Wajah yang cantik tanpa bedak dan kosmetik akan tetap terlihat cantik. Reputasi sejati yang Anda miliki tanpa optimasi dan promosi tetap akan muncul ke permukaan. Sebaliknya, reputasi yang tidak terbukti namun gencar dipromosikan dan dioptimasi akan merusak citra seseorang dalam jangka panjang.
Saya sering prihatin apabila ada orang yang ingin mengangkat reputasi dirinya dengan cara yang kurang elegan. Misalnya, ia menulis daftar 10 trainer/writer/profesi terbaik di bidangnya. Dari nomor 1 hingga 9 ditulis nama seseorang yang memang sudah terbukti reputasinya di bidang yang ia tekuni, sementara nomor 10 ditulis nama dirinya. Seolah-olah ia memang diperingkat 10, padahal itu adalah pengakuan dirinya sendiri.
Reputasi itu adalah pengakuan orang lain bukan pengakuan pribadi. Dan membangun reputasi itu memerlukan waktu dan bukti. Jim Collins mengatakan, “Reputasi adalah irisan antara apa yang Anda minati, di bidang apa Anda menjadi yang terbaik dan bidang yang Anda tekuni itu menghasilkan.”
Segera temukan, apa-apa saja yang Anda minati? Silakan dirinci dan ditulis….
Setelah itu, temukan bidang-bidang apa saja yang Anda selalu menjadi yang terbaik atau berpeluang menjadi yang terbaik. Silakan dirinci dan ditulis….
Jangan lupa Anda lihat, mana diantara kedua hal tersebut di atas yang menghasilkan atau berprospek menghasilkan. Silakan ditulis…
Apabila sudah ditulis dan Anda yakin, bidang itulah yang seyogyanya Anda tekuni. Bangun reputasi Anda di bidang tersebut. Asah dan terus tingkatkan kemampuan Anda di bidang yang Anda tekuni tersebut. Konsistensi dan kesabaran dalam jangka waktu tertentu yang akan membuat Anda diakui memiliki reputasi.
Reputasi yang disertai bukti akan menentramkan hati. Sementara reputasi karena kecanggihan promosi dan ilmu optimasi menyiksa diri. Pilih mana?
Salam SuksesMulia!
Ingin ngobrol dengan saya? FOLLOW saya di twitter: @jamilazzaini. Atau, LIKE saya di facebook