Melatih Diri Untuk Tidak Curang

Share this

Perbuatan curang itu bukan hanya merusak diri sendiri tetapi juga merusak orang lain. Apabila yang curang pimpinan perusahaan maka yang rugi bukan hanya sang pemimpin tetapi juga perusahaan yang ia pimpin. Begitu pula apabila yang curang adalah pejabat negara maka yang rugi bukan hanya sang pejabat tetapi juga tatanan kehidupan bernegara bisa rusak dan muncul kecurigaan antar warga. Curang itu daya rusaknya sangat luar biasa.

Bagaimana agar kita tidak terbiasa dengan perilaku curang? Kita perlu disiplin melatih diri dan sabar dengan godaan. Saya menekankan kata sabar, karena saat curang sudah terbiasa maka yang tidak curang dianggap aneh. Orang yang tidak mau ikut curang, perlu sabar dari cemoohan orang-orang yang curang.

Contohnya, beberapa tahun yang lalu, anak saya “numpang” ujian nasional di salah satu SMA, anak saya ditawari jawaban soal oleh sang pengawas ujian (ini tentu perbuatan curang). Anak saya menolak dengan halus tawaran sang pengawas. Sang pengawas bukannya bangga dengan anak muda yang menjaga integritas atau tidak mau melakukan kecurangan tetapi justeru sang pengawas memarahi anak saya. Perlu kesabaran menghadapi mental “oknum” pengawas yang seperti ini.

Kita tidak boleh hanya mengutuk kecurangan, kita pun perlu berlatih agar tidak ikut menjadi pelaku kecurangan. Ada cara sederhana yang bisa kita lakukan untuk melatih diri agar tidak ikut curang. Tiga tips yang saya latihkan kepada diri sendiri dan banyak orang berikut ini, terbukti berhasil, bisa Anda coba.

Pertama, miliki mindset bahwa curang itu merusak dan merugikan. Berbagai riset sudah mengungkapkan bahwa, perilaku curang itu merusak neuron di dalam otak, membuat sang pelaku stres dan jauh dari kebahagiaan, serta menurunkan kepercayaan diri sang pelaku. Boleh jadi hartanya berlimpah, jabatannya tinggi namun hidupnya gelisah dan hatinya gundah gulana tiada henti. Belum lagi, kepercayaan orang lain menurun kepada pelaku kecurangan. Apabila ia seorang pemimpin maka pengaruhnya akan semakin melorot dan dukungan dari orang yang dipimpin semakin melemah.

Baca Juga  Virus Informasi

Kedua, menjaga komitmen. Buatlah komitmen untuk sesuatu yang yang bisa dikerjakan namun menantang. Misalnya, apabila selama ini Anda jarang bangun tidur jam 04.00 pagi. Berkomitmenlah untuk bangun jam 04.00 pagi. Nah, saat Anda berhasil melakukannya, tulislah perasaan yang Anda rasakan dan kenikmatan yang Anda dapatkan. Lakukan bangun tidur jam 04.00 secara terus menerus hingga menjadi kebiasaan. Saat satu komitmen sudah berhasil, buat komitmen lain yang bisa membuat Anda semakin bertumbuh lebih baik.

Ketiga, perluas komitmen. Saat Anda sudah terlatih dengan komitmen diri, perluas komitmen untuk orang lain. Contoh sederhana, Anda bisa berkomitmen “mulai besok saya akan berkata I Love You sembari memeluk pasangan hidup saya sebelum berangkat ke kantor.” Nah, lakukan komitmen itu hingga menjadi kebiasaan. Rasakanlah sensasi dan kenikmatannya.

Saat satu komitmen sudah berhasil menjadi kebiasaan, segera buat komitmen baru yang menurut Anda mengasyikkan dan menantang.

Biasakanlah hal ini di kantor, di rumah dan kehidupan Anda, insya Allah saat Anda terbiasa dengan ketiga hal tersebut di atas, Anda akan sangat tidak nyaman saat berbuat curang, baik curang pada diri sendiri maupun orang lain. Mau? Cobalah.

Salam SuksesMulia

Jamil Azzaini
CEO Kubik Leadership
Founder Akademi Trainer

Leave a reply:

Your email address will not be published.

Captcha
5 + 2 = ?
Reload

Site Footer