Usai saya bangkrut di awal tahun 2000, saya agak trauma untuk menjalankan bisnis. Apabila mendirikan bisnis baru, saya tidak ikut terjun secara penuh dalam bisnis. Saya sebagai owner atau komisaris semata, sangat jarang ikut campur dalam detil dan eksekusi harian. Saya sangat senang dengan slogan “pebisnis hebat itu, yang punya bisnis jalan-jalan tetapi bisnisnya tetap jalan.”
Namun, tiga tahun yang lalu, saya “dipaksa” untuk menjadi CEO di Kubik Leadership. Dimana sebelumnya saya selalu menjabat sebagai komisaris dan master trainer saja. Saat rapat maupun RUPS saya sering berkomentar dan memberi analisa tentang yang dilakukan oleh CEO sebelumnya. Berkomentar dengan ragam ilmu yang saya pelajari, seolah saya menjadi pelaku bisnis hebat. Terkadang bergumam dalam hati “kog begini, kog begitu, seharusnya begini, seharusnya begitu.”
Kini, saya mengalami dan merasakan apa yang dialami oleh para CEO sebelumnya. Mengelola bisnis tidak semudah teori yang kita pelajari apalagi perubahan dunia yang begitu cepat seperti saat ini. Bahkan terkadang perlu mengabaikan teori dan lebih menggunakan nurani. Apakah ilmu bisnis tidak penting? Tentu penting apabila kita bisa memadukan dengan praktek di lapangan. Ilmu bisnis tidak akan mengubah kinerja, praktek atas ilmu di lapanganlah yang bisa melejitkan kinerja.
Sekarang, apabila saya jalan-jalan bukan hanya sekedar jalan-jalan tetapi agar bisnis kami tetap berjalan. Sekarang, apabila ada orang memberi komentar atau analisa tentang bisnis tetapi dia tidak punya bisnis, saya mesam-mesem. Teringat masa lalu, yang memberi komentar berdasarkan teori tanpa memahami apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Saya punya kesimpulan penting untuk hal ini: Mengalami itu Penting.
Begitu pula dalam proses belajar mengajar. Apabila kita hanya menonton video, membaca buku dan mendapat cerita dari peserta yang sudah ikut belajar tentu rasanya akan berbeda dengan kita ikut di kelasnya. Ada kejadian, pengalaman, proses yang mempengaruhi pikiran dan emosi apabila kita ikut terlibat di dalam kelas. Guru saya mengatakan “ilmu itu ada berkahnya, dan berkahnya itu apabila kita ikut aktif hadir dalam suasana pembelajaran secara langsung.” Dan lagi-lagi Mengalami itu Penting.
Pengalaman praktek di lapangan itu lebih kuat pengaruhnya dibandingkan teori terhebat yang kita pelajari. Mengalami itu penting, sebab di dalamnya ada rasa, pengalaman, emosi, indra yang ikut terlibat. Pengalaman sendiri lebih mudah masuk ke dalam hati dan lebih kuat memberi pengaruh kepada diri sendiri dan orang lain.
Nah, hal apakah yang ingin Anda alami sendiri? Anda ingin terjun langsung dalam hal apa? Saya menunggu cerita Anda.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer