Memperbaiki Habit Untuk Memperbaiki Nasib

Share this

Nasib orang tidak ada yang tahu, namun nasib orang bisa diprediksi. Dari berbagai buku Habit yang saya kaji seperti buku The Power Habit (Charles Duhigg), Atomic Habits (James Clear), Habits (Felix Y Siauw), Mini Habit (Stephen Guise) dapat disimpulkan bahwa nasib itu dipengaruhi oleh habit (kebiasaan) dan habit itu dipengaruhi oleh mindset (cara berpikir).

Jadi, cara mudah memperidiksi nasib seseorang dimasa yang akan datang bisa dilihat dari  mindset dan habit yang dimiliki oleh orang tersebut saat ini. Orang yang memiliki growth mindset dengan kata lain mau dan yakin mampu terus bertumbuh berpeluang besar sukses di kehidupan berikutnya. Sebab, orang tidaklah bersifat statis atau fixed, baik dari sisi potensi, bakat, kecerdasan dan kompetensi (Dweck, 2016). Riset Carol Dweck menyimpulkan bahwa orang-orang yang bernasib jauh lebih baik dibandingkan yang lain karena mereka memiliki growth mindset.

Seseorang yang memiliki growth mindset dilengkapi dengan growth habit tentulah bisa kita pastikan (atas izin Allah swt), akan semakin sukses dikemudian hari, nasibnya terus bertumbuh seirama dengan tumbuhnya mindset dan habit yang menyertainya.  Pada tulisan kali ini, saya fokus bagaimana seseorang bisa menciptakan habit.

Ternyata, setelah mendalami para ahli habit yang saya sebutkan di atas, untuk menciptakan habit seseorang tidaklah sulit. Saya coba memformulasikan resepnya dengan merujuk pendapat empat pakar Habit: Charles Duhig, James Clear, Felix Y Siauw dan Stephen Guies).  Membentuk Habit itu bisa dilakukan dengan tiga cara. 

Pertama, mulailah dari yang mudah (easy). Saat kita ingin memiliki kebiasaan tertentu, pastikan memulai dari yang mudah. Misalnya, Apabila Anda ingin rajin berolah raga, mulailah dari senam yang sederhana bukan dengan olah raga yang berat dan menghabiskan banyak waktu.  Saat ini, saya sudah punya kebiasaan olah raga 30 menit setiap hari, dan kebiasaan ini saya awali dengan membiasakan diri melakukan senam yang sangat mudah, namanya  swaiso (menggerakan tangan ke depan dan ke belakang selama 5 menit) setiap pagi.  

Baca Juga  Menciptakan Habit Baru dengan SRUP

Perlu Anda tahu, setelah saya membiasakan diri olah raga, banyak kebiasaan lain yang akhirnya menjadi kebiasaan baru bagi saya. Saya mulai menjaga makanan sehat yang masuk ke dalam tubuh saya. Saya mulai membiasakan diri menyediakan waktu untuk berzikir. Saya mulai rajin memeriksakan kesehatan saya, dan lahir juga banyak kebiasaan baik lainnya.

Mulailah melakukan kebiasaan baik dari yang paling mudah, karena ternyata hal itu mengundang banyak kebiasaan baik lainnya. Coba lakukan kebiasaan baik yang baru dan mudah selama 40 hari. Setelah 40 hari, lihatlah akan banyak berbagai keajaiban yang akan datang menghampiri Anda. Gak percaya? Coba dulu dong.

Kedua, siapkanlah pemicu (trigger). Otak manusia bekerja sangat aktif saat ada pemicunya. Misalnya, apabila Anda ingin membiasakan olah raga maka pastikan Anda menyiapkan sepatu olah raga di tempat yang mudah terlihat oleh Anda.  Begitu pula saat Anda ingin membiasakan minum air mineral, maka pastikan Anda menyiapkan air mineral di tempat yang mudah terlihat atau terjangkau.

Sesuatu yang mudah terlihat, mudah dijangkau, mudah digunakan akan memicu otak bekerja memerintahkan anggota badan tubuh yang lain untuk melakukan tugasnya. Apa kebiasaan baik yang akan Anda lakukan? Apa pemicu yang akan Anda siapkan?

Ketiga, lakukan kebiasaan sedikit demi sedikit (keystone). Apabila Anda ingin punya kebiasaan baik, saran saya mulai dengan kebiasaan mudah dan sedikit saja. Jangan buat rencana aksi yang terlalu banyak, cukup paling banyak tiga kebiasaan baik yang baru. Apabila tiga yang Anda lakukan sudah menjadi kebiasaan (habit) maka tambah tiga kebaikan lagi yang baru. Akumulasi kebiasaan baik yang semakin banyak akan sangat menentukan baiknya nasib kita dikemudian hari.

Baca Juga  Obat Lelah Tidak Selalu Istirahat

Jadi, tentukan nasib Anda di masa depan dengan cara mulai membiasakan sesuatu yang mudah, dalam jumlah maximal tiga kebaikan, disertai pemicu yang tepat. Lakukan secara disiplin. Apabila pembiasaan yang Anda lakukan sudah menjadi kebiasaan baru, maka lahirkan kebiasaan baru lagi, begitu seterusnya tiada henti sampai kita mati. Proses pembiasaan yang disiplin dan terus menerus akan menjadikan nasib kita jauh lebih baik dibandingkan banyak orang. Insha Allah, Wallahu’alam.

Salam SuksesMulia
Bogor, 01 Maret 2021

Jamil Azzaini
Inspirator SuksesMulia

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Site Footer