Saat saya disodori jadwal oleh asisten saya, terlihat ada jadwal public training, Self Leadership, 24-25 September di Jakarta. Saya menjadi teringat, kisah beberapa tahun yang lalu. Pengalaman hidup rekan saya, yang benar-benar saya jadikan pelajaran berharga. Berikut cuplikan kisahnya.
Pada tahun 2005, saya diundang ke rumah rekan saya di daerah Jakarta Selatan. Dia seorang pengusaha sukses, istrinya termasuk seorang wanita karir yang menduduki jabatan manager di sebuah perusahaan ternama. Mereka memiliki 2 orang anak, yang bungsu berkebutuhan khusus. Saat menjelang pukul 21.00, sebelum berpamitan saya bertanya “dari tadi saya tidak melihat istrimu, apakah dia belum pulang?”
Lelaki itu terdiam, kemudian berkata “itulah misteri hidup mas, saat kami memulai hidup berumah tangga, tidak semua tersedia, kami merasa sangat bahagia. Kini, saat semua ada, mau apa saja kami bisa, kami justeru retak. Terutama setelah si bungsu lahir dengan keterbatasannya. Kami sering cekcok dan saling menyalahkan, masing-masing mau menang sendiri”.
Saya bertanya lagi “tidak coba konsultasi dengan ahli rumah tangga?” Rekan saya menjawab, “sudah mas, semua nasehat dari para ahli gak ada yang mempan. Kami sering menyangkal nasehat mereka, “makan tuh nasehat, hidup Anda dengan kami sangat berbeda, nasehat Anda tidak cocok buat kami”.
Saya tidak jadi pulang, saya mendengarkan curhatan rekan saya. Di bisnisnya, ia lelaki tangguh, pengejar target yang menantang, namun malam itu, ia menangis tersedu, ia tampak tidak berdaya menghadapi problema rumah tangganya. Bukan hanya itu, di dalam bisnisnya ia ternyata juga dikhianati oleh orang-orang kepercayaannya. Dengan terisak ia berkata “saya ini sudah jatuh tertimpa tangga mas, luka hidup saya tidak berdarah tetapi sakitnya naudzubillah”.
Sang suami pemimpin bisnis, sang istri pemimpin di perusahaan tempat bekerja tetapi mengapa mereka gagal dalam rumah tangga? Dikhianati karyawannya, dibenci anggota timnya, jabatannya tampak tinggi namun pengaruhnya tidak masuk ke dalam hati orang-orang yang dipimpinnya. Punya jabataan tetapi hidupnya semakin terbebani, menyiksa, tampak bahagia namun menderita.
Hari-hari setelahnya, saya intensif berdiskusi dengan sang suami dan istri, ternyata kunci masalahnya adalah di kemampuan self leadership mereka. Mereka sudah memimpin orang lain tetapi belum tuntas dengan dirinya. Dan ternyata saat pondasi memimpin diri sendiri belum kokoh, belum tuntas, namun sudah diberi amanah untuk memimpin orang lain, berbagai problem akan bermunculan yang terkadang menyiksa dan merusak hidup orang tersebut.
Self Leadership sangat penting dikuasai dan dimiliki oleh siapapun, khususnya bagi mereka yang punya peran memimpin orang lain. Saat self leadership melekat kuat di dalam diri seseorang maka pengaruh kepemimpinannya akan semakin kuat, kebahagiaan hidup,akan semakin mendekat, rumah tangga pun semakin rekat.
Kelanjutan kisah rekan saya memang berakhir tidak happy ending. Sang suami yang menyadari apa yang perlu dibenahi segera membenahi diri. Sang istri yang sudah merasa tinggi kedudukannya enggan berbenah untuk memperbaiki dirinya. “Saya tidak perlu self leadership, toh tanpa belajar dan mempraktekan itu berbagai pencapaian sudah bisa saya dapatkan” itu adalah ucapan terakhir sang istri saat jumpa dengan saya sebelum ia bercerai dengan suaminya. Kabar terakhir yang saya dapat, dia terkena PHK saat perusahaan tempat ia bekerja kelakukan merger dengan perusahaan lain.
Lelaki yang menjadi rekan saya kini hidup happy bersama istri barunya dan tiga anaknya. Dua anak yang dibawa dari istri sebelumnya, satu anak dari istri yang sekarang. Saya teringat ucapan rekan saya ini di bulan Ramadhan tahun 2017 “Kuasai ilmu self leadership, agar hidup kita semakin sip”. Anda juga mau menguasai ilmu self leadership? Bila jawabnya MAU, silakan gabung di public training Self Leadership 24 – 25 September 2018 yang diadakan Kubik Leadership dengan menghubungi 082-111-999-022 Murni.
Sudah tahu khan jawaban dari pertanyaan “mengapa hidup, karir, bisnis berantakan?” Salah satu sebabnya karena mengabaikan self leadership.
Salam Sukses Mulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
1 comments On Mengapa Hidup, Karir dan Bisnis Berantakan?
السلام عليكم
Pak Jamil,, semoga sehat selalu.
Bagaimana sih pak kita bisa mengetahui self leadership kita sudah oke?
Maturnuwun