Mencintai itu…

Share this

HAN2013dlmSetelah kemarin mengamati time line di twitter, saya baru tahu tanggal 23 Juli adalah Hari Anak Nasional. Saya kemudian sempatkan ikut membuat kultwit di twiter dengan tagar #HariAnakNasional. Benarkah kita telah mencintai anak kita? Apa sebenarnya makna mencintai?

Menurut saya, mencintai itu ditandai beberapa hal. Pertama, kita mampu membantu anak menemukan potensi dan kekuatan dirinya. Setiap anak pasti punya kelebihan dan kekuatan masing-masing. Jangan “paksa” anak belajar banyak keterampilan padahal boleh jadi itu tidak sesuai potensinya.

Anak-anak yang tumbuh dan besar tanpa mengetahui potensinya membuat mereka minder dan tersiksa. Oleh karena itulah orang tua harus mengerahkan kemampuanmya dengan sungguh-sungguh menemukan kekuatan dan potensi anak.

Melibatkan orang yang expert di bidangnya akan sangat membantu menemukan “berlian atau harta karun terbesar” di dalam diri anak. Setelah potensinya ditemukan, asahlah agar otot, pikiran dan hatinya semakin menyatu menjadi satu kemahiran.

Kedua, membantu menemukan apa yang mampu diraihnya. Dengan potensi sang anak, kita bisa mengarahkan apa yang mampu diraihnya. Setiap anak punya bakat dan potensi yang berbeda. Apa yang bisa mereka raih juga berbeda. Memaksa anak menjalankan profesi sesuai keinginan orang tuanya bukan sesuai potensinya adalah bentuk penyiksaan orang tua kepada anaknya.

Biarkanlah anak-anak meraih mimpinya. Selama itu menjadikan mereka bisa SuksesMulia yang selalu bertumbuh, memberi manfaat kepada masyarakat dan menyelamatkan mereka di akhirat, izinkanlah. Menurut saya “wajib” hukumnya bagi orang tua membantu anak menemukan mimpinya dan meyakinkan mereka mampu meraihnya.

Ketiga, tumbuh bersama anak. Setiap anak punya tahapan yang berbeda. Saat anak-anak ia perlu banyak mendapat cerita, nasihat, pelukan, perhatian dan pondasi ilmu agama yang kuat langsung dari orang tanya. Saat remaja, ia perlu banyak didengarkan sebelum kita memberi nasihat, telinga harus lebih banyak difungsikan daripada mulut.

Baca Juga  Penyelamatmu

Saat anak sudah memasuki usia dewasa, mereka adalah partner dan teman diskusi. Ajaklah mereka diskusi, dimintai pendapat untuk hal-hal yang perlu. Ajak mereka lebih sering bertemu dengan orang baik dan mendorong mereka aktif di lingkungan atau komunitas yang baik.

Tanpa melakukan ketiga hal di atas, apakah layak menyebut diri kita sebagai orang tua yang mencintai anak?

Salam SuksesMulia!

Ingin ngobrol dengan saya? Follow saya di twitter: @jamilazzaini

Keterangan gambar:
Mesin pencari paling populer google  ikut merayakan peringatan Hari Anak Nasional 2013 dengan membuat desain dekoratif logo unik (google doodle) kemarin, 23 Juli 2013.

15 comments On Mencintai itu…

  • Setoedjoe abis mbah…

  • Bagus kek, mantaf lg belajar nulis blog ne kek mohon doanya ya kek

  • IHSAN NAUFAL M

    Subahanallah jadi iri sm om jamil,hehe. buku ONnya sudah selesai dan sekarang aku minta bapak ibu baca jg.semoga ayah dan ibuku juga aku nantinya bs jadi bapak yg baik seperti om jamil ini,semoga visi untuk memeluk Nabi Muhammad tercapai ya om,hehe

  • Matur nuwun Pak Jamil atas tutur pinuturnya…… ini yang sangat saya butuhkan masukan seperti ini, karena anak merupakan Amanah yg sangat berharga dari Allah SWT.
    Peluk…..

  • Terkadang seorang ayah sibuk dg pekerjaannya, jd sedikit sekali bersama anaknya. Yaa Allah, andai saja semua orang tua seperti babeh Jamil Azzaini, pasti banyak anak di negeri ini (calon pemimpin masa depan) bisa menemukan+mengembangkan bakatnya serta meraih cita2 sampai bisa SuksesMulia dan menjadi pemimpin yg amanah. Syukron beh atas cerita, nasihat, pelukan dan ilmu nya selama ini. Semoga Allah selalu melindungi kita dan kita pun bisa memeluk Rasulullah Muhammad SAW,Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin

  • Praktekin aha nuhun Ilmunya Kek…

  • #Coretan Hati di Hari Anak.

    Anak adalah masterpiece dan karya maestro dari Tuhan dengan segenap istalasi potensi dan keunikan didalam dirinya. Dan Ketahuilah Bahwa Tuhan dengan segenap kekuasaannya, tidak pernah sama sekali menciptakan produk gagal dipentas pasar dunia.

    Namun mengapa banyak anak gagal dan tidak jadi siapa-siapa? Semua itu merupakan indikator dari lemahnya Discovery Ability, alias kesanggupan daya jelajah orang tua maupun guru untuk membantu menemukan harta qarun yang telah terinstal dari Tuhannya.

    So, Kepada para guru dan orang tua, terus berbenah yuk..! Tingkatkan kemampuan Discovery Ability kita. Kalau saja ada orang yang berani menjelajah dengan mempersandingkan High risk low impact, mengapa kita tidak bersedia menjelajah diarea Low risk high impact untuk anak kita sendiri.

    Guru dan orang tua hebat adalah mereka yang memilikidaya jelajah yg hebat hingga bisa menemukan potensi tersebunyi anak sekecil debu sekalipun. Jika ini mampu terlakukan, saya yakin kita telah berada on track yang tepat. Mencipta anak high impact yang kelak menggetarkan dunia. Semoga adanya. Aminn… Salam SuksesMulia

  • Kalau orangtua saya cuman bisa kasih dukungan aja.. Rasanya untuk bisa nemuin kemampuan dan keterampilan pun saya harus berusaha sendiri..

    Mudah2n kelak ketika saya menjadi orangtua,, saya bisa melakukan ketiga hal itu untuk bakal calon anak saya deh.. ^_^

    Salam Sukses Mulia.

  • Nasehat penuh CINTA….

  • subhanallah…alhamdulillah…
    terimakasih wejangannya Pak Jamil…
    mohon doannya agar anak anak bisa menemukan potensi dan kekuatan dirinya sehingga bisa lebih SuksesMulia…
    salampeluk dari sumenep…

  • Terimakasih Kek Jamil nasehatnya…
    dan Salam Kenal ya Kek Jamil…
    Alhamdulillah, memberikan inspirasi saya untuk belajar menjadi orangtua yang lebih baik lagi mencintai amanah Alloh…
    Mohon do’anya..

    Ijin Share ya Kek Jamil,,,

  • Setuju banget kek,
    semoga suatu saat nanti kita di pertemukan Allah dalam suatu forum

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
7 * 5 = ?
Reload

Site Footer