Catatan kali saya ingin berbagi renungan setelah saya mengikuti wokrshop STIFIn. Salah seorang trainer bertanya dengan satu pertanyaan yang sangat berkesan buat hati. Beliau bertanya, apa beda orang waras dengan orang gila?
Mari merenung sejenak. Perbedaan mendasar orang waras dengan orang gila adalah pengenalan pada diri. Karena orang gila tak lagi mengenal siapa diri dan untuk apa hidupnya di dunia ini. Jika ada yang belum mengenal diri dan tak tahu apa tujuan hidup, jangan-jangan dia telah “gila” tanpa sadar.
Pertanyaan sederhana itu mengingatkan saya sebuah ayat dalam Alquran. Allah berfirman: “Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Alhasyr 19)
Orang yang lupa pada Allah maka Allah akan jadikan mereka lupa pada diri mereka sendiri. Sehingga tak lagi mengenal dirinya, tak tahu apa tujuan hidupnya, dan tentu tak bisa berkarya untuk kehidupan setelah matinya.
Jika saat ini ada yang belum tahu siapa dirinya, apa pasionnya,dan apa tujuan hidupnya, mungkin saja dia telah jauh dan melupakan Tuhan. Sebagaimana siapa yang mengenal diri bisa mengenal Tuhan, maka siapa yang mengenal Tuhan pasti akan mengenal diri. Siapa yang mengenal kebesaran Allah tentu takan ada kesombongan dalam hati. Siapa yang tahu betapa Maha Pemurahnya Allah tentu takan berputus asa dari rahmat-Nya dan yang tahu kedahsyatan siksaan-Nya tentu takut bermaksiat pada-Nya.
Mengikuti seminar STIFIn telah memberikan banyak manfaat buat saya. Selain bisa mengenal diri lebih dalam juga menyadarkan hati untuk terus mendekat pada Ilahi. Mengenal diri adalah modal berharga melejitkan potensi dalam menggapai kesuksean, sedangkan mengenal Ilahi adalah modal utama meraih kebahagiaan sejati.
Oh iya, paling akhir, ada satu renungan berharga dalam pertemuan perdana saya dengan Kek Jamil. Bahwa pertemuan dengan idola adalah sebuah kebahagiaan yang tak tergambarkan. Hal ini mengingatkan saya akan impian berjumpa dan memeluk Rasulullah. Jika pertemuan yang sangat sederhana itu bisa membuat hati sangat bahagia, bagaimana dengan perjumpaan dengan idola seluruh alam? Bagaimana rasanya bejumpa dengan Rasulullah kelak? Bagi mereka yang punya visi hidup untuk itu mari melangkah bersama saling menasehati agar bisa menggapainya bersama-sama.
SyukrON Kek Jamil, terimakasih STIFIn, STIFIn, gue banget!
Semoga bermanfaat, Salam Sukses Mulia
Senyum Syukur
8 comments On Mengenal Allah Mengenal Diri
setuju bahwa mengenal tujuan hidup adalah mengenal diri sendiri terlebih dahulu, potensi dan segala kekurangannya lalu ikhtiar. salam 🙂
salam 🙂
Karena agama adalah nasihat, maka saya mau menyampaikan sedikit informasi pada Mas Senyum Syukur.
Kalimat, ” siapa yang mengenal dirinya maka ia telah mengenal Allah” memang terkenal di kalangan kaum muslimin. Namun demikian, kita harus menyerahkan urusan perkataan ini kepada ahli hadits. Dan menurut mereka, pernyataan ini adalah hadits palsu. Silakan Mas baca ulasan singkatnya di http://manisnyaiman.com/hadits-palsu-tentang-cara-mengenal-allah/
Karena ‘mengenal’ berbeda dengan ‘mengingat’ (tidak lupa), maka alangkah baiknya jika judul artikel tersebut diubah menjadi, ” Mengingat Allah, Mengingat Diri “.
Salam SuksesMulia
Makasih atas masukannya 🙂
Terima kasih atas tulisannya, semoga Allah SWT memberi kebaikan untuk yang membaca dan menuliskannya.
Salam SuksesMulia
aamiin..
Mantappp
semoga bermanfaat 🙂