan terlalu lama penyakit hati ada dalam diri kita. Anda ingin mengobati penyakit hati Anda? Apabila jawabnya ingin, tiga langkah berikut bisa dijadikan rujukan.
Pertama, Temukan penyakit hati dalam diri kita. Caranya? Berhenti sejenak dari rutinitas harian, renungkan dan introspeksi diri atas perjalanan hidup yang sudah dijalani selama ini. Adakah yang membuat kita tidak nyaman dan gelisah? Adakah perilaku kita yang sering membuat orang-orang disekitar kita tidak nyaman dan tersakiti. Apa kira-kira penyakit hati kita?
Apabila kita mengalami kesulitan menemukan penyakit hati, segeralah bertanya kepada orang-orang terdekat. Bisa pasangan hidup, anak, sahabat, guru dan teman kerja. Dan apabila ingin semakin yakin dengan penyakit hati yang ada dalam diri, temuilah para konselor yang diberi ilmu oleh Sang Pemilik Hati sehingga mereka pandai melakukan terapi, ahli menggali sesuatu yang tersembunyi, mahir memberi penugasan sehingga kita bisa merasakan adanya penyakit hati.
Saya termasuk orang yang bersyukur karena bertemu dengan konselor yang tepat sehingga saya bisa menemukan beberapa penyakit hati di dalam diri saya. Penyakit hati yang semula tidak saya sadari, penyakit hati yang semula tidak saya ketahui. Penyakit hati yang sering mengundang mimpi buruk, membuat saya sulit tidur, gelisah, merasa tak berdaya, sering merasa khawatir dan sejenisnya. Sungguh hal itu sangat menyiksa hidup saya.
Apabila Anda ingin menemukan luka hati dalam diri sekaligus bisa membantu orang lain mengobati luka hatinya, silakan bergabung di Sekolah Konselor – Kampoong Hening (0812-52-8989-39). Berbagai tools untuk menemukan dan mengobati luka hati telah disediakan tanpa orang lain tahu, apa luka hati kita, apa penyakit hati kita. Bahkan Konselornya pun tidak tahu, privacy kita benar-benar terjaga.
Kedua, Lakukan hal yang berlawanan. Apabila kita sudah menemukan penyakit hati, kita bisa mengobati sendiri (self healing) dengan berbagai tools yang sudah disiapkan Kampoong Hening. Kita boleh memilih tools yang paling nyaman untuk diri kita.
Agar luka hati dan penyakit hati bertransformasi menjadi hati yang jernih segera lakukan sesuatu yang berlawanan dengan penyakit hati kita. Contohnya, apabila kita termasuk orang yang kikir alias pelit maka lawanlah pelit itu dengan sedekah “brutal,” sedekah dengan jumlah yang besar. Sahabat saya bahkan membiasakan diri menyedekahkan semua omset penjualannya pada tanggal-tanggal tertentu. Setelah secara konsisten melakukan sedekah brutal, penyakit kikir dalam diri sahabat saya berkurang dratis bahkan menurut saya hilang dengan sendirinya.
Apabila kita seorang pemarah, maka berkomitmenlah selama 7, 15, 21, atau 40 hari tidak akan marah. Anda yang menentukan, berapa hari Anda mau berlatih. Bisa dimulai dari yang sedikit dan terus ditambah harinya hingga kebiasaan marahnya benar-benar hilang. Lakukan latihan ini secara disiplin. Apabila suatu saat kita melanggar, maka “hukum” diri kita. Bisa dengan cara sedekah seratus ribu atau satu juta rupiah setiap kita melanggarnya atau hukuman lain yang memberatkan sehingga kita jera apabila melanggar komitmen yang sudah kita tetapkan.
Ketiga, Perbanyak kebaikan dan ibadah tersembunyi. Hati itu menyukai yang hening, sepi, jauh dari keriuhan. Di era digital saat ini, kita sering tergoda untuk selalu mengumumkan semua hal yang kita lakukan. Social media telah menjadi pengganti “malaikat” pencatat kebaikan. Kurangi secara bertahap mengumumkan di social media kebaikan yang kita lakukan. Biarkan hanya Sang Pencipta, Allah swt dan diri kita yang tahu, Gusti Allah mbonten sare, tidak ada yang sia-sia. Semakin jarang kita “pamer” kebaikan pribadi, semakin jernih dan sehat hati kita.
Bagi yang beragama Islam, perbanyak ibadah tersembunyi tanpa meninggalkan ibadah yang banyak diketahui orang (sholat berjamaah, ikut kajian). Apa contoh ibadah tersembunyi? Bangun malam untuk sholat, berdoa dan berdzikir. Dan tentu masih banyak ibadah tersembunyi yang bisa kita lakukan. Silakan Anda perdalam dengan para guru agama di sekitar Anda.
Mengobati penyakit hati itu dilakukan setiap hari, tidak boleh hanya sekali-kali. Dan cara termudah melakukannya adalah dengan cara menjadi Konselor, mahir mengobati diri sendiri dan senang membantu orang lain menemukan dan mengobati penyakit hatinya. Mau?
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini