Ada orang yang hidupnya begitu-begitu saja, tidak ada kemajuan, sudah merasa ngos-ngosan tetapi tidak ada perkembangan, sudah mengeluarkan energi tetapi tidak ada kenaikan. Saya menyebutnya “jalan di tempat” sudah merasa bergerak tetapi sesungguhnya tempatnya tidak bergeser, mandek. Mengapa ini bisa terjadi? Tentu banyak sebabnya, tetapi berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya,setidaknya ada tiga penyebabnya.
Pertama, fokus pada kelemahan. Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekuatan sekaligus punya kelemahan. Faktanya, orang yang “jalan di tempat” hidupnya fokus kepada kekurangannya dan kelemahannya. Apabila ikut pelatihan, kursus atau training pengembangan diri, niatnya dalam rangka menutupi kekurangannya. Dampaknya, selalu merasa lemah, selalu merasa rendah. Apabila satu kursus selesai, ia akan mencari kursus atau pendidikan yang lain demi menutupi kelemahan dan kekurangannya.
Berbeda dengan orang yang selalu tumbuh dan berkembang. Paradigmanya, mindsetnya, pikirannya fokus kepada kekuatan dan kelebihan dirinya. Apabila orang ini ikut kursus, pendidikan dan pelatihan adalah dalam rangka menguatkan kelebihan dan kekuatan. Orang ini hidupnya dipenuhi rasa syukur dan merasa percaya diri dengan kehidupan yang dijalaninya.
Anda tidak ingin “jalan di tempat?” Fokuslah kepada kelebihan dan kekuatan Anda. Asah dan latihlah kekuatan dan kelebihan Anda setiap hari. Coba tuliskan, apa kelebihan dan kekuatan Anda?
Kedua, sering mencari “kambing hitam.” Apabila ada sesuatu yang tidak sesuai keinginan atau harapannya, ia akan mencari “kambing hitam” alias mencari-cari kesalahan pada pihak lain. Kebenaran adalah dirinya, yang salah selalu pihak lain. Bahkan terkadang ada yang berani menyalahkan Tuhannya. Merasa Tuhan tidak adil, merasa Tuhan pilih kasih, merasa Tuhan tidak menyanyanginya. Sungguh terlalu.
Apabila Anda tidak mau “jalan di tempat” Anda perlu punya kontrol terhadap diri Anda. Berlatih bertangunggungjawab atas kejadian yang menimpa Anda. Yakinlah bahwa dalam wilayah dimana Anda punya pilihan dan kendali, Anda pasti punya peran, punya kontribusi atas semua yang terjadi. Ikutlah bertanggungjawab atas kejadian tersebut. Jangan lari, apalagi cuci tangan atas banyak hal yang terjadi pada diri dan sekitar Anda.
Ketiga, malas action. Keberhasilan banyak hal dimuka bumi ini sangat tergantung kepada action. Kata teman saya “tanpa action, nonsense.” Ternyata, orang-orang yang “jalan di tempat” ini sering menunda bahkan malas melakukan action. Atau apabila melakukan action, tidak disertai kesungguhan, alias ogah-ogahan.
Anda tidak mau “jalan di tempat?” Perbanyaklah action khususnya action yang melatih kekuatan dan kelebihan Anda. Nah, boleh saya tahu, apa action yang Anda lakukan setelah membaca tulisan ini?
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
2 comments On Mengapa Anda “Jalan di Tempat?”
bagus tulisannya. saya termasuk ini pak…jalan di tempat dengan ciri2 di atas. mungkinkah ada faktor karakter?
Bukan…ayo tetapkan yang di atas