Dampak perang dagang Amerika – China belum usai, perang minyak antara Arab Saudi – Rusia belum kelar, muncul virus Corona (Covid – 19). Wujud virus ini sangat kecil tetapi dampaknya sangat besar. Penduduk dunia dibuat gusar, korban pun sudah berjatuhan.
Melihat penyebarannya yang sangat cepat beberapa negara mengambil kebijakan lockdown, sekolah dan kampus diliburkan, para karyawan boleh bekerja dari rumah. Termasuk di perusahaan yang saya pimpin, saya meminta para karyawan untuk bekerja di rumah dan mengaktifkan koordinasi secara online.
Makhluk hidup yang nyaris tidak terlihat, covid – 19, telah mengubah kebiasaan, perilaku dan interaksi antar sesama manusia. Kemampuan seorang pemimpin sangat dibutuhkan dalam kondisi seperti ini. Apa saja yang perlu dilakukan seorang pemimpin.
Pertama, Leading from the front. Pemimpin wajib tampil di depan, mengambil keputusan yang tepat dan tegas, tidak plin plan, esuk dele sore tempe. Tentu sebagian besar kita paham bahwa pemimpin itu harus berada di depan bila: (1) ada masalah (krisis), (2) ada hal yang sangat penting, (3) ada terobosan atau hal yang baru.
Dalam tiga kondisi ini, pemimpin wajib di depan, tidak boleh mendelegasikan apalagi melempar tanggung jawab.
Kedua, Focus on the Core Purpose. Bersyukurlah bagi perusahaan atau institusi yang selama ini menanamkan visi dan value. Bekerja bukan hanya bekerja tetapi dalam rangka menjalankan misi di semesta. Kita semua ibarat “super hero” dalam film Avengers, masing-masing punya kesaktian untuk menuntaskan misi di bumi.
John Kotter (Harvard) juga menegaskan, perusahaan yang memiliki value bersama, akan diselamatkan oleh orang-orang di dalamnya. Dimana orang-orang yang bekerja di dalamnya bukan hanya mengejar bayaran tetapi juga menyadari peran pentingnya, ingin meninggalkan legacy sekaligus menganggap bahwa bekerja adalah aktivitas spiritual. Paradigmanya jelas: “Kita adalah manusia spiritual yang sedang melakukan perjalanan profesional.”
Perlu membuat program kerja yang fokus dan terukur dalam rangka menyelamatkan perusahaan sebagai kapal besar yang membawa kita mewujudkan visi dengan value yang kita yakini. Monitoring program dengan ketat agar semua penumpang selamat.
Ketiga, be creative. Dalam kondisi kepepet, ide biasanya muncul. Gunakan situasi krisis ini untuk mengajak tim berpikir berbagai alternatif solusi yang bisa kita tawarkan kepada masyarakat. Rumus utamanya: “tawarkan solusi maka uang akan datang tiada henti. Tawarkan manfaat maka dana akan mendekat.” Pahami bahwa perilaku pelanggan boleh jadi berubah dan memerlukan layanan yang baru. Bahkan boleh jadi, berbeda 180 derajat dari sebelumnya.
Keempat, have resiliency. Pupuk daya tahan dan daya juang tim. Sesungguhnya kita kuat karena tempaan. Orang-orang hebat muncul karena tahan menghadapi berbagai cobaan. Tim sejati biasanya diuji oleh krisis, cobaan, perbedaan, tekanan dan hal-hal yang tidak nyaman.
Saatnya melakukan efisiensi, penghematan super ketat, mengurangi berbagai fasilitas yang selama ini berlebih, menjadi lebih bersahaja.
Kelima, Tell the Story. Seorang pemimpin wajib berkomunikasi dengan tepat dan memastikan bahwa semua elemen memahami apa yang ia inginkan. Komunikasi yang transparan, terbuka dan akurat akan menambah kepercayaan orang-orang yang dipimpin dan menguatkan pengaruh sang pemimpin. Saat pengaruh meluas dan menguat, komunikasi sang pemimpin menjadi lebih efektif.
Semoga para pemimpin menjalankan perannya sehingga orang-orang yang dipimpinnya tetap tenang, positif, produktif dan kontributif menghadapi dahsyatnya serangan Covid-19.
Salam SuksesMulia
Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer
Founder Kampoong Hening
1 comments On Memimpin di Era Pandemi Covid-19
Like