Saya pernah mengalami kebangkrutan dalam menjalankan bisnis, dan itu sangat menyiksa. Setiap pebisnis punya penyebab sendiri mengapa bisnisnya bangkrut. Termasuk saya juga berusaha memahami apa penyebab bangkrutnya bisnis saya. Menurut perenungan saya, setidaknya ada tiga penyebab.
Pertama, saya fokus pada ekspektasi bukan supervisi. Apa maksudnya? Saya punya tim yang saya anggap hebat dilihat dari berbagai segi, termasuk sisi spriritual. Ekspektasi atau harapan saya ia pasti bisa bekerja sangat baik dan tidak akan melakukan kecurangan. Namun ternyata hanya mengandalkan ekspektasi itu menjerumuskan.
Ekspektasi seyognyanya diiringi dengan supervisi agar tidak ada gap yang besar antara ekspektasi dengan reality (fakta). Supervisi itu memastikan bahwa apa yang hendak kita tuju dipahami dan dijalankan secara utuh oleh anggota tim. Perlu diketahui, persepsi, daya tangkap dan kemampuan mencerna anggota tim tentang pesan yang kita sampaikan itu berbeda jadi supervisi adalah pilihan yang sebaiknya kita jalani.
Kedua, saya lupa mengembangkan SDM tim. Dulu saya merasa ikut pelatihan, seminar, coaching dan mentoring itu membuang-buang anggaran padahal kami bersusah payah mengumpulkan recehan. Termasuk dulu saya menganggap kongkow-kongkow dengan sesama pebisnis lai itu buang-buang waktu dan tiada manfaat. Padahal bisnis itu tentang memberdayakan anggota tim dan juga tentang menguatkan relasi dengan berbagai pihak.
Ketiga, maksiat yang saya lakukan. Sebagai manusia biasa, saya tak luput dari perbuatan alpa dan dosa. Ketika itu, saya bermaksiat yang tak layak diceritakan. Saya sangat menyakini bila penduduk langit (Allah SWT dan para malaikat) menutup rezeki untuk kita maka walau kita banting tulang setengah mati rezeki tak ada yang mendekat. Bila kita bergelimang maksiat maka penduduk langit mengabaikan dan tak peduli dengan kehidupan kita. Kita dicuekin, kita tidak ditolong.
Saya menyakini itulah ketiga penyebab bangkrutnya bisnis saya. Sebab secara kaidah bisnis, hal-hal lain yang penting sudah saya lakukan. Tentu termasuk ilmu strategi bisnis yang saya pelajari dan dalami juga saya aplikasikan dalam bisnis yang saya jalani. Tapi ternyata, terkadang penyebab bangkrutnya bisnis bukan karena kita tidak menerapkan ilmu manajemen terbaik tetapi oleh hal-hal yang dianggap sepele dan atau tidak ada hubungannya dengan perilaku bisnis.
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook
4 comments On Mengapa Bangkrut?
Bener kek, kali ini aku setuju sama pendapat kakek…
Sebelumnya gak setuju ya. 🙂
Kalo sampe bangkrut memang sedih nian, ap lg bisnis itu kt syg banget. Gmn spy tim smangat dn tdk lelet, ya Mas ..sy gk pinter ngomel ap lg sampe marah lalu m’PHK..kasihan. Mks, smua tulisan bener2 menginspirasi. .. Kpn brkunjung ke Bengkulu, BUMI RAFLESSIA..??
Tidak berani memphk karyawan bukan tanda orang hebat. Siapa tahu setelah di phk dia jadi lebih hebat